Contoh karya seni rupa hadir dalam berbagai bentuk di sekitar kita, memberi nuansa estetika dan memperkaya pengalaman visual harian.
Lalu, apa saja sebenarnya ragam jenis karya seni rupa yang mungkin sudah kamu lihat atau kenali? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini untuk memahami lebih jauh tentang keragaman dan keunikan masing-masing karya tersebut.
Dengan memahami beragam contoh karya seni rupa, kamu bisa lebih menghargai nilai artistik yang ada di sekelilingmu.
Beragam Contoh Karya Seni Rupa Indonesia
Beragam contoh karya seni rupa Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas yang tumbuh dari berbagai daerah di nusantara.
Seni Lukis
Seni lukis termasuk ke dalam kategori karya dua dimensi dan dikenal sebagai bentuk seni rupa tertua yang pernah ada di dunia.
Setiap wilayah memiliki gaya dan ciri khas tersendiri dalam karya lukisnya, yang umumnya mencerminkan nilai-nilai kepercayaan serta pandangan hidup masyarakat setempat.
Misalnya, lukisan tradisional dari suatu daerah seringkali memuat simbol atau lambang yang berkaitan erat dengan budaya dan kepercayaan lokal.
- Lukisan kamasan dari Bali
- Seni lukis wayang semar dari Yogyakarta
- Seni Lukis Suku Dayak Kalimantan
- Lukisan kaca dari Cirebon
- Lukisan khombow dari Papua
- Lukisan Leang-Leang dari Jawa Tengah
- Lukisan Lampang dari Kalimantan
Seni Pahat
Dalam pandangan Mikke Susanto melalui karyanya Diksi Seni Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa (2011), seni patung atau seni pahat merupakan jenis karya rupa tiga dimensi yang memiliki volume serta bentuk yang nyata.
Proses pembuatannya bisa dilakukan dengan teknik subtraktif, yaitu mengurangi bahan dengan cara dipahat atau dipotong, dan juga dengan teknik aditif, yaitu menambahkan bahan seperti pada proses pengecoran atau pencetakan.
Di Indonesia, seni pahat dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti arca pada candi, ukiran kayu pada rumah adat, serta ornamen patung pada bangunan tradisional di berbagai daerah.
- Seni patung Suku Asmat Papua
- Seni Patung Batak (Batak Toba, Simalungun, Pakpak Dairi, dan Karo)
- Seni topeng Batak (Simalungun, Tapanuli, Pakpak Dairi, dan Karo)
- Topeng Reog dari Jawa Timur
- Seni patung Nias
- Seni Ukir dari Toraja
- Seni Ukir Suku Asmat
- Miniatur dari Sulawesi Selatan
Seni kriya
Seni kriya adalah cabang seni rupa yang menekankan fungsi praktis atau manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki karya seni kriya yang dibuat dengan tangan serta peralatan sederhana, mengikuti kebiasaan dan tradisi budaya yang ada di masing-masing daerah.
Beberapa contoh seni kriya dari berbagai daerah di Indonesia antara lain:
- Batik khas Yogyakarta
- Batik asal Toraja
- Kain tenun dari Sulawesi Selatan
- Batik Buketan yang berasal dari Bali
- Motif keris dari daerah Yogyakarta
- Kain Sasirangan dari Suku Banjar di Kalimantan Selatan
- Anyaman Tanggui khas Kalimantan Selatan
- Anyaman Bingga dari Sulawesi Tengah
Pengertian Seni Rupa
Menurut penjelasan dalam buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa (2015) karya Sofyan Salam dan tim, seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang menghasilkan karya dengan menggunakan media yang bisa dilihat secara visual dan dirasakan melalui sentuhan.
Karya dalam seni rupa dibuat dengan memadukan unsur-unsur seperti garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, serta pencahayaan, dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip keindahan atau estetika.
Dalam konteks bahasa Inggris, istilah seni rupa secara umum diterjemahkan sebagai fine art.
Namun, seiring dengan kemajuan dunia seni modern, penggunaan istilah fine art kini lebih mengarah pada seni rupa murni yang memiliki batasan makna lebih khusus.
Yang membedakan seni rupa dari bentuk seni lainnya adalah penekanannya pada aspek estetika atau keindahan. Seni rupa berperan sebagai sarana yang difungsikan untuk mempercantik suatu objek maupun ruang tertentu.
Secara fungsional, seni rupa memang bertujuan menonjolkan keindahan. Kendati demikian, keberadaan seni rupa juga memiliki peran penting dalam memengaruhi cara seseorang dalam menghargai, menafsirkan, serta menikmati suatu karya seni.
