Alergi Gluten

Waspadai Alergi Gluten, Kenali Gejala Awal dan Cara Pencegahannya Sejak Dini

Waspadai Alergi Gluten, Kenali Gejala Awal dan Cara Pencegahannya Sejak Dini
Waspadai Alergi Gluten, Kenali Gejala Awal dan Cara Pencegahannya Sejak Dini

JAKARTA - Beberapa waktu terakhir, isu tentang alergi gluten kembali mencuri perhatian publik. Kasus bermula dari seorang anak yang mengalami ruam dan bengkak parah setelah mengonsumsi produk roti yang diklaim bebas gluten, susu, dan gula.

Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasilnya menunjukkan bahwa roti tersebut ternyata masih mengandung gluten dan susu. Hal ini membuat banyak orang mulai waspada dan menyadari pentingnya memahami apa itu alergi gluten, bagaimana gejalanya, dan cara mengenalinya sejak dini.

Mengenal Alergi Gluten dan Perbedaannya dengan Intoleransi

Alergi gluten terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap gluten, yaitu protein yang terdapat dalam gandum, jelai (barley), dan gandum hitam (rye). Ketika seseorang yang sensitif mengonsumsi makanan mengandung gluten, tubuhnya menganggap protein tersebut sebagai zat berbahaya dan mulai melepaskan histamin untuk melawannya.

Pelepasan histamin inilah yang kemudian menyebabkan gejala alergi seperti gatal, ruam, atau bahkan sesak napas. Berbeda dari intoleransi gluten yang hanya menimbulkan gangguan pencernaan, alergi gluten dapat menimbulkan reaksi cepat dan berat, bahkan berisiko memicu anafilaksis, yaitu reaksi alergi parah yang mengancam nyawa.

Gejala Alergi Gluten yang Perlu Dikenali

Tanda-tanda alergi gluten dapat muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Gejalanya bisa ringan hingga berat, tergantung dari kondisi tubuh masing-masing penderita.

1. Reaksi pada Kulit

Reaksi kulit menjadi salah satu gejala yang paling mudah dikenali. Biasanya muncul ruam merah atau bentol mirip biduran, disertai rasa gatal setelah makan makanan berbahan gandum.

Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami pembengkakan pada wajah, bibir, atau kelopak mata. Gejala ini muncul karena tubuh sedang bereaksi terhadap zat asing yang dianggap berbahaya.

2. Gangguan Pernapasan

Alergi gluten juga dapat memengaruhi saluran pernapasan. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat atau berair, napas terengah-engah, batuk, hingga sesak napas setelah mengonsumsi gluten.

Dalam kondisi berat, reaksi bisa berkembang menjadi anafilaksis, yang ditandai oleh kesulitan bernapas, tekanan darah menurun drastis, dan membutuhkan penanganan medis darurat.

3. Gangguan Pencernaan

Beberapa orang mengalami gejala pada sistem pencernaan setelah mengonsumsi gluten. Gejalanya antara lain mual, muntah, sakit perut, atau diare.

Selain itu, penderita sering kali merasa kembung atau tidak nyaman di perut. Kondisi ini dapat terjadi karena sistem imun bereaksi terhadap protein gluten dan memicu peradangan di saluran cerna.

4. Reaksi Umum Tubuh

Selain gejala kulit dan pencernaan, alergi gluten juga bisa menyebabkan reaksi umum seperti lemas, pusing, dan jantung berdebar cepat.

Dalam kasus yang lebih parah, lidah dan tenggorokan bisa bengkak, bahkan menyebabkan kehilangan kesadaran. Reaksi semacam ini tergolong serius dan memerlukan pertolongan medis segera.

Penyebab dan Waktu Tepat untuk Berkonsultasi ke Dokter

Alergi gluten terjadi karena sistem imun tubuh salah mengenali protein gluten sebagai ancaman. Tubuh kemudian menghasilkan antibodi dan histamin yang menyebabkan berbagai gejala alergi.

Kondisi ini berbeda dengan intoleransi gluten yang tidak melibatkan reaksi imun, melainkan hanya kesulitan tubuh mencerna gluten. Reaksi alergi biasanya muncul lebih cepat dan terasa lebih berat.

Segera periksa ke dokter atau ahli alergi bila mengalami gatal berulang, ruam kulit, atau mual setelah makan makanan berbahan gandum. Jika muncul pembengkakan di tenggorokan, sesak napas, atau pingsan, segera cari pertolongan medis karena bisa jadi tanda reaksi anafilaksis.

Dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes alergi kulit atau tes darah untuk memastikan apakah tubuh benar-benar alergi terhadap gluten atau terhadap protein lain dalam gandum. Pemeriksaan ini penting agar penderita bisa mengetahui batasan makanan yang harus dihindari.

Cara Mengatasi dan Mencegah Alergi Gluten

Hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan alergi gluten. Cara terbaik untuk mencegah reaksi adalah dengan menghindari semua makanan yang mengandung gluten.

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membaca label makanan dengan teliti sebelum membeli produk apa pun. Hindari roti, kue, pasta, dan makanan olahan dari gandum, jelai, atau gandum hitam.

Sebagai gantinya, pilih bahan makanan yang aman seperti nasi, singkong, kentang, tepung beras, atau tepung jagung. Bahan-bahan ini tidak mengandung gluten dan dapat menjadi alternatif untuk membuat makanan sehari-hari.

Selain itu, memasak sendiri di rumah juga lebih disarankan agar bisa memastikan bahan-bahan yang digunakan benar-benar aman. Jika reaksi ringan seperti gatal atau bentol muncul, dokter bisa merekomendasikan obat antihistamin untuk membantu meredakan gejala.

Bagi penderita yang pernah mengalami reaksi berat, dokter biasanya akan menyarankan untuk membawa epinefrin autoinjector sebagai penanganan darurat. Alat ini bisa digunakan untuk menyuntikkan epinefrin saat terjadi reaksi anafilaksis agar pasien bisa segera mendapatkan pertolongan sebelum ke rumah sakit.

Hidup Sehat Meski Alergi Gluten

Menghindari gluten memang menantang, terutama karena banyak makanan olahan yang masih menggunakan bahan dasar gandum. Namun dengan perencanaan yang baik, penderita alergi gluten tetap bisa hidup sehat dan menikmati makanan lezat setiap hari.

Kini sudah banyak produk bebas gluten yang tersedia di pasaran, seperti roti, biskuit, hingga mie dari bahan alternatif. Meski begitu, tetap pastikan untuk memeriksa kembali label produk guna menghindari kesalahan seperti yang terjadi dalam kasus awal.

Alergi gluten bukan hal yang bisa dianggap sepele. Memahami gejalanya, mengenali makanan penyebabnya, dan melakukan pencegahan sejak dini dapat membantu mencegah reaksi berbahaya di kemudian hari.

Dengan gaya hidup hati-hati dan kesadaran penuh terhadap kandungan makanan, penderita alergi gluten dapat tetap beraktivitas normal tanpa rasa khawatir. Kunci utamanya adalah disiplin, teliti, dan selalu waspada terhadap setiap makanan yang dikonsumsi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index