BMKG

BMKG Catat Rentetan Gempa Darat di Jawa Barat

BMKG Catat Rentetan Gempa Darat di Jawa Barat
BMKG Catat Rentetan Gempa Darat di Jawa Barat

JAKARTA - Selama sepekan terakhir, masyarakat di sejumlah wilayah Jawa Barat dibuat waspada akibat rentetan gempa darat yang terjadi berulang kali. Guncangan yang bersumber dari sesar aktif ini menimbulkan tanda tanya sekaligus kekhawatiran, meskipun sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan.

Insiden terbaru terjadi di Kabupaten Sukabumi, tepatnya wilayah Jampang, pada Kamis malam, 21 Agustus 2025. Gempa dengan magnitudo 2,8 tercatat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada pukul 20.52 WIB.

Kepala Balai BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, mengungkapkan episenter gempa berada di koordinat 7,03 derajat lintang selatan dan 106,66 derajat bujur timur. “Jaraknya 13 kilometer di arah tenggara pusat Kabupaten Sukabumi,” ujarnya tak lama setelah kejadian.

Menurut BMKG, gempa ini masuk kategori dangkal dengan kedalaman 11 kilometer. Getarannya terasa di Jampang dengan skala intensitas II–III MMI, cukup untuk membuat benda-benda ringan bergoyang atau seolah ada truk besar yang melintas. Meski begitu, guncangan tersebut tidak sampai menimbulkan kerusakan pada rumah maupun fasilitas umum.

Jejak Sesar Lembang dalam Rentetan Lindu

Jika ditarik ke belakang, bukan hanya Sukabumi yang merasakan aktivitas sesar darat. Dalam beberapa hari sebelumnya, gempa kecil juga tercatat di kawasan Bandung Barat, khususnya desa-desa seperti Pasir Langu, Jambudipa, Cimanggu, Tugu Mukti, dan Pasir Halang.

Aktivitas ini berasal dari segmen Cimeta, yang merupakan bagian ujung barat Sesar Lembang. Gempa M1,9 mengguncang pada 14 Agustus 2025, disusul M1,8 pada 15 Agustus, M2,3 pada 19 Agustus, hingga M1,7 pada 20 Agustus. Meski magnitudonya relatif kecil, getaran ini cukup sering dirasakan warga sehingga menimbulkan kekhawatiran akan potensi gempa yang lebih besar.

Kekhawatiran warga semakin meningkat setelah gempa M4,7 mengguncang Karawang dan Bekasi pada 20 Agustus 2025. Getarannya dirasakan luas, mulai dari Purwakarta, Depok, Bandung, Jakarta, Tangerang, Cianjur, hingga Pelabuhanratu dan Lebak. Skala intensitasnya mencapai III–IV MMI, cukup untuk membuat masyarakat panik dan keluar rumah.

Gempa yang cukup kuat itu bahkan merusak puluhan rumah warga di Karawang dan Bekasi. Lebih dari 40 rumah dilaporkan rusak, sementara 111 jiwa terdampak langsung. Tak hanya itu, gempa ini juga diikuti 16 kali gempa susulan yang menambah rasa waspada masyarakat.

Antisipasi dan Kewaspadaan Masyarakat

BMKG mengingatkan bahwa rangkaian gempa darat yang muncul di wilayah Jawa Barat tidak bisa dianggap sepele. Meskipun sebagian besar magnitudonya kecil dan jarang menimbulkan kerusakan, keberadaan sesar aktif tetap menjadi potensi bahaya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa pergerakan sesar masih terus berlangsung. Menurut para ahli, meskipun gempa kecil justru bisa dianggap sebagai proses pelepasan energi, namun potensi guncangan yang lebih besar tetap ada. Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci.

Warga di daerah rawan gempa diimbau untuk mengenali lokasi aman di sekitar rumah, menyiapkan jalur evakuasi, serta menyimpan barang penting di tempat yang mudah dijangkau. Bangunan juga sebaiknya diperiksa agar tahan terhadap guncangan, meski dalam skala sedang.

Bagi pemerintah daerah, rentetan gempa ini bisa menjadi pengingat penting untuk memperkuat sistem mitigasi bencana. Sosialisasi, simulasi evakuasi, hingga perencanaan tata ruang menjadi langkah yang perlu diperhatikan.

Tren Aktivitas Gempa dan Harapan Stabilitas

Aktivitas gempa di Jawa Barat sepanjang Agustus 2025 menunjukkan pola yang cukup aktif. Dari Sukabumi hingga Bekasi, getaran terasa dalam rentang beberapa hari saja, membuat masyarakat terus waspada. Meski mayoritas gempa berkekuatan rendah, kehadirannya berulang kali menjadi indikator bahwa wilayah ini berada di kawasan rawan.

Di sisi lain, masyarakat juga berharap aktivitas gempa segera mereda dan tidak menimbulkan dampak besar. Kehidupan sehari-hari yang sempat terganggu di beberapa wilayah akibat guncangan diharapkan bisa kembali normal.

Kesadaran masyarakat untuk tetap tenang namun siaga menjadi modal penting. Dengan langkah antisipasi, informasi yang akurat, serta kesiapan menghadapi situasi darurat, dampak dari bencana dapat ditekan seminimal mungkin.

Rentetan gempa darat di Jawa Barat sepanjang sepekan terakhir memperlihatkan aktivitas sesar aktif yang cukup intens. Dari Sukabumi hingga Bekasi, guncangan dengan magnitudo beragam telah dirasakan masyarakat. Walau sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan, peristiwa ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi gempa dan langkah antisipasinya, masyarakat diharapkan bisa lebih tangguh menghadapi setiap guncangan yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index