Jakarta - Memasuki awal April 2025, sejumlah bank besar di Indonesia masih menawarkan suku bunga deposito yang kompetitif. Ini menjadi peluang menarik bagi masyarakat yang masih memiliki sisa dana dari Tunjangan Hari Raya (THR) untuk menempatkan dana mereka secara optimal dan aman, Senin, 7 April 2025.
Salah satu bank yang menawarkan bunga deposito menarik adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank swasta terbesar di Indonesia ini memberikan suku bunga deposito yang cukup tinggi, terutama untuk penempatan dana dalam jumlah besar dan jangka waktu pendek.
Bunga Deposito Hingga 3,35% untuk Dana Jumbo
BCA menetapkan bunga deposito tertinggi mencapai 3,35% per tahun untuk tenor 1 bulan. Namun, untuk mendapatkan suku bunga tersebut, nasabah perlu menempatkan dana dalam jumlah sangat besar, yakni mulai dari di atas Rp 5 miliar hingga lebih dari Rp 100 miliar.
Untuk penempatan deposito dengan jangka waktu lebih panjang, seperti 6 bulan dan 12 bulan, BCA menawarkan suku bunga masing-masing sebesar 2,25% dan 2,00% per tahun. Artinya, bagi nasabah yang menginginkan likuiditas jangka pendek namun tetap ingin memperoleh imbal hasil maksimal, penempatan di deposito 1 bulan bisa menjadi pilihan menarik.
"Deposito jangka pendek dengan bunga tinggi bisa menjadi strategi keuangan jangka pendek yang cerdas, apalagi di tengah ketidakpastian pasar investasi lainnya," ujar salah satu perwakilan layanan pelanggan BCA dalam keterangan resmi yang diterima redaksi.
Ketentuan dan Risiko Pencairan Dini
Namun demikian, BCA menekankan bahwa terdapat ketentuan penting yang perlu diperhatikan oleh nasabah. Jika nasabah melakukan pencairan dana sebelum jatuh tempo, maka bunga berjalan tidak akan dibayarkan. Hal ini menjadi penting bagi nasabah yang membutuhkan fleksibilitas dana.
Selain itu, bagi nasabah yang menggunakan fitur ARO (Automatic Roll Over) dan ARO Plus, dana akan otomatis didepositokan kembali jika tidak dilakukan pencairan pada saat jatuh tempo. Penempatan ulang tersebut akan dilakukan dengan tenor yang sama dan suku bunga yang berlaku saat perpanjangan.
"Nasabah perlu memahami ketentuan ARO agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait pencairan dana. ARO bisa menguntungkan jika suku bunga tetap menarik, tetapi bisa juga merugikan bila tren bunga menurun," jelas perwakilan BCA.
Deposito Masih Jadi Pilihan Favorit Pasca-Lebaran
Dengan tren suku bunga acuan yang masih stabil, banyak masyarakat memilih produk deposito sebagai instrumen investasi konservatif setelah periode Lebaran. Menurut data yang dihimpun dari berbagai bank besar, volume penempatan dana deposito cenderung meningkat usai pencairan THR.
Ekonom perbankan, Rudy Hartono, menilai bahwa keputusan bank seperti BCA untuk tetap menjaga bunga deposito di level menarik adalah strategi untuk menjaga loyalitas nasabah kelas atas.
“Bunga 3,35% untuk jangka waktu satu bulan tentu sangat menarik, khususnya untuk nasabah korporasi atau individu dengan dana besar. Ini bisa menjadi alternatif penempatan dana sementara sembari menunggu momentum investasi lainnya,” jelas Rudy.
Perbandingan dengan Instrumen Investasi Lain
Dibandingkan dengan instrumen seperti obligasi ritel atau reksa dana pasar uang, deposito menawarkan kepastian imbal hasil dan proteksi modal penuh dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), asalkan nominal simpanan tidak melebihi Rp 2 miliar per nasabah per bank dan mengikuti bunga penjaminan yang berlaku.
Namun, suku bunga deposito di atas batas penjaminan LPS bisa menyebabkan simpanan tidak dijamin sepenuhnya. Oleh karena itu, nasabah tetap perlu berhati-hati dalam melakukan penempatan dana besar.