JAKARTA - Pasar kripto global kembali menunjukkan pelemahan pada perdagangan Senin, 14 April 2025. Berdasarkan pantauan dari Coinmarketcap, sebagian besar aset kripto teratas mengalami koreksi dalam 24 jam terakhir, meskipun masih mencatatkan penguatan dalam sepekan.
Bitcoin (BTC), sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, mencatat penurunan harian sebesar 2,15 persen. Meski demikian, dalam tujuh hari terakhir BTC masih menunjukkan penguatan sebesar 6,53 persen. Saat ini harga Bitcoin diperdagangkan di level USD 83.464 per koin atau sekitar Rp 1,40 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.800 per dolar AS.
Ethereum (ETH) juga turut terkoreksi. Dalam perdagangan sehari terakhir, ETH turun 3,47 persen. Namun dalam rentang waktu sepekan, ETH tetap mencatat kenaikan tipis sebesar 0,96 persen. Saat ini harga ETH berada di kisaran Rp 26,7 juta per koin.
Binance Coin (BNB), salah satu kripto dengan ekosistem terbesar, mengalami pelemahan harian 2,30 persen. Dalam sepekan, BNB masih menguat 5,44 persen dan saat ini diperdagangkan di level Rp 9,79 juta per koin.
Kripto lain seperti Cardano (ADA), Solana (SOL), dan XRP juga berada di zona merah. ADA turun 3,39 persen dalam sehari terakhir meskipun naik 11,18 persen dalam sepekan, menjadikannya berada di harga Rp 10.699 per koin. Solana melemah 3,22 persen secara harian, tapi tetap menguat 21,30 persen sepekan dengan harga mencapai Rp 2,15 juta per koin. Sementara itu, XRP turun 1,86 persen dalam sehari, namun menguat 10,57 persen dalam tujuh hari, diperdagangkan di Rp 35.584 per koin.
Token Dogecoin (DOGE) juga mencatatkan pelemahan sebesar 2,97 persen dalam 24 jam terakhir. Meski demikian, DOGE masih naik 9,55 persen dalam sepekan, dengan harga terkini berada di Rp 2.732 per token.
Sementara itu, dua stablecoin terbesar, Tether (USDT) dan USD Coin (USDC), masih bertahan di kisaran harga USD 1,00 per koin. Pergerakan harga keduanya relatif stabil, meski sempat terkoreksi tipis sekitar 0,1 persen dalam periode harian.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global berada di level USD 2,65 triliun atau setara Rp 44.510 triliun. Angka ini menunjukkan pelemahan sekitar 2,28 persen dalam waktu 24 jam terakhir.
Meskipun koreksi terjadi, beberapa analis menilai Bitcoin tetap menunjukkan ketahanan yang signifikan terhadap tekanan pasar global. Hal ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik serta pengumuman kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menargetkan negara-negara mitra dagang utama.
Volatilitas ini memengaruhi pasar finansial konvensional secara lebih tajam. Indeks S&P 500 tercatat mengalami penurunan hingga 12 persen dalam rentang 2–8 April 2025. Namun Bitcoin tidak menunjukkan penurunan serupa.
“Bitcoin biasanya tiga kali lebih volatil dibanding S&P 500. Jadi kalau saham turun 12 persen, seharusnya Bitcoin anjlok 36 persen. Tapi kenyataannya tidak demikian,” kata Zach Pandl, Kepala Penelitian Grayscale, seperti dikutip dari Yahoo Finance.
Pandl menambahkan bahwa volatilitas ekstrem di pasar saham saat ini tampaknya tidak memengaruhi kripto secara langsung. “Tarif merupakan guncangan langsung untuk ekuitas, bukan kripto,” ujarnya. Ia juga mencatat bahwa volatilitas pasar tradisional saat ini bahkan mulai sebanding dengan pasar opsi Bitcoin, mengacu pada indeks ketakutan pasar VIX.
Meskipun pasar kripto saat ini berada dalam fase konsolidasi, analis memperkirakan potensi penguatan masih terbuka, terutama untuk Bitcoin, seiring meningkatnya minat institusional dan penggunaan blockchain dalam sektor keuangan.