JAKARTA - Festival Pacu Jalur Tradisional Kuantan Singingi (Kuansing) tahun 2025 dipastikan berlangsung meriah. Tak hanya sekadar pesta budaya rakyat, acara tahun ini semakin istimewa karena dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, yang dijadwalkan melepas jalur siang ini, Rabu, 20 Agustus 2025, di Tepian Narosa Kuantan.
Kehadiran orang nomor dua di Indonesia ini membuat perhatian publik nasional tertuju ke Kuansing. Antusiasme masyarakat pun semakin tinggi, terlebih karena ajang tahunan ini turut dihadiri tamu istimewa, mulai dari duta besar sejumlah negara hingga perwakilan tamu internasional.
Momen bersejarah tersebut diawali dengan seremoni pembukaan pada pagi hari yang dipimpin langsung oleh Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardana. Dua tokoh nasional hadir bersamaan dalam satu acara, menjadikan Festival Pacu Jalur tahun ini berbeda dan diyakini akan tercatat sebagai salah satu yang paling berkesan.
Persiapan Ketat dan Antusiasme Tinggi
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, M Job Kurniawan, memastikan seluruh persiapan sudah matang. Koordinasi intens dilakukan bersama Paspampres dan Sekretariat Negara untuk menyambut kedatangan Wapres Gibran.
“Wapres akan tiba di Pekanbaru siang ini dan langsung menuju Kabupaten Kuansing melepas jalur pada Festival Pacu Jalur Tradisional Kuansing di Tepian Narosa Kuantan,” jelas Job Kurniawan.
Mengenai pengamanan, Job menegaskan seluruhnya diserahkan kepada tim Paspampres yang bekerja sama dengan Korem 031 Wirabima dan Polda Riau. Langkah ini diambil agar jalannya acara tidak hanya meriah, tetapi juga aman bagi seluruh peserta dan tamu undangan.
Selain persiapan teknis, perhatian besar juga diberikan pada potensi lonjakan jumlah penonton. Job menuturkan, animo masyarakat meningkat drastis karena beberapa faktor, salah satunya keberhasilan tarian Aura Farming yang mendunia dan ikut mengangkat nama Kuansing di panggung internasional. Fenomena itu membuat rasa penasaran publik semakin besar untuk menyaksikan langsung perhelatan pacu jalur tahun ini.
“Bahkan sudah ada beberapa duta besar yang memastikan akan hadir dalam Festival Pacu Jalur tahun ini. Tentu kita Riau harus siap menyambut tamu dari dalam dan luar negeri agar mereka merasa nyaman dan aman selama menyaksikan iven tersebut. Mohon doa, semoga cuacanya bagus dan acara berjalan lancar,” tambah Job.
Festival dengan Daya Tarik Internasional
Festival Pacu Jalur bukan sekadar adu cepat perahu tradisional di Sungai Kuantan. Lebih dari itu, ajang ini merupakan simbol kebersamaan, kerja keras, dan gotong royong masyarakat Kuansing. Dengan perahu panjang yang didayung puluhan orang, setiap jalur menjadi gambaran betapa eratnya ikatan antarwarga dalam tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.
Kini, festival tersebut kian naik kelas. Kehadiran Wapres Gibran, menteri kabinet, serta para tamu asing memperkuat citra Pacu Jalur sebagai agenda budaya dengan daya tarik internasional. Pemerintah daerah pun menaruh harapan besar agar momentum ini berdampak positif, tidak hanya bagi pariwisata Kuansing tetapi juga ekonomi masyarakat setempat.
Bagi warga Kuansing, festival ini lebih dari sekadar tontonan. Ia adalah bagian dari identitas dan kebanggaan daerah. Kehadiran tokoh-tokoh nasional memberi semangat baru, sekaligus menjadi bukti bahwa tradisi lokal bisa mendapat tempat di panggung nasional maupun global.
Simbol Penghormatan Budaya Lokal
Dengan tampilnya Wapres Gibran sebagai sosok penting dalam festival ini, masyarakat Kuansing merasakan perhatian lebih dari pemerintah pusat. Kehadirannya di tepian Sungai Kuantan untuk melepas jalur tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga simbol penghormatan terhadap budaya lokal.
Atmosfer kemeriahan kian terasa. Ratusan peserta jalur sudah bersiap dengan semangat juang, sementara ribuan masyarakat dan tamu undangan menanti momen spektakuler. Semua mata tertuju pada Tepian Narosa Kuantan, tempat tradisi besar ini terus hidup dan berkembang.
Festival Pacu Jalur 2025 akhirnya bukan hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga perayaan persatuan. Di tengah riuh dayungan, sambutan masyarakat, dan kehadiran tamu penting, tersimpan pesan bahwa budaya tradisional tetap relevan di era modern.