Erick Thohir

Erick Thohir Tegaskan Proses Pemisahan BSI dari Bank Mandiri Masih Dalam Kajian

Erick Thohir Tegaskan Proses Pemisahan BSI dari Bank Mandiri Masih Dalam Kajian
Erick Thohir Tegaskan Proses Pemisahan BSI dari Bank Mandiri Masih Dalam Kajian

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, buka suara terkait kabar rencana pemisahan (spin off) PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI/BRIS) dari induk usahanya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Erick menegaskan bahwa proses pemisahan BSI dari Bank Mandiri saat ini masih dalam tahap kajian dan belum ada keputusan final.

“Belum, masih proses. Kan nanti dari Danantara akan mengajukan ke kami, baru kita lihat seperti apa prospeknya,” ujar Erick Thohir saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Menurut Erick, BSI nantinya akan berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), lembaga yang mengelola investasi negara dan BUMN strategis. Namun, sebelum ada keputusan resmi, BPI Danantara harus terlebih dahulu melakukan kajian mendalam dan mengajukan proposal resmi kepada Kementerian BUMN.

“Peran kami saat ini adalah regulator. Jadi, kajian dan pengajuan resmi akan dilakukan dulu oleh Danantara sebelum kita putuskan langkah selanjutnya,” jelas Erick.

Latar Belakang dan Strategi Konsolidasi Industri Keuangan Syariah

Bank Syariah Indonesia merupakan hasil merger dari tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Dalam struktur pemegang saham, Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas BSI.

Langkah spin off ini dipandang sebagai strategi konsolidasi dan pengembangan industri keuangan syariah nasional agar lebih fokus dan memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan bisnisnya.

“Rencana ini merupakan bagian dari upaya memperkuat industri keuangan syariah nasional, sehingga bisa lebih kompetitif dan memberikan layanan optimal kepada masyarakat,” tambah Erick.

Manajemen Baru dan Kinerja Positif BSI

Perusahaan bank syariah terbesar di Indonesia ini baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 16 Mei 2025. Dalam RUPST tersebut, BSI mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai direktur utama baru menggantikan Hery Gunardi.

Anggoro sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan Hery kini ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI).

RUPST BSI juga memutuskan pembagian dividen sebesar Rp1,05 triliun atau 15% dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp7,01 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp22,78 per saham, meningkat 22,86% dibandingkan dividen tahun buku 2023 yang sebesar Rp18,54 per saham.

Keberhasilan ini menegaskan posisi BSI sebagai salah satu pilar penting dalam industri perbankan syariah nasional, yang terus menunjukkan kinerja keuangan positif dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Prospek dan Harapan ke Depan

Menteri Erick Thohir berharap agar proses spin off BSI berjalan lancar dan dapat meningkatkan kinerja serta daya saing BSI di industri perbankan syariah. Dengan dukungan pengelolaan yang profesional melalui BPI Danantara, BSI diharapkan mampu menjadi pusat layanan keuangan syariah yang lebih fokus dan inovatif.

“Kami menantikan kajian dari Danantara dan akan terus memantau perkembangan agar proses ini bisa memberi manfaat maksimal bagi industri dan masyarakat luas,” ujarnya.

Pemisahan BSI dari Bank Mandiri merupakan langkah strategis dalam pengembangan industri keuangan syariah Indonesia, yang kini menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan pesat. Namun, keputusan final akan bergantung pada hasil kajian dan rekomendasi resmi dari BPI Danantara sebagai pengelola investasi negara.

Sementara itu, kinerja BSI yang solid dan manajemen baru yang berpengalaman membuka peluang besar bagi BSI untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index