Unsur-unsur Seni Rupa
Beberapa elemen penting yang terdapat dalam seni rupa meliputi:
Garis
Merupakan unsur yang paling mendasar dan sangat berperan penting dalam penciptaan karya visual. Biasanya, proses awal dalam pembuatan karya ini dimulai dari goresan garis dalam tahap perancangannya.
Garis memiliki dua dimensi, yakni panjang dan arah, serta mempunyai sifat khusus seperti pendek, panjang, horizontal, vertikal, melengkung, lurus, berombak, dan sebagainya—yang masing-masing mengandung makna tersendiri.
Raut
Adalah bentuk atau tampilan dari potongan suatu objek. Raut bisa terbentuk melalui garis yang membatasi luas tertentu hingga membentuk suatu bidang.
Selain itu, istilah ini juga dapat merujuk pada bentuk objek, yang sering disebut bangun atau bidang. Bangun ini berkaitan dengan berbagai benda, baik yang dibuat oleh manusia maupun yang berasal dari alam.
Secara visual, bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, segitiga, segi empat, atau bentuk yang tidak beraturan. Selain bidang, objek juga bisa memiliki bentuk plastis atau tiga dimensi.
Ruang
Mengacu pada dimensi yang ditampilkan dalam karya seni rupa. Dalam konteks dua dimensi, ruang hanya menggambarkan panjang dan lebar.
Namun dalam wujud tiga dimensi, ruang menciptakan volume yang memberi kesan kedalaman dan dimensi nyata pada karya tersebut.
Tekstur
Sering kali disebut juga sebagai barik, tekstur merupakan kualitas permukaan suatu objek yang dapat dirasakan melalui sentuhan.
Secara umum, tekstur menggambarkan struktur permukaan yang bisa terasa kasar atau halus, dan berkaitan langsung dengan indra peraba.
Warna
Adalah hasil dari pantulan cahaya pada permukaan suatu objek, yang menimbulkan kesan visual tertentu. Dalam karya visual, warna dapat membentuk unsur garis, ruang, bidang, serta memberikan efek pencahayaan berupa gradasi terang dan gelap.
Jenis-jenis Karya Seni Rupa
Klasifikasi karya dalam bidang seni visual dapat dibedakan berdasarkan bentuk perwujudannya.
Seperti dijelaskan dalam buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa karya Sofyan Salam, Sukarman B., Hasnawati, dan Muh. Muhaemin, terdapat tiga bentuk utama:
A. Jenis Karya Seni Rupa Menurut Wujudnya
1. Karya Visual Dua Dimensi
Karya ini dikenal juga sebagai dwimatra, yaitu karya yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Karena tidak memiliki kedalaman atau volume, karya jenis ini hanya dapat dilihat dari satu sisi saja, yakni bagian depan.
Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah foto, lukisan, gambar, kain tenun, serta motif batik.
2. Karya Visual Tiga Dimensi
Disebut juga sebagai trimatra, karya ini memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Karena memiliki volume, karya ini bisa diamati dari berbagai sudut pandang.
Contohnya termasuk patung, bangunan, boneka, dan berbagai jenis rancangan produk.
3. Karya Visual Empat Dimensi
Karya ini berbasis waktu dan sering disebut sebagai time-based art.
Jenis karya ini mencakup video art yang bisa diproyeksikan ke permukaan seperti dinding, seni pertunjukan yang melibatkan aksi langsung dari penciptanya, dan kemudian direkam sebagai bagian dari karya itu sendiri, serta karya dengan pendekatan teknologi interaktif.
Seni rupa berbasis media digital ini bisa berupa animasi komputer, desain digital, robotika, dan bentuk lainnya yang dibuat untuk mengeksplorasi perkembangan teknologi mutakhir dalam dunia seni.
B. Klasifikasi Karya Seni Visual Berdasarkan Fungsinya
Dari sudut pandang fungsi, karya seni visual dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yaitu:
1. Karya Seni Murni
Karya jenis ini dibuat dengan tujuan utama untuk mengekspresikan keindahan atau nilai-nilai estetika tanpa mempertimbangkan aspek kegunaan praktis. Tujuannya murni untuk menyampaikan rasa, emosi, atau keindahan visual semata.
Contoh dari jenis ini mencakup patung, lukisan, tapestri, serta berbagai bentuk karya lain yang lebih menekankan ekspresi artistik daripada fungsionalitas.
2. Karya Seni Terapan
Jenis ini menggabungkan unsur keindahan dengan tujuan kegunaan yang praktis. Karya dibuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari, sambil tetap memperhatikan unsur estetika.
Contohnya adalah desain grafis, karya kriya, desain interior, arsitektur, perabotan, kendaraan, serta berbagai produk visual lain seperti sampul buku, poster, logo, dan spanduk.
