JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah strategis dengan mengesahkan pembentukan dua badan baru di bawah Kementerian Pertahanan. Langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat efektivitas dan efisiensi dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan pertahanan negara.
Badan yang pertama adalah Badan Kebijakan Strategis Pertahanan (Bakesset). Badan ini memiliki peran utama dalam merumuskan kebijakan strategis di bidang pertahanan. Dengan adanya Bakesset, pemerintah berharap penyusunan strategi pertahanan menjadi lebih terarah dan terkoordinasi, sehingga mampu menghadapi dinamika keamanan yang semakin kompleks.
Sementara itu, badan kedua adalah Badan Pengkajian dan Pengembangan Pertahanan (Bappenas). Bappenas memiliki fungsi khusus untuk melakukan kajian mendalam dan pengembangan di sektor pertahanan. Dengan dukungan data dan penelitian yang akurat, diharapkan setiap kebijakan pertahanan yang diambil berdasarkan kajian ini memiliki kualitas yang lebih tinggi serta relevan dengan tantangan keamanan saat ini.
Langkah pembentukan kedua badan ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap pentingnya perencanaan yang matang dan terintegrasi dalam sektor pertahanan. Dengan koordinasi antara Bakesset dan Bappenas, proses perumusan kebijakan diharapkan lebih cepat, tepat sasaran, dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi ancaman yang terus berubah.
Memperkuat Diplomasi dengan Amerika Serikat
Selain fokus pada internal pertahanan, pemerintah juga menekankan pentingnya diplomasi bilateral. Salah satu langkah terbaru adalah pelantikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Dr. Arif Havas Oegroseno.
Pelantikan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Hubungan strategis kedua negara mencakup berbagai bidang, mulai dari pertahanan, perdagangan, hingga pendidikan dan teknologi. Dengan diplomasi yang solid, Indonesia berpeluang lebih besar untuk mengembangkan kerja sama strategis yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional.
Kehadiran Duta Besar baru ini juga menjadi simbol komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan internasional yang stabil dan saling menguntungkan. Dengan pendekatan diplomasi yang tepat, diharapkan kedua negara dapat mengoptimalkan potensi kerja sama serta menghadapi tantangan global secara bersama-sama.
Langkah pemerintah dalam pembentukan badan pertahanan baru dan pelantikan diplomat strategis ini menunjukkan keseimbangan antara penguatan internal dan eksternal. Di satu sisi, pemerintah memastikan struktur pertahanan negara semakin kuat dan adaptif. Di sisi lain, diplomasi yang aktif mendukung posisi Indonesia di kancah internasional.
Dengan strategi ganda ini, baik dari sisi kebijakan pertahanan maupun hubungan luar negeri, Indonesia berupaya memastikan keamanan nasional terjaga sekaligus membangun kerja sama global yang berkelanjutan.