JAKARTA - Asma pada anak merupakan kondisi kesehatan yang sering mengkhawatirkan orang tua. Kondisi ini, meskipun dapat dikendalikan, membutuhkan perhatian khusus agar gejalanya tidak mengganggu aktivitas dan perkembangan anak. Dokter spesialis anak, Konsultan Respirator Anak dari FKUI RSCM, dr. Wahyuni Indrawati, Sp.A(K), memberikan sejumlah kiat untuk membantu orang tua mengurangi gejala asma pada anak melalui pengelolaan yang tepat.
Pentingnya Evaluasi dan Penghindaran Pencetus Asma
Dalam sebuah webinar yang berlangsung di Jakarta pada hari Rabu, dr. Wahyuni menjelaskan bahwa salah satu langkah penting untuk mengurangi gejala asma pada anak adalah dengan mengevaluasi kondisi kesehatan anak secara menyeluruh. Orang tua perlu memastikan apakah mereka telah melakukan upaya penghindaran terhadap berbagai pencetus atau pemicu asma yang umum ditemukan di lingkungan rumah.
"Jika anak mengalami asma dengan gejala yang masih sering muncul, tentu yang harus kita tanyakan adalah apakah sudah melakukan penghindaran pencetus. Penghindaran ini tidak mudah karena kita perlu mengidentifikasi dengan cermat apa saja yang bisa menjadi pemicu," ujar dr. Wahyuni.
Menurutnya, pemicu asma bisa sangat beragam, mulai dari polutan domestik seperti asap rokok, debu, hingga asap yang dihasilkan dari aktivitas memasak di dapur. Bahkan, keberadaan binatang berbulu atau sarang tungau debu di kamar anak bisa menjadi pencetus gejala asma. Oleh karena itu, dr. Wahyuni menyarankan orang tua untuk lebih teliti dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka.
Penghindaran Alergen untuk Mengurangi Gejala Asma
Selain pemicu lingkungan, ada juga faktor lain yang dapat memperburuk gejala asma pada anak, yaitu alergen dalam makanan. Menurut dr. Wahyuni, menghindari makanan yang dapat memicu alergi sangat penting, terutama bagi anak-anak yang menderita asma. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari adalah cokelat, makanan dingin, serta makanan yang mengandung bahan pengawet atau MSG, yang diketahui bisa memperburuk gejala asma.
"Selain menghindari polutan udara, mengatur pola makan anak juga sangat penting. Makanan seperti cokelat atau makanan berpengawet bisa memperburuk kondisi asma anak," tambahnya.
Dengan melakukan langkah-langkah mitigasi seperti yang disarankan oleh dokter, orang tua dapat membantu anak menghindari faktor-faktor yang dapat memicu kambuhnya gejala asma. Namun, jika langkah penghindaran tersebut sudah dilakukan dengan baik, langkah selanjutnya yang perlu diambil adalah pengendalian gejala asma serta identifikasi alergi lainnya yang mungkin dimiliki anak.
Asma: Penyakit Genetik yang Bisa Dikendalikan
Dr. Wahyuni juga menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membuat anak rentan terhadap asma adalah faktor keturunan atau genetik. Asma pada anak sering kali diturunkan dari orang tua yang memiliki riwayat penyakit alergi, seperti alergi debu, makanan, atau kondisi alergi lainnya.
"Anak bisa menderita asma karena ada bakat genetik yang diwariskan dari orang tua, yang membuat mereka lebih sensitif terhadap pencetus tertentu. Bakat ini tidak bisa dihilangkan, karena itu ada dalam DNA," kata dr. Wahyuni.
Meskipun demikian, dr. Wahyuni menegaskan bahwa meskipun asma disebabkan oleh faktor genetik, kondisi ini tetap bisa dikendalikan. Dengan pengobatan yang tepat dan pengelolaan yang baik, anak-anak yang menderita asma tetap bisa beraktivitas normal dan tumbuh seperti anak lainnya.
"Secara medis, kita bisa mengendalikan gejala asma dengan pengobatan dan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Anak-anak dengan asma tetap bisa beraktivitas seperti anak-anak lainnya, asal pengelolaannya dilakukan dengan baik," jelas dr. Wahyuni.
Peran Pola Hidup Sehat dalam Mengelola Asma pada Anak
Selain penghindaran terhadap pemicu dan pengobatan medis, pola hidup sehat juga sangat berpengaruh terhadap pengendalian gejala asma pada anak. Dr. Wahyuni menekankan bahwa anak-anak dengan asma perlu menjalani pola hidup yang sehat, termasuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar mereka.
"Anak-anak dengan asma sebaiknya diterapkan pola hidup sehat, mulai dari menjaga kebersihan rumah, menjaga asupan makanan yang bergizi, hingga tidur yang cukup. Hindari faktor-faktor yang bisa memicu gejala asma seperti debu atau perubahan suhu yang ekstrem," ujar dr. Wahyuni.
Gejala asma seperti batuk dan sesak napas sering kali kambuh pada malam hari. Oleh karena itu, menjaga kualitas tidur anak sangat penting agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman tanpa gangguan asma.
Mengelola Asma pada Anak dengan Pendekatan Terpadu
Mengelola asma pada anak memang membutuhkan pendekatan yang menyeluruh. Dari penghindaran pemicu di lingkungan sekitar, pengendalian makanan, hingga pengobatan medis yang tepat, semua langkah ini berperan penting dalam menjaga gejala asma agar tidak mengganggu aktivitas anak. Sebagai orang tua, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan melakukan evaluasi berkala terhadap kondisi anak.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, anak-anak dengan asma tetap bisa menjalani hidup sehat dan aktif. Seperti yang ditegaskan oleh dr. Wahyuni, meskipun asma tidak bisa disembuhkan, dengan pengelolaan yang baik, anak-anak yang menderita asma tetap bisa tumbuh dengan optimal.
"Pengelolaan yang baik dapat memungkinkan anak-anak dengan asma tetap beraktivitas normal, sehingga mereka tidak merasa terhambat oleh kondisinya," tutup dr. Wahyuni.