JAKARTA - OpenAI, perusahaan pengembang kecerdasan buatan di balik ChatGPT, mengumumkan rencana membuka kantor pertamanya di Seoul, Korea Selatan. Langkah ini diambil menyusul tingginya penggunaan ChatGPT di negeri K-pop tersebut, yang menjadikan Korea Selatan sebagai pasar kedua terbesar pengguna berbayar ChatGPT setelah Amerika Serikat.
OpenAI tengah memperluas jejak globalnya dengan membuka kantor baru guna mendukung operasional dan kemitraan strategis di Korea Selatan. Dalam beberapa bulan mendatang, kantor tersebut diperkirakan sudah mulai beroperasi secara penuh.
Pengembangan Pasar AI di Korea Selatan: Peluang dan Strategi OpenAI
Jason Kwon, Chief Strategy Officer OpenAI, menegaskan potensi pasar AI di Korea Selatan sangat besar. “Ekosistem AI yang berkembang menjadikannya salah satu pasar paling menjanjikan di dunia untuk dampak AI yang berarti, dari silikon hingga perangkat lunak, dari pelajar hingga orang tua,” ujarnya.
Kwon juga sedang berada di Seoul untuk mengadakan serangkaian pertemuan penting dengan pejabat politik dari Partai Demokrat oposisi dan Partai Kekuatan Rakyat yang saat ini berkuasa. Agenda pertemuan tersebut membahas lanskap AI di Korea Selatan, regulasi, serta kolaborasi strategis yang dapat mempercepat adopsi teknologi kecerdasan buatan di negara tersebut.
Kemitraan Strategis OpenAI dengan Perusahaan Korea
Dalam rencana ekspansinya, OpenAI juga aktif menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan terkemuka Korea Selatan. Beberapa mitra penting yang telah diumumkan adalah Korea Development Bank, operator telekomunikasi SK Telecom, serta pengembang gim ternama Krafton.
Kolaborasi ini diharapkan akan memperkuat posisi OpenAI di pasar Korea Selatan dan mendukung pengembangan produk AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Sebelumnya, pada awal tahun 2025, OpenAI sudah meluncurkan pengembangan produk AI yang terintegrasi dengan aplikasi obrolan Kakao, aplikasi populer di Korea Selatan.
Akuisisi Strategis: OpenAI dan Perusahaan Desain Mantan Kepala Apple
Tidak hanya ekspansi geografis, OpenAI juga melakukan langkah signifikan dalam hal akuisisi perusahaan. Baru-baru ini, OpenAI mengumumkan pembelian io, sebuah startup hardware dan manufaktur yang didirikan oleh Jony Ive, mantan kepala desain Apple. Kesepakatan ini bernilai hampir USD 6,5 miliar (sekitar Rp 104 triliun).
Meski diakuisisi, Jony Ive dan firma desainnya, LoveFrom, akan tetap beroperasi secara independen dan tidak menyatu dalam struktur OpenAI. Akuisisi ini menunjukkan strategi OpenAI dalam memperkuat kapabilitas desain dan inovasi hardware pendukung AI di masa depan.
Popularitas ChatGPT Dorong Perluasan OpenAI di Pasar Asia
Korea Selatan menempati posisi penting dalam peta ekspansi OpenAI karena tingginya adopsi teknologi AI di negara tersebut. Pengguna berbayar ChatGPT di Korea Selatan bahkan menempati peringkat kedua dunia, setelah Amerika Serikat.
“Popularitas ChatGPT di Korea Selatan sangat luar biasa. Hal ini membuka peluang besar bagi OpenAI untuk memperkuat layanan dan mendekatkan diri dengan pengguna,” kata Jason Kwon.
Keputusan membuka kantor di Seoul juga sebagai respons atas kebutuhan untuk mendukung pelanggan dan mitra lokal secara lebih efektif, termasuk dalam pengembangan produk yang sesuai dengan budaya dan bahasa Korea.
Dampak Positif bagi Ekosistem AI Korea Selatan
Langkah OpenAI ini diprediksi akan mempercepat pertumbuhan industri AI di Korea Selatan. Kehadiran kantor OpenAI di Seoul diyakini akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong inovasi teknologi di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan.
“Dengan membuka kantor di Seoul, kami berharap bisa menjadi bagian penting dari ekosistem AI Korea Selatan yang tengah berkembang pesat,” ungkap Kwon.
OpenAI memperluas jangkauannya ke Asia dengan membuka kantor pertama di Seoul, Korea Selatan, sebagai respons atas tingginya penggunaan ChatGPT di negara tersebut. Bersama kemitraan strategis dengan perusahaan lokal dan langkah inovatif seperti akuisisi startup milik Jony Ive, OpenAI menegaskan komitmennya memperkuat teknologi AI secara global.
Investor, pengguna, dan pengamat industri di Korea Selatan serta Asia Pasifik patut mencermati langkah ini sebagai tanda percepatan transformasi digital di kawasan.