C. Klasifikasi Karya Seni Visual Berdasarkan Teknik Pembuatannya
Ditinjau dari metode pembuatannya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua belas macam teknik. Berikut penjelasannya:
1. Karya dengan Teknik Goresan atau Sapuan Warna
a. Seni Gambar
Jenis karya ini umumnya dibuat menggunakan garis-garis yang dihasilkan oleh alat seperti pensil, spidol, atau pena.
Meskipun begitu, saat ini perbedaan antara gambar dan lukisan tidak selalu kaku, karena gambar juga bisa mengandung unsur warna dari cat. Beberapa jenis gambar meliputi:
- Gambar bentuk
- Gambar model
- Gambar ilustrasi
- Gambar proyeksi dan perspektif
- Gambar dekoratif
- Sketsa
- Gambar imajinatif
b. Seni Lukis
Karya ini mengutamakan permainan warna yang diterapkan pada bidang tertentu. Meskipun begitu, seperti halnya gambar, pembagian berdasarkan teknik ini kini menjadi semakin fleksibel.
Berdasarkan media tempat melukisnya, dikenal dua bentuk utama: seni lukis easel (lukisan yang dibuat di atas kanvas dan ditopang dengan penyangga) dan seni lukis mural (lukisan yang dibuat pada dinding atau permukaan bangunan).
Dilihat dari jenis bahan pewarnanya, seni lukis dapat berupa lukisan dengan media akrilik, cat minyak, tinta, pastel, cat air, gouache, tempera, media campuran (mixed media), atau encaustic.
c. Kaligrafi
Kaligrafi merupakan bentuk seni tulis yang menonjolkan unsur keindahan visual pada huruf. Selain sebagai sarana menyampaikan pesan, kaligrafi juga memiliki nilai artistik tersendiri dan digunakan sebagai media ekspresi estetis.
2. Karya dengan Teknik Cetak
Karya yang dibuat melalui teknik cetak dikenal sebagai seni grafis. Proses pembuatan diawali dengan penciptaan citra pada suatu media yang disebut klise, yang kemudian digunakan untuk proses pencetakan.
Berdasarkan jenis cetakannya, seni grafis terbagi menjadi beberapa jenis seperti cetak timbul, cetak tembus, dan cetak dalam.
Fotografi juga menggunakan prinsip cetak, tetapi karena memiliki karakteristik teknis dan artistik yang khas, fotografi secara tradisional dikelompokkan sebagai kategori tersendiri, bukan bagian dari seni grafis.
3. Karya Visual dengan Teknik Pahat
Karya yang dibuat dengan metode pahat dibentuk melalui proses mengurangi bagian-bagian tertentu dari bahan utama.
Proses ini dilakukan dengan cara menoreh atau memahat material seperti kayu, batu, atau logam guna menciptakan bentuk yang diinginkan. Jika hasilnya berupa karya dua dimensi yang melekat pada permukaan, maka disebut sebagai relief.
Sementara jika bentuknya berdiri sendiri dan dapat diamati dari berbagai sisi, karya tersebut disebut patung.
4. Karya Visual dengan Teknik Anyaman, Tenunan, dan Rajutan
Teknik ini menciptakan karya melalui metode menyilang-nyilangkan bahan dasar, sehingga terbentuk pola dan struktur tertentu.
Metode seperti anyam dan tenun sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di berbagai wilayah. Bahan yang digunakan bisa berupa bambu, daun, serat alami, hingga benang.
5. Karya Visual dengan Teknik Sulam
Proses sulam dilakukan dengan menjahit menggunakan benang hias serta dapat ditambahkan elemen dekoratif lain seperti manik-manik, pita, atau bahan hias lainnya.
Hasil dari teknik ini biasanya menghasilkan motif yang indah dan sering diterapkan pada kain atau produk tekstil lainnya.
6. Karya Visual dengan Teknik Tempel
a. Mosaik
Teknik ini melibatkan penyusunan potongan kecil dari bahan tertentu seperti keramik, batu, kaca, atau bahan lain berwarna untuk membentuk gambar atau pola.
Warna asli dari material digunakan tanpa pewarna tambahan agar menghasilkan bentuk visual yang menarik.
b. Kolase
Karya ini dibuat dengan menempelkan berbagai potongan dari bahan berbeda seperti kertas, kayu, kaca, kulit, kerang, dan sebagainya ke dalam sebuah media dasar. Setiap elemen berperan sebagai bagian dari keseluruhan gambar yang ingin disampaikan.
c. Montase
Metode montase menggabungkan berbagai potongan gambar atau foto yang ditempelkan dalam satu bidang, sehingga membentuk komposisi baru yang memiliki makna atau narasi tersendiri.
Teknik ini sering digunakan untuk menyampaikan pesan visual melalui perpaduan elemen yang sudah ada.
