Kebijakan Harga Gabah Prabowo Dongkrak Kesejahteraan dan Ekonomi Desa

Senin, 13 Oktober 2025 | 10:04:03 WIB
Kebijakan Harga Gabah Prabowo Dongkrak Kesejahteraan dan Ekonomi Desa

JAKARTA - Kebijakan harga gabah yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak positif di lapangan. Petani hingga kalangan pakar pertanian menilai kebijakan tersebut telah memberikan angin segar bagi sektor pertanian nasional.

Peneliti dan pakar pangan dari Universitas Andalas, M. Makky, menuturkan bahwa harga gabah kering saat ini sudah memberikan keuntungan yang layak bagi petani. Ia menyebut kebijakan harga pemerintah tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di pedesaan.

“Harga gabah kering saat ini menyenangkan karena syaratnya tidak banyak, Pak. Yang penting ada gabah dijual, harganya sudah pasti minimal harga pemerintah,” ujarnya dalam sebuah diskusi publik bertajuk ‘1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Apa Kabar Ketahanan Pangan?’ di Jakarta.

Makky mengungkapkan bahwa sebagai petani, ia merasakan langsung manfaat kebijakan tersebut. Menurutnya, kebijakan harga gabah di bawah pemerintahan Presiden Prabowo memberikan kepastian pendapatan dan motivasi bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen.

Dampak Positif di Lapangan: Petani Lebih Produktif

Menurut Makky, kebijakan harga gabah yang stabil telah meringankan beban petani dari sisi biaya produksi. Petani kini tidak lagi terlalu khawatir terhadap biaya operasional seperti sewa bajak, bahan bakar, dan tenaga kerja tambahan.

“Dulu, untuk sewa bajak saja mikir harga solar, ongkos, dan lain-lain. Sekarang petani mikirnya bagaimana cepat selesai panen supaya bisa jual gabah lagi,” katanya.

Perubahan cara berpikir ini disebut sebagai sinyal positif bagi sektor pertanian. Petani mulai berorientasi pada efisiensi, produktivitas, dan ketepatan waktu, bukan hanya berjuang untuk menutup modal tanam.

“Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan harga gabah di masa pemerintahan Presiden Prabowo telah memberikan insentif nyata bagi peningkatan efisiensi dan daya saing sektor pertanian,” ucap Makky.

Ia menambahkan bahwa kepastian harga juga memberikan rasa tenang bagi petani dalam merencanakan musim tanam berikutnya. Dengan begitu, siklus pertanian menjadi lebih stabil dan berdampak pada keberlanjutan usaha tani di daerah.

Ekonomi Pedesaan Ikut Tumbuh Bersama Harga Gabah

Peningkatan harga gabah tidak hanya berdampak pada petani, tetapi juga memicu geliat ekonomi baru di sekitar wilayah pertanian. Makky menjelaskan bahwa kini semakin banyak muncul kegiatan ekonomi tambahan yang mendukung proses panen dan distribusi hasil tani.

Ia mencontohkan, jasa angkut gabah, penyewaan alat pertanian, hingga tenaga kerja tambahan saat musim panen kini semakin dibutuhkan. Hal ini menandakan bahwa kebijakan harga gabah juga berperan dalam membuka lapangan kerja baru di pedesaan.

“Sekarang dari tengah sawah ke tepi saja bisa menyewa ojek untuk mengangkut gabah, jadi tidak perlu mengangkat sendiri,” ujarnya.

Menurut Makky, hal tersebut terjadi karena hasil panen meningkat dan petani memiliki kemampuan membayar jasa tambahan. “Kalau dulu, boro-boro mau bayar kuli angkut, modal bertani saja sudah syukur kalau kembali. Sekarang, alhamdulillah, walau tidak mewah, tetapi ada peluang ekonomi bagi petani untuk bergerak,” katanya.

Kondisi itu menunjukkan bahwa ekonomi desa mulai bergerak lebih dinamis. Aktivitas pertanian kini tidak hanya menjadi sumber produksi pangan, tetapi juga motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pemerintah Tegaskan Komitmen Melindungi Petani

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini, kata Amran, merupakan langkah strategis Presiden Prabowo untuk memastikan petani memperoleh keuntungan yang wajar dan berkeadilan.

“Kebijakan HPP gabah Rp6.500 ini adalah bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap petani,” ujar Amran.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya bertujuan menutupi biaya produksi petani, tetapi juga memberikan margin keuntungan yang layak. Dengan adanya jaminan harga, pemerintah berharap semangat bertani masyarakat kembali tumbuh.

“Dengan begitu, semangat bertani tumbuh kembali, produksi meningkat, dan kesejahteraan petani ikut naik,” tambahnya.

Amran menuturkan bahwa pemerintah terus memantau pelaksanaan kebijakan harga di lapangan agar harga gabah tidak turun di bawah HPP. Pemerintah juga menjaga stabilitas rantai distribusi agar petani tidak dirugikan oleh tengkulak atau spekulan.

Hasil Nyata: Produksi Pangan Nasional Meningkat

Menurut Amran, kebijakan ini juga berhasil memperkuat ketahanan pangan nasional. Ia menyebut bahwa stok pangan nasional pada 2025 menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, dengan peningkatan signifikan pada produksi beras.

“Terbukti dari stok pangan kita pada 2025 tertinggi sepanjang sejarah, bahkan produksi beras kita meningkat signifikan,” ujarnya.

Keberhasilan ini dinilai sebagai hasil kolaborasi antara kebijakan harga, dukungan logistik, serta kerja keras para petani di seluruh Indonesia. Dengan harga gabah yang stabil dan menguntungkan, sektor pertanian kini menjadi lebih menarik bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Amran menekankan bahwa pemerintah tidak akan berhenti pada kebijakan harga semata. Langkah berikutnya adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan memperluas akses pasar agar hasil panen petani dapat terserap secara optimal.

Harapan Baru bagi Sektor Pertanian

Kebijakan harga gabah di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi sinyal kebangkitan sektor pertanian Indonesia. Petani kini merasakan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari peningkatan pendapatan hingga munculnya peluang usaha baru di desa.

Bagi para petani, kepastian harga bukan hanya soal angka nominal, tetapi juga tentang harapan. Dengan jaminan harga yang adil, mereka dapat bekerja dengan lebih tenang, berinvestasi pada lahan, serta meningkatkan kualitas hasil panen.

Pakar pertanian menilai, jika kebijakan ini dijaga konsistensinya dan disertai inovasi dalam tata niaga pangan, maka Indonesia dapat menuju swasembada pangan berkelanjutan. Kebijakan harga gabah bukan sekadar soal ekonomi, tetapi juga bagian dari kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

Terkini