JAKARTA - Setiap tanggal 27 Agustus, dunia penerbangan mengenang tonggak penting dalam sejarah transportasi udara modern: lahirnya pesawat jet pertama. Pada hari itu, tahun 1939, sebuah pesawat kecil bernama Heinkel He 178 berhasil mengudara di Jerman. Meski penerbangannya singkat dan pesawatnya tidak pernah diproduksi massal, momen tersebut menandai dimulainya era baru yang mengubah wajah penerbangan dunia.
Penemuan mesin jet sendiri bukan hasil karya satu orang, melainkan terinspirasi dari pemikiran dua tokoh besar: Frank Whittle, seorang insinyur asal Inggris, dan Hans von Ohain, seorang fisikawan asal Jerman. Keduanya bekerja secara terpisah, namun sama-sama berhasil mengembangkan konsep mesin jet modern. Whittle mematenkan desain mesinnya sejak 1930, sedangkan Ohain menguji coba rancangan serupa di Jerman hingga akhirnya melahirkan Heinkel He 178.
Dari Eksperimen Hingga Persaingan Perang Dunia II
Penerbangan perdana Heinkel He 178 pada 27 Agustus 1939 menjadi batu loncatan bagi teknologi penerbangan. Walaupun tidak diproduksi secara massal atau digunakan dalam medan pertempuran, keberadaannya membuka jalan bagi generasi pesawat jet berikutnya.
Perang Dunia II mempercepat perlombaan teknologi ini. Negara-negara besar seperti Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat bersaing mengembangkan pesawat jet yang lebih cepat, efisien, dan mampu digunakan untuk pertempuran.
Inggris mencatat sejarah dengan meluncurkan Gloster E.28/39 sebagai pesawat jet uji pertamanya, lalu mengembangkan Gloster Meteor yang akhirnya digunakan dalam operasi militer. Jerman membalas dengan Messerschmitt Me 262, pesawat jet tempur pertama yang benar-benar terjun dalam pertempuran pada 1944. Ada juga Arado Ar 234, pesawat jet pengebom pertama di dunia.
Sementara itu, Amerika Serikat memperkenalkan Bell P-59 Airacomet pada 1942. Walaupun tidak secepat pesaingnya, pesawat ini tetap menjadi simbol kemajuan teknologi penerbangan di negeri tersebut. Sayangnya, kehadiran jet tempur Jerman datang terlalu terlambat untuk mengubah jalannya perang.
Era Baru Penerbangan Komersial
Seiring berakhirnya Perang Dunia II, teknologi jet tidak lagi hanya terbatas pada kepentingan militer. Dunia memasuki babak baru ketika pesawat jet mulai dikembangkan untuk keperluan komersial.
Pada 1952, de Havilland Comet asal Inggris menjadi pesawat jet komersial pertama yang melayani penumpang. Kehadirannya disambut sebagai revolusi, sebab perjalanan udara menjadi jauh lebih cepat dibandingkan pesawat baling-baling. Namun, serangkaian kecelakaan membuat Comet harus berhenti beroperasi sementara, memberikan ruang bagi perusahaan lain untuk mengambil alih pasar.
Tahun 1958 menjadi awal kejayaan Boeing 707, pesawat asal Amerika Serikat yang membuka layanan penerbangan trans-atlantik. Pesawat ini kemudian dikenal sebagai salah satu yang paling sukses sepanjang sejarah. Tak lama setelah itu, Eropa meluncurkan pesaingnya, Sud Aviation Caravelle pada 1959. Kedua pesawat tersebut memperluas jaringan penerbangan internasional dan menjadikan perjalanan lintas benua lebih mudah diakses masyarakat.
Warisan Teknologi Jet bagi Dunia Modern
Sejak penerbangan perdana Heinkel He 178, perkembangan pesawat jet berlangsung sangat pesat. Dari mesin tempur hingga armada komersial, teknologi ini merevolusi cara manusia berpindah tempat. Jarak ribuan kilometer kini dapat ditempuh hanya dalam hitungan jam, sesuatu yang mustahil dibayangkan sebelum era jet.
Kini, hampir semua maskapai di dunia mengoperasikan pesawat jet sebagai tulang punggung armadanya. Kecepatan, efisiensi bahan bakar, serta kenyamanan menjadi faktor utama yang membuat jet mendominasi dunia penerbangan modern.
Penemuan sederhana yang bermula dari eksperimen insinyur Inggris dan fisikawan Jerman itu pada akhirnya membentuk wajah transportasi global. Dari medan perang hingga jalur komersial, dari Comet hingga Boeing 707, teknologi jet terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia masa kini.