7. Karya Visual yang Dibuat Melalui Teknik Pembentukan dan Konstruksi
a. Karya Patung
Patung termasuk dalam kategori seni tiga dimensi yang bentuknya disesuaikan dengan jenis bahan yang digunakan, seperti tanah liat, kayu, batu, semen, gips, logam, atau serat sintetis. Teknik pembentukannya bergantung pada karakteristik material tersebut.
b. Karya Keramik
Keramik merupakan jenis karya yang diwujudkan menggunakan bahan non-logam dan bersifat anorganik, kemudian dipadatkan melalui proses pembakaran bersuhu tinggi agar memperoleh bentuk akhir yang kokoh.
c. Karya Arsitektur
Arsitektur dapat dianggap sebagai bentuk seni tiga dimensi berskala besar karena mampu menampung aktivitas manusia dalam jumlah banyak. Contoh karyanya antara lain bandara, stadion, jembatan, serta bangunan tempat ibadah.
8. Karya Visual dengan Teknik Perangkai dan Simpul
a. Perangkai Benda (Meronce)
Meronce adalah proses menciptakan kerajinan tangan dengan cara menyusun benda-benda berlubang secara berurutan, sehingga menghasilkan bentuk baru, seperti kalung atau gelang.
b. Penyimpulan Dekoratif (Makrame)
Makrame merupakan metode pembuatan benda dengan cara menyimpulkan tali atau benang. Teknik ini banyak digunakan untuk menciptakan aksesori seperti gantungan kunci, perhiasan, dekorasi interior, dan pelengkap busana.
c. Seni Rangkaian Bunga (Ikebana)
Seni merangkai bunga yang berasal dari Jepang ini memperhatikan elemen-elemen seperti jenis dan susunan bunga, tangkai, tempat wadah, serta keseimbangan komposisinya untuk menciptakan harmoni visual.
9. Karya Visual Melalui Teknik Membatik
Batik adalah karya yang diciptakan dengan menggambar di atas kain menggunakan alat khusus untuk mengalirkan lilin, yang kemudian berfungsi sebagai pelindung area yang tidak ingin diberi warna.
Selain metode tulis, terdapat juga teknik ikat serta cetak cap dalam proses pembuatannya.
10. Karya Visual dengan Teknik Melipat
Teknik melipat kertas dipakai untuk mengubah lembaran datar menjadi bentuk tiga dimensi tanpa menggunakan perekat. Hasilnya bisa berupa wujud seperti hewan, tumbuhan, bangunan, topi, dan bentuk-bentuk lainnya.
11. Karya Visual Berbasis Teknologi Komputer
Jenis karya ini dihasilkan melalui pemanfaatan perangkat digital dalam proses penciptaannya.
Bentuknya mencakup seni visual berbasis multimedia, digital, maupun media baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk eksplorasi bentuk dan interaktivitas.
12. Karya Seni Rupa yang Disusun dan Ditampilkan
a. Seni Instalasi
Seni instalasi merupakan cara seniman mengungkapkan ide atau pemikiran melalui penyusunan beragam objek atau karya di berbagai tempat seperti lantai, tanah, dinding, atau bahkan digantung di udara.
Penataannya membentuk sebuah karya yang bermakna dan dapat dinikmati dalam ruang tertentu.
b. Seni Pertunjukan Visual (Happening Art)
Happening art atau seni rupa pertunjukan adalah bentuk seni yang muncul secara spontan melalui aksi langsung dari seniman, biasanya dilakukan di lokasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Aksi tersebut bersifat improvisatif dan sering melibatkan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.
D. Jenis Karya Seni Rupa Berdasarkan Pandangan Batin Seniman
1. Karya Seni Tradisional
Seni rupa tradisional adalah karya yang tercipta berdasarkan pola yang diwariskan secara turun-temurun.
Umumnya dibuat mengikuti pakem atau aturan tertentu, bersifat fungsional, dan tidak menonjolkan nama pembuatnya. Contoh karya ini termasuk kain kafan khas Toraja dan wayang kulit dari Jawa.
2. Karya Seni Modern
Seni rupa modern berkembang dengan meninggalkan keterikatan pada bentuk atau aturan lama.
Karya ini lebih mengedepankan orisinalitas ide, teknik baru, dan gaya personal seniman. Keunikan individu serta pencipta karya menjadi bagian penting yang turut menentukan nilai seninya.
3. Karya Seni Posmodern
Posmodernisme dalam seni rupa hadir dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan terbuka terhadap berbagai pengaruh.
Karya posmodern menolak dikotomi antara seni murni dan terapan, serta menonjolkan keberagaman gaya, pendekatan lintas budaya, dan nilai-nilai pluralisme.
Sebagai penutup, contoh karya seni rupa menjadi cerminan ekspresi manusia yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga menyimpan makna dan pesan yang mendalam.