JAKARTA - Transportasi hasil pertanian dan barang dagangan segera memiliki moda baru yang lebih ramah dan efisien. PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah menyiapkan layanan khusus berupa kereta modifikasi yang dirancang untuk mempermudah mobilitas petani maupun pedagang. Kehadiran kereta ini diharapkan menjadi solusi nyata untuk distribusi hasil panen dan barang dagangan dengan cara lebih cepat, aman, sekaligus murah.
Tahap Uji Coba dan Desain Khusus
KAI menjelaskan bahwa rangkaian kereta khusus tersebut merupakan hasil modifikasi dari kereta kelas bisnis dan ekonomi. Setelah melalui perancangan sejak Mei 2024, sarana ini kini memasuki tahap pengujian. Uji statis berlangsung pada 14–15 Agustus 2025 di UPT Balai Yasa Surabaya Gubeng. Selanjutnya, uji dinamis dilakukan pada 15 Agustus 2025 dengan rute Surabaya Gubeng–Lamongan (PP).
Pengujian tahap awal dilaksanakan oleh internal KAI, sementara tahap berikutnya akan melibatkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan untuk sertifikasi resmi. Sertifikasi tersebut penting agar aspek keselamatan terpenuhi sebelum kereta benar-benar bisa dioperasikan bagi masyarakat.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menuturkan bahwa konsep kereta ini berangkat dari kebutuhan riil di lapangan. “Konsep desainnya mengedepankan kemudahan akses dan ruang angkut yang lebih luas. Tempat duduk dipasang sejajar di sisi kiri dan kanan, sehingga ruang tengah lapang untuk menempatkan hasil pertanian atau barang dagangan, sekaligus memudahkan pergerakan di dalam kereta,” ujarnya, Selasa (26/8).
Beberapa detail teknis juga diubah, seperti:
Lebar pintu bordes diperbesar dari 800 mm menjadi 900 mm.
Sekat partisi dan bordes dihilangkan agar barang mudah keluar-masuk.
Jumlah kursi dikurangi dari 106 menjadi 73 kursi sehingga ruang angkut lebih lega.
Toilet tetap tersedia satu unit per kereta.
Rak bagasi dipertahankan untuk kenyamanan penumpang.
Perubahan tersebut diharapkan dapat mendukung kebutuhan mobilitas petani dan pedagang yang selama ini kesulitan mengangkut barang dalam jumlah besar dengan moda transportasi massal.
Dampak untuk Distribusi Barang dan Biaya Logistik
Ekonom pangan dari CORE Indonesia, Eliza Mardian, menilai inisiatif KAI ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat. Selama ini, komoditas pertanian, perikanan, peternakan, dan produk UMKM kebanyakan diangkut menggunakan transportasi darat non-kereta. Selain menelan biaya tinggi, jalur distribusi tersebut juga memakan waktu lebih lama.
“Kalau dengan kereta ini akan lebih efisien karena sekali angkut bisa banyak dan waktu tempuhnya dapat lebih cepat. Jadi biaya ongkosnya lebih murah. Ini akan memudahkan produk petani nelayan peternak dan pengusaha UMKM lokal dalam pendistribusian barangnya,” kata Eliza.
Efisiensi ongkos distribusi dipandang penting karena berpengaruh langsung terhadap harga jual di tingkat konsumen. Semakin rendah biaya distribusi, semakin kompetitif harga produk pertanian dan UMKM di pasaran. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing produk lokal sekaligus kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil.
Tulang Punggung Logistik Nasional
Kehadiran kereta khusus ini bukan hanya soal moda transportasi baru, tetapi juga penguatan peran kereta api sebagai tulang punggung logistik nasional. Dengan memanfaatkan jaringan rel yang sudah luas, distribusi barang hasil bumi akan menjadi lebih merata dan cepat menjangkau berbagai daerah.
Selain itu, moda ini juga mendukung pengurangan ketergantungan terhadap angkutan jalan raya yang sering terkendala kemacetan dan biaya bahan bakar yang tinggi. Kereta api dengan kapasitas besar mampu menampung muatan lebih banyak dalam satu kali perjalanan, sehingga distribusi menjadi lebih terukur dan efisien.
Dalam jangka panjang, inisiatif ini juga dapat mendorong transformasi rantai pasok di sektor pertanian dan perdagangan. Jika distribusi lancar, maka produk bisa sampai ke pasar dalam kondisi lebih segar dengan harga yang lebih stabil. Pada gilirannya, kesejahteraan petani, nelayan, peternak, hingga pedagang kecil akan ikut meningkat.
Dukungan Infrastruktur dan Harapan ke Depan
Untuk memastikan operasional kereta khusus ini berjalan maksimal, KAI bersama pemerintah juga perlu memperkuat infrastruktur pendukung, terutama fasilitas bongkar muat di stasiun. Desain peron, akses keluar-masuk, hingga area penyimpanan barang sementara harus disesuaikan agar arus logistik berjalan lancar.
Ke depan, jika layanan ini sukses, tidak menutup kemungkinan kereta khusus petani dan pedagang akan diperluas ke berbagai rute lain di Indonesia. Potensi pengembangan sangat besar mengingat kebutuhan transportasi logistik di sektor pertanian dan UMKM terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan permintaan pasar.
Dengan pengoperasian layanan baru ini, kereta api tidak hanya menjadi alat angkut penumpang, tetapi juga menjadi solusi nyata distribusi pangan dan produk lokal. Langkah KAI ini sekaligus menegaskan bahwa transportasi publik bisa diarahkan untuk memberi manfaat langsung pada kesejahteraan masyarakat luas.