OJK

OJK Dorong Transformasi Digital Bank Pembangunan Daerah

OJK Dorong Transformasi Digital Bank Pembangunan Daerah
OJK Dorong Transformasi Digital Bank Pembangunan Daerah

JAKARTA — Transformasi digital menjadi fokus utama bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam menghadapi tantangan industri perbankan modern. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menekankan pentingnya investasi pada infrastruktur dan sumber daya teknologi informasi, terutama dalam hal keamanan dan ketahanan siber.

Dalam diskusi “Perkembangan dan Tantangan Roadmap Penguatan BPD Tahun 2024–2027” yang diadakan oleh Asosiasi Perbankan Daerah (ASBANDA) di Yogyakarta, Kamis (21/8), Dian menyampaikan bahwa dukungan pemegang saham dan pengurus bank sangat diperlukan agar digitalisasi berjalan efektif dan berkelanjutan.

"OJK melalui Panduan Digital Resilience telah menyediakan kerangka yang dapat digunakan bank untuk meningkatkan aspek keamanan siber dan daya tahan bisnis secara menyeluruh, agar bank mampu tetap beroperasi, beradaptasi, dan bertahan menghadapi disrupsi maupun perubahan mendadak dalam dunia usaha," jelasnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar modernisasi, tetapi juga strategi penting untuk menjaga keberlangsungan operasional bank.

Panduan dan Tata Kelola Digital Untuk Masa Depan Perbankan

Menurut Dian, langkah transformasi digital tidak bisa dilakukan secara parsial. Setiap bank harus menyiapkan sistem yang tidak hanya efisien tetapi juga aman dari serangan siber dan gangguan operasional. Dalam hal ini, OJK memberikan panduan bagi bank untuk memperkuat ketahanan digital mereka melalui berbagai strategi, termasuk manajemen risiko TI, proteksi data nasabah, serta prosedur tanggap darurat ketika terjadi gangguan digital.

Selain itu, OJK telah merilis Panduan Tata Kelola Kecerdasan Artifisial (AI) Perbankan Indonesia. Panduan ini bertujuan memastikan pemanfaatan teknologi AI di perbankan berjalan secara aman, transparan, dan bertanggung jawab. Penggunaan AI di sektor keuangan, mulai dari analisis risiko kredit hingga pelayanan pelanggan digital, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan, sekaligus memperkuat ketahanan industri terhadap perubahan teknologi dan tren pasar yang cepat.

"Dengan adanya panduan ini, bank dapat memanfaatkan AI secara optimal tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, keamanan, dan transparansi," tambah Dian. Hal ini sekaligus mendorong BPD untuk berinovasi dalam layanan digital, seperti aplikasi mobile banking, sistem pembayaran elektronik, dan analisis data nasabah berbasis AI.

Investasi Infrastruktur Digital sebagai Strategi Bertahan

Transformasi digital bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga investasi sumber daya manusia dan budaya kerja. Dian menekankan bahwa keberhasilan implementasi teknologi di BPD sangat bergantung pada kesiapan SDM serta dukungan manajemen. Pemegang saham dan pengurus bank perlu memastikan alokasi anggaran yang memadai untuk pelatihan, rekrutmen staf TI, dan pengembangan sistem keamanan.

Selain itu, ketahanan siber menjadi aspek krusial. Serangan siber yang meningkat dan kompleks menuntut bank untuk memiliki sistem proteksi yang handal. Panduan Digital Resilience dari OJK memberikan acuan bagi BPD untuk mengidentifikasi risiko, menyiapkan prosedur mitigasi, dan menjaga operasi bank tetap berjalan meskipun menghadapi gangguan atau disrupsi teknologi.

Dengan ketahanan digital yang kuat, BPD tidak hanya mampu melindungi data nasabah, tetapi juga menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat. Hal ini penting agar bank tetap kompetitif, khususnya dalam menghadapi tekanan dari bank nasional maupun platform fintech yang terus berkembang.

Mendorong Inovasi Tanpa Mengabaikan Keamanan

Dian juga menekankan bahwa inovasi digital tidak boleh mengorbankan keamanan dan tata kelola. Bank yang mengadopsi AI, misalnya, harus tetap memastikan keputusan yang diambil oleh sistem dapat dipertanggungjawabkan, bebas bias, dan sesuai regulasi. Panduan tata kelola AI yang diterbitkan OJK menjadi acuan bagi bank untuk menjaga prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan.

OJK berharap, melalui transformasi digital yang terarah dan terstandarisasi, BPD mampu meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, memperluas inklusi keuangan di daerah, dan memperkuat daya saing di industri perbankan. Dengan dukungan teknologi, bank dapat menghadirkan layanan lebih cepat, aman, dan mudah diakses, terutama di era yang semakin terdigitalisasi.

Masa Depan BPD Tergantung Transformasi Digital

Secara keseluruhan, transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk memastikan kelangsungan operasional dan pertumbuhan BPD. Panduan Digital Resilience dan Tata Kelola AI menjadi alat penting agar bank dapat memanfaatkan teknologi secara optimal, aman, dan berkelanjutan.

"Dukungan penuh dari pemegang saham dan pengurus bank menjadi kunci keberhasilan implementasi transformasi digital. Tanpa komitmen tersebut, teknologi saja tidak cukup," pungkas Dian.

Dengan fokus pada inovasi digital, ketahanan siber, dan tata kelola AI, BPD diharapkan mampu menghadapi disrupsi industri perbankan, meningkatkan efisiensi operasional, dan melayani nasabah lebih baik, sekaligus memperkuat kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index