JAKARTA - Di tengah tantangan ekonomi nasional, PT Bank Mega Syariah tetap mampu menjaga momentum pertumbuhan dengan kinerja yang positif hingga semester I 2025. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan ketahanan bisnis, tetapi juga hasil dari strategi yang konsisten dalam memperkuat fundamental usaha, menghadirkan inovasi produk, serta meningkatkan layanan kepada nasabah.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menjelaskan bahwa perusahaan terus berupaya menjaga kualitas aset dan menghadirkan solusi keuangan yang relevan. “Kami akan terus berupaya memperkuat fundamental bisnis, menjaga kualitas aset, serta mengembangkan produk dan layanan yang inovatif, dan semoga raihan positif ini dapat terjaga hingga akhir tahun,” ujarnya.
Peningkatan Laba dan Performa Pembiayaan
Pada semester pertama 2025, Bank Mega Syariah mencatat laba sebelum pajak mencapai lebih dari Rp117,30 miliar, tumbuh 3,46 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp113,38 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang mencapai Rp339,92 miliar, naik 12,60 persen yoy dari Rp301,87 miliar pada semester I 2024. Peningkatan ini sejalan dengan ekspansi pembiayaan, di mana total pembiayaan tumbuh signifikan sebesar 29,84 persen yoy, dari Rp7,36 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp9,55 triliun pada Juni 2025.
Segmen komersial menjadi penyumbang utama pembiayaan dengan outstanding lebih dari Rp5,72 triliun, tumbuh 25,40 persen yoy dibandingkan Rp4,56 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan juga terlihat pada segmen konsumer yang naik 44,39 persen menjadi Rp510,50 miliar dari Rp353,56 miliar. Selain itu, produk Syariah Card mencatat lonjakan signifikan hingga 193,21 persen yoy, mencapai Rp194,19 miliar.
Kinerja intermediasi yang solid tersebut mendorong total aset Bank Mega Syariah meningkat 9,28 persen yoy menjadi Rp17,75 triliun. Financing to deposit ratio (FDR) berada di level optimal 85,82 persen, lebih tinggi dari 77,80 persen pada tahun sebelumnya. Sementara itu, kualitas aset tetap terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) gross hanya 0,99 persen, serta kewajiban Penyediaan Modal Minimum di posisi sehat 26 persen.
Strategi Dana Pihak Ketiga dan Inovasi Produk
Dari sisi penghimpunan dana, Bank Mega Syariah juga menunjukkan kinerja positif. Dana murah (giro dan tabungan) meningkat 7,97 persen yoy menjadi lebih dari Rp3,27 triliun, sementara deposito tumbuh 23,39 persen yoy menjadi Rp7,86 triliun. Secara keseluruhan, dana pihak ketiga (DPK) naik 18,42 persen yoy, menembus Rp11,13 triliun pada Juni 2025.
Hanie menjelaskan bahwa pertumbuhan DPK didorong oleh inovasi produk dan layanan digital. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program Tabungan Mesya Berkah yang menawarkan hadiah dan reward menarik. Program ini dirancang untuk mendorong masyarakat menabung sekaligus memperkuat loyalitas nasabah.
Bagi nasabah dengan orientasi jangka panjang, Bank Mega Syariah juga menghadirkan Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya yang menawarkan tingkat imbal hasil kompetitif. Inisiatif ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam merencanakan kebutuhan keuangan secara lebih terarah dan berkelanjutan.
“Tren penurunan suku bunga menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan, khususnya dalam hal pengumpulan dana. Meski demikian, kami terus berupaya mengoptimalkan strategi penghimpunan DPK melalui inovasi produk, penguatan layanan digital, dan penawaran program-program menarik bagi nasabah, sehingga pertumbuhan dapat tetap terjaga secara berkelanjutan,” ujar Hanie.
Menjaga Momentum Pertumbuhan di Tahun 2025
Hasil positif Bank Mega Syariah pada paruh pertama tahun ini memperlihatkan keseimbangan antara ekspansi bisnis dengan pengelolaan risiko yang hati-hati. Di satu sisi, pembiayaan tumbuh kuat pada segmen komersial, konsumer, hingga produk kartu syariah. Di sisi lain, kualitas aset tetap terkendali pada level rendah, didukung oleh permodalan yang sehat.
Ke depan, Bank Mega Syariah menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat fundamental usaha melalui strategi inovasi digital, optimalisasi produk, serta menjaga hubungan yang baik dengan nasabah. Dengan fokus tersebut, perusahaan optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan hingga akhir tahun 2025, sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap industri perbankan syariah di Indonesia.