JAKARTA - Fluktuasi harga minyak dunia kembali menjadi sorotan pasar global menjelang akhir pekan ini. Pergerakan harga yang cukup signifikan terjadi setelah adanya kabar bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggelar pertemuan penting di Budapest, Hongaria, dalam waktu dekat.
Kabar ini langsung menimbulkan reaksi di pasar energi internasional. Para pelaku pasar menilai bahwa pertemuan dua pemimpin negara besar tersebut bisa membawa dampak besar terhadap stabilitas geopolitik, khususnya terkait konflik berkepanjangan di Ukraina.
Tekanan Pasar Minyak Dunia
Pada Kamis, 16 Oktober 2025, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2025 tercatat turun sebesar 81 sen, atau sekitar 1,39 persen, menjadi US$57,46 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember 2025 juga mengalami penurunan 85 sen, atau sekitar 1,37 persen, menjadi US$61,06 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penurunan harga ini menjadi salah satu yang cukup menonjol dalam beberapa minggu terakhir. Para analis menilai bahwa pasar sedang bereaksi terhadap ketidakpastian arah kebijakan energi global yang mungkin muncul dari hasil pertemuan Trump dan Putin.
Meskipun belum ada tanggal pasti mengenai jadwal pertemuan, investor sudah mulai menyesuaikan posisi mereka di pasar komoditas. Harapan akan adanya kesepakatan damai di Ukraina turut mendorong ekspektasi bahwa pasokan energi global bisa meningkat, sehingga menekan harga minyak.
Pertemuan Politik yang Berpotensi Ubah Arah Pasar
Trump mengonfirmasi pada Kamis bahwa dirinya dan Putin telah menyepakati pertemuan tersebut di Budapest. Pertemuan itu disebut akan menjadi langkah penting untuk membahas upaya penghentian perang di Ukraina yang telah mempengaruhi stabilitas ekonomi dan perdagangan internasional selama bertahun-tahun.
Kabar ini langsung menjadi pusat perhatian dunia karena hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia memiliki pengaruh besar terhadap dinamika pasar energi global. Banyak pihak memprediksi bahwa jika pertemuan ini menghasilkan kesepakatan positif, maka tekanan terhadap pasokan minyak dari wilayah Eropa Timur bisa berkurang.
Sebaliknya, jika pertemuan tersebut gagal atau tidak mencapai hasil konkret, maka harga minyak berpotensi kembali bergejolak. Situasi politik global yang tidak menentu sering kali menjadi faktor utama yang menggerakkan harga minyak di pasar internasional.
Laporan EIA Tambah Tekanan Harga
Selain faktor geopolitik, penurunan harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh laporan terbaru dari Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat. Laporan tersebut mencatat bahwa cadangan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel dalam sepekan terakhir.
Kenaikan ini jauh di atas perkiraan para analis yang sebelumnya hanya memperkirakan peningkatan sekitar 288.000 barel. Lonjakan cadangan minyak tersebut menjadi sinyal bahwa permintaan di pasar domestik masih lemah, sementara produksi tetap stabil bahkan cenderung meningkat.
Dengan meningkatnya persediaan minyak di Amerika Serikat, tekanan terhadap harga semakin kuat. Pasar menilai bahwa surplus pasokan bisa berlangsung lebih lama, terutama jika faktor politik global ikut mempercepat proses normalisasi pasokan dari negara-negara penghasil utama.
Ekspektasi Pasar dan Prospek ke Depan
Para analis memperkirakan bahwa dalam jangka pendek, harga minyak dunia masih akan bergerak fluktuatif. Sentimen pasar masih sangat bergantung pada perkembangan diplomasi antara Amerika Serikat dan Rusia serta laporan-laporan terbaru mengenai kondisi cadangan minyak global.
Investor kini menunggu kepastian jadwal pertemuan antara Trump dan Putin di Budapest. Pertemuan ini diyakini akan menjadi salah satu momen penting yang menentukan arah kebijakan energi dan perdagangan dunia dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, sebagian pelaku pasar tetap berhati-hati menghadapi potensi perubahan kebijakan dari kedua negara. Mereka menilai bahwa meskipun ada harapan damai, dinamika politik bisa saja berubah cepat dan berdampak langsung terhadap harga minyak di pasar global.
Dengan kondisi seperti ini, para pengamat memprediksi harga minyak dunia akan tetap bergerak dalam rentang yang terbatas hingga ada kepastian lebih lanjut dari pertemuan dua pemimpin besar tersebut. Keseimbangan antara faktor geopolitik, produksi, dan permintaan global akan terus menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan harga minyak dalam waktu dekat.