JAKARTA - Transformasi energi bersih kini semakin dekat dengan kehidupan masyarakat desa. Pertamina terus membuktikan komitmennya terhadap pengembangan ekonomi berkelanjutan lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menghadirkan Desa Energi Berdikari (DEB) di Desa Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Desa ini menjadi bukti nyata bahwa pemanfaatan energi hijau dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui pendekatan kolaboratif, Pertamina mengintegrasikan pertanian modern, energi terbarukan, dan peningkatan keterampilan warga dalam satu ekosistem produktif yang ramah lingkungan.
Kolaborasi Energi Bersih dan Pertanian Modern di Desa Lebak Gede
Desa Energi Berdikari Lebak Gede diinisiasi sebagai Kampung Iklim binaan Pertamina yang memadukan ketahanan pangan dengan transisi energi hijau. Konsepnya sederhana namun berdampak besar: membangun pertanian berkelanjutan dengan dukungan teknologi energi bersih.
Dukungan tersebut diwujudkan melalui pembangunan greenhouse modern, pelatihan urban farming hidroponik, dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 4,4 kWh. Semua fasilitas ini diharapkan dapat memperkuat daya saing warga desa sekaligus memperkenalkan gaya hidup ramah lingkungan.
Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita, menjelaskan bahwa program DEB adalah bentuk nyata sinergi antara perusahaan dan masyarakat. Menurutnya, Desa Energi Berdikari menjadi wadah bagi warga untuk mengembangkan ekonomi lokal sekaligus memperkuat ketahanan energi di wilayahnya.
“Melalui program rumah hidroponik ini diharapkan dapat membantu ketahanan ekonomi dan pangan masyarakat di lingkungan sekitar Desa Lebak Gede,” ujar Arya dalam kegiatan Management Walkthrough di Banten.
Arya menambahkan bahwa DEB merupakan model pembangunan komunitas berkelanjutan yang bisa direplikasi di daerah lain. Pertamina berkomitmen agar setiap desa binaan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk beralih menuju energi hijau tanpa meninggalkan nilai-nilai ekonomi lokal.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Pemberdayaan Kelompok Tani
Salah satu keberhasilan terbesar program DEB terlihat dari semangat warga yang terlibat aktif dalam kegiatan urban farming. Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Wahid Sapa, Ani Suparman, mengungkapkan bahwa kehadiran greenhouse di desanya telah memberikan perubahan besar dalam pola pikir dan produktivitas masyarakat.
“Tanaman tumbuh lebih sehat karena berada di lingkungan tertutup namun tetap mendapat sinar matahari. Para ibu juga semakin bersemangat setelah mendapat pelatihan urban farming hidroponik dari Pertamina,” ujar Ani penuh semangat.
Menurut Ani, kegiatan bercocok tanam kini bukan hanya menjadi aktivitas rumah tangga, tetapi juga sumber tambahan penghasilan bagi keluarga. Hasil panen hidroponik dapat dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar sekitar, sehingga memberikan manfaat ekonomi nyata.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pertamina. Kini kami bisa menambah pengetahuan dan beraktivitas produktif dengan cara bercocok tanam hidroponik,” tambahnya.
Sejauh ini, sekitar 30 anggota KWT Wahid Sapa berhasil memanen berbagai jenis tanaman seperti kangkung, pakcoy, caisim, dan selada. Total hasil panen yang dicapai mencapai 341,7 kilogram, menjadi bukti nyata produktivitas pertanian hidroponik di desa tersebut.
Generasi Muda Jadi Penggerak Energi Bersih Desa
Program DEB tidak hanya menyasar pemberdayaan ekonomi warga, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk terlibat dalam pengelolaan energi terbarukan. Salah satu penerima manfaat, Aditya Fernando, dipercaya untuk mengelola PLTS di Desa Lebak Gede.
Aditya merasa bangga dapat berkontribusi langsung dalam mendorong penggunaan energi bersih di lingkungannya. Ia mengakui, PLTS berkapasitas 4,4 kWh yang dibangun Pertamina terbukti efisien dan bermanfaat besar bagi masyarakat sekitar.
“Saya berterima kasih atas dukungan Pertamina. PLTS yang terpasang ini sangat bermanfaat bagi kami dan terbukti efisien,” ujar Aditya.
Ia menambahkan bahwa kehadiran fasilitas ini menjadi langkah awal menuju kemandirian energi desa. “Saya berharap semakin banyak masyarakat yang beralih ke energi ramah lingkungan. Alhamdulillah, saya juga mendapatkan sertifikasi junior operator pengoperasian PLTS dari Pertamina dan Kementerian ESDM, sehingga saya bisa merawat dan mengelola PLTS tersebut secara berkelanjutan,” jelasnya.
Keterlibatan pemuda dalam pengelolaan energi ini menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan program. Pertamina berupaya memastikan bahwa setiap penerima manfaat tidak hanya menikmati hasil program, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengelolanya secara mandiri di masa depan.
Komitmen Pertamina terhadap SDGs dan Transisi Energi Nasional
Program Desa Energi Berdikari Lebak Gede merupakan bagian dari inisiatif PT Pertamina Energy Terminal (PET) yang berada di bawah Subholding Integrated Marine Logistics (IML). Melalui program ini, Pertamina berusaha mempercepat realisasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) serta SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Pertamina memandang keberlanjutan lingkungan sebagai fondasi penting untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan energi hijau, perusahaan ingin menumbuhkan kesadaran bahwa transisi energi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau industri besar, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina terus memimpin upaya menuju Net Zero Emission 2060. Seluruh kegiatan bisnisnya kini diarahkan agar sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi pedoman global dalam pembangunan berkelanjutan.
Melalui berbagai program TJSL, Pertamina berupaya menciptakan dampak sosial yang positif bagi masyarakat. Tidak hanya menghadirkan infrastruktur energi hijau, tetapi juga memberikan pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan agar masyarakat mampu memanfaatkan energi secara cerdas dan produktif.
Desa Energi Berdikari Jadi Model Inspiratif untuk Indonesia
Keberhasilan Desa Lebak Gede menjadi salah satu contoh bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tingkat komunitas. Ketika energi bersih dikombinasikan dengan semangat gotong royong dan inovasi lokal, hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pertamina berharap program ini dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia. Dengan semakin banyaknya desa yang mandiri energi, ketahanan ekonomi dan lingkungan akan semakin kuat.
Desa Energi Berdikari bukan hanya simbol inovasi energi, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi masyarakat desa. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat berjalan seiring antara teknologi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.