JAKARTA - Tanpa disadari, beberapa makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari dapat menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah terbentuknya zat kimia bernama akrilamida selama proses memasak dengan suhu tinggi.
Kanker menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh sering kali dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, pola makan berlebih, serta paparan zat berbahaya dari makanan olahan.
Beragam penelitian menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu bisa meningkatkan risiko kanker karena mengandung akrilamida dalam kadar tinggi. Untuk itu, penting memahami apa itu akrilamida, bagaimana terbentuknya, dan makanan apa saja yang sebaiknya dihindari.
Mengenal Akrilamida, Zat Kimia yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker
Akrilamida merupakan zat kimia yang dapat terbentuk ketika makanan dimasak menggunakan suhu tinggi seperti menggoreng, membakar, atau memanggang. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), zat ini paling sering muncul pada bahan makanan nabati yang kaya pati.
Proses pemasakan di atas suhu 120°C menyebabkan reaksi antara gula alami dan asam amino yang menciptakan akrilamida. Zat ini diklasifikasikan sebagai karsinogen potensial karena dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jumlah besar secara terus-menerus.
Meskipun penelitian mengenai efek jangka panjangnya pada manusia masih terus dilakukan, banyak lembaga kesehatan dunia merekomendasikan pembatasan konsumsi makanan tinggi akrilamida. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan cara memilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus.
1. Gorengan: Sumber Akrilamida Tertinggi dalam Hidangan Populer
Gorengan menjadi camilan favorit banyak orang, namun di balik rasanya yang gurih terdapat bahaya tersembunyi bagi tubuh. Keripik kentang, kentang goreng, dan berbagai makanan ringan yang digoreng adalah penyumbang akrilamida terbesar dalam pola makan harian.
Zat kimia ini terbentuk saat gula alami pada kentang bereaksi dengan asam amino selama proses penggorengan bersuhu tinggi. Semakin lama digoreng dan semakin gelap warnanya, semakin tinggi pula kadar akrilamidanya.
Kadar akrilamida pada keripik kentang dapat mencapai 300–2000 µg/kg, sementara pada kentang goreng berkisar antara 200–700 µg/kg. Untuk menurunkan risikonya, sebaiknya hindari menggoreng terlalu lama atau gunakan teknologi seperti air fryer dengan pengaturan suhu yang lebih stabil.
Mengganti cara masak dari menggoreng menjadi merebus atau memanggang dengan suhu rendah dapat mengurangi kadar akrilamida secara signifikan. Langkah sederhana ini mampu menjaga cita rasa tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
2. Biskuit dan Kue Kering Kemasan: Mengandung Gula, Pengawet, dan Zat Kimia
Produk biskuit dan kue kering kemasan juga termasuk makanan yang berpotensi mengandung akrilamida tinggi. Proses pemanggangan dengan suhu tinggi, ditambah penggunaan bahan tambahan seperti gula rafinasi dan pengawet, membuat kadar zat ini meningkat drastis.
Penelitian menunjukkan bahwa kadar akrilamida dalam biskuit bisa mencapai 160–1000 µg/kg, tergantung bahan baku dan cara pemanggangannya. Semakin lama dipanggang hingga berwarna cokelat tua, semakin tinggi pula akrilamida yang terbentuk.
Untuk menghindarinya, disarankan membuat biskuit sendiri di rumah menggunakan tepung gandum utuh dan pemanis alami. Selain lebih sehat, rasa biskuit buatan sendiri pun dapat disesuaikan tanpa tambahan bahan kimia berlebih.
Mengurangi konsumsi makanan kemasan seperti kue kering juga dapat menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis lainnya. Pilihan camilan sehat seperti buah segar atau kacang panggang bisa menjadi alternatif yang lebih aman.
3. Roti Panggang dan Roti Kecokelatan: Warna Gelap Tanda Bahaya
Roti panggang menjadi menu sarapan favorit banyak orang karena praktis dan mengenyangkan. Namun, proses pemanggangan yang membuat permukaannya kecokelatan ternyata berpotensi meningkatkan kadar akrilamida.
