Freeport Indonesia

Freeport Indonesia Catat 130 Spesies Baru dari Riset Biodiversitas

Freeport Indonesia Catat 130 Spesies Baru dari Riset Biodiversitas
Freeport Indonesia Catat 130 Spesies Baru dari Riset Biodiversitas

JAKARTA - Komitmen lingkungan menjadi salah satu perhatian serius PT Freeport Indonesia (PTFI). Perusahaan tambang ini tidak hanya beroperasi di sektor pertambangan, tetapi juga mendukung riset biodiversitas di kawasan Mimika, Papua. Selama hampir tiga dekade, Freeport telah menjalankan penelitian biodiversitas yang kini menghasilkan temuan penting: lebih dari 130 spesies baru terdokumentasi.

Koordinator Fauna Biodiversity PTFI, Kukuh Indra Kusuma, menuturkan bahwa studi dasar biodiversitas di area operasi perusahaan dimulai sejak 1997. Lokasinya bersebelahan langsung dengan Taman Nasional Lorentz, salah satu kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.

“Hasilnya, lebih dari 130 spesies baru berhasil terdokumentasi, dan riset itu telah melahirkan buku serta artikel ilmiah yang bisa diakses publik secara gratis,” ujarnya.

Penemuan Langka: New Guinea Singing Dog

Salah satu capaian paling berharga dari riset ini adalah ditemukannya kembali New Guinea Singing Dog, hewan langka yang sempat diduga punah. Spesies tersebut ditemukan di wilayah dekat operasi Freeport dan menjadi titik balik bagi studi fauna di Papua.

Menurut Kukuh, riset fase kedua pada 2018 membuktikan bahwa gen Singing Dog yang ditemukan masih murni. Sementara pada 2022, kajian ekologi dilakukan lebih jauh untuk memahami habitatnya secara menyeluruh. “Kini fokusnya adalah bagaimana konservasinya bisa berjalan berkelanjutan,” ucapnya.

Keberhasilan ini menegaskan bahwa kehadiran Freeport di Mimika membuka peluang penelitian biodiversitas yang lebih intensif. Kawasan yang sebelumnya sulit dijangkau kini bisa dieksplorasi para peneliti, sehingga memperkaya pengetahuan tentang flora dan fauna Papua.

Operasi Tambang dan Konservasi yang Sejalan

PTFI menegaskan bahwa setiap pengembangan tambang harus melalui kajian ekologis. Peralihan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, misalnya, turut memberikan dampak positif bagi konservasi habitat satwa langka.

Kukuh menjelaskan, pembangunan fasilitas baru yang berpotensi mengganggu spesies terancam punah akan dicarikan alternatif lain. “Kebutuhan akomodasi karyawan kami siasati dengan pembangunan vertikal agar tidak perlu membuka area baru. Semua dilakukan agar keseimbangan operasi dan konservasi tetap terjaga,” jelasnya.

Langkah ini menunjukkan bahwa kegiatan tambang modern dapat berjalan beriringan dengan upaya konservasi, asalkan dilakukan dengan pendekatan ilmiah serta pertimbangan keberlanjutan lingkungan.

Pengakuan Internasional untuk Konservasi

Atas dedikasi dalam menjaga keanekaragaman hayati, Freeport Indonesia menerima penghargaan Program Konservasi Mamalia Terbaik dari Wildlife Habitat Council (WHC). Penghargaan ini diberikan pada konferensi WHC 2024 di New Orleans, Louisiana.

Apresiasi tersebut khususnya menyoroti peran Freeport dalam pelestarian New Guinea Singing Dog, yang disebut sebagai salah satu spesies anjing paling langka di dunia. Tidak hanya itu, penghargaan juga mengakui kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konservasi melalui kolaborasi dengan komunitas lokal, akademisi, dan pemerintah.

Peran Strategis dalam Ilmu Pengetahuan

Dengan lebih dari 130 spesies baru yang telah terdokumentasi, riset biodiversitas Freeport bukan hanya berdampak pada perusahaan, tetapi juga pada dunia akademik dan konservasi global. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam bentuk buku serta artikel ilmiah dapat diakses secara luas, sehingga memberi manfaat bagi penelitian lanjutan di masa depan.

Bagi Papua, riset ini memperkuat posisi wilayah tersebut sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia. Sementara bagi Indonesia, hasil ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas sektor antara perusahaan, ilmuwan, dan pemerintah—bisa menghasilkan temuan berharga sekaligus menjaga keseimbangan alam.

Riset biodiversitas yang dilakukan PT Freeport Indonesia di Mimika bukan hanya mendokumentasikan ratusan spesies baru, tetapi juga menghadirkan penemuan monumental seperti New Guinea Singing Dog yang sempat dianggap punah. Dengan pendekatan ilmiah dan komitmen konservasi, Freeport berupaya memastikan kegiatan tambang berjalan seiring dengan upaya menjaga lingkungan.

Pengakuan internasional melalui penghargaan WHC semakin memperkuat posisi Freeport sebagai perusahaan tambang yang ikut berperan aktif dalam konservasi global. Temuan-temuan ini pada akhirnya menegaskan bahwa sumber daya alam dan pelestarian biodiversitas bisa dikelola secara berimbang demi masa depan yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index