Semakin gelap warna roti, semakin besar kemungkinan roti tersebut mengandung akrilamida tinggi akibat pemanasan berlebih. Roti panggang dengan kadar cokelat tua biasanya memiliki kandungan 50–500 µg/kg.
Untuk menguranginya, pilih roti yang dipanggang ringan dengan warna keemasan lembut, bukan cokelat gelap. Gunakan roti gandum utuh atau multigrain yang lebih kaya serat dan nutrisi, sekaligus lebih aman bagi kesehatan.
Kebiasaan memanggang roti terlalu lama sebaiknya dihindari agar kandungan zat berbahaya tidak meningkat. Dengan pengaturan suhu yang tepat, kamu masih bisa menikmati roti hangat yang sehat tanpa khawatir risiko kanker.
4. Kopi: Nikmat Diseduh, Tapi Bisa Mengandung Akrilamida
Kopi merupakan minuman yang banyak dikonsumsi untuk meningkatkan energi dan konsentrasi. Namun, zat akrilamida ternyata juga terbentuk selama proses pemanggangan biji kopi, terutama pada tahap awal.
Kopi sangrai ringan hingga sedang diketahui memiliki kadar akrilamida lebih rendah dibanding jenis sangrai gelap. Kandungan akrilamida pada kopi seduh berkisar antara 5–20 µg/L, sementara kopi instan mencapai 100–400 µg/kg dalam bentuk bubuk.
Untuk meminimalkan risikonya, pilih kopi dengan tingkat pemanggangan sedang dan konsumsi dalam batas wajar. Mengurangi tambahan gula dan krimer juga dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Selain itu, usahakan tidak meminum kopi secara berlebihan agar tidak mengganggu metabolisme dan kualitas tidur. Menikmati satu hingga dua cangkir per hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaat tanpa efek samping berlebih.
5. Sereal Sarapan Kemasan: Praktis Tapi Sarat Risiko Karsinogen
Sereal kemasan sering dianggap sebagai menu sarapan cepat dan sehat, padahal tidak selalu demikian. Banyak produk sereal seperti corn flakes atau wheat crisp mengalami proses pemanggangan pada suhu tinggi yang dapat membentuk akrilamida.
Sereal yang berwarna kecokelatan dan mengandung gula tinggi biasanya memiliki kadar akrilamida paling besar. Kadar tersebut bisa mencapai 150–1200 µg/kg tergantung jenis dan merek produknya.
Sebagai alternatif, pilih biji-bijian yang dimasak secara tradisional seperti oatmeal, poha, atau daliya. Cara memasak dengan air atau susu pada suhu sedang mampu menjaga kandungan gizi tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.
Selain lebih rendah risiko, biji-bijian utuh juga memberikan energi bertahan lama dan kaya serat. Dengan sedikit kreativitas, kamu bisa menciptakan sarapan sehat yang lezat sekaligus melindungi tubuh dari ancaman kanker.
Langkah Bijak Mengurangi Risiko Paparan Akrilamida
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, terutama ketika menyangkut penyakit serius seperti kanker. Mengubah cara memasak dan memilih bahan makanan yang tepat dapat menjadi langkah sederhana namun sangat efektif.
Hindari memasak terlalu lama hingga makanan berubah warna menjadi kecokelatan atau gosong. Gunakan metode seperti mengukus, merebus, atau memanggang dengan suhu terkontrol agar pembentukan akrilamida bisa diminimalkan.
Selain itu, konsumsi lebih banyak sayur, buah, dan makanan segar yang tidak melalui proses pemasakan ekstrem. Pola makan alami dengan bahan organik juga membantu menurunkan paparan bahan kimia dalam tubuh.
Dengan kesadaran dan kebiasaan sehat sejak dini, risiko kanker akibat akrilamida dapat ditekan secara signifikan. Kesehatan tubuh tidak hanya bergantung pada apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana cara mengolahnya setiap hari.