JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), salah satu emiten konstruksi milik negara, masih mencatatkan kinerja negatif pada paruh pertama 2025. Perseroan melaporkan rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,14 triliun hingga akhir Juni 2025. Meski demikian, jumlah tersebut menunjukkan penurunan tipis dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,15 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, penurunan kerugian ini terjadi di tengah pendapatan perseroan yang melemah. Hingga semester I/2025, pendapatan Waskita Karya tercatat Rp3,10 triliun, atau merosot 30,63% year on year (YoY) dibandingkan capaian pada semester I/2024.
Pendapatan Melemah, Kerugian Masih Terjaga
Kinerja pendapatan yang turun berdampak langsung pada perolehan laba sebelum pajak. Waskita Karya membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp2,39 triliun, turun dibandingkan kerugian Rp2,56 triliun pada semester I/2024. Laba per saham perseroan berada di posisi minus Rp74,31 per saham.
Setelah memperhitungkan beban dan pendapatan lainnya, kerugian bersih yang dibukukan sebesar Rp2,14 triliun. Angka ini sedikit membaik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Meskipun perbaikan tersebut belum signifikan, pencapaian ini dianggap sebagai langkah awal dalam upaya perseroan mengendalikan kerugian.
Waskita Karya, yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2012, terus menghadapi tantangan dalam menjaga arus kas dan memulihkan kinerja di tengah tekanan industri konstruksi.
Fokus Pemulihan dan Efisiensi
Manajemen perseroan menegaskan komitmennya untuk menekan kerugian melalui langkah efisiensi biaya, optimalisasi proyek yang sedang berjalan, dan strategi restrukturisasi. Meski belum merinci target kinerja hingga akhir 2025, Waskita Karya optimistis dapat memperbaiki tren pendapatan pada semester berikutnya.
Berbagai upaya dilakukan, termasuk mengkaji ulang proyek yang kurang produktif serta memperkuat kemitraan strategis dengan pihak swasta dan pemerintah. Perseroan juga memanfaatkan peluang dari proyek-proyek infrastruktur nasional yang menjadi prioritas pemerintah.
Selain itu, perseroan berupaya mengelola portofolio proyek secara lebih selektif demi mengurangi risiko keterlambatan dan pembengkakan biaya. Langkah ini diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap kinerja keuangan pada akhir tahun.
Dengan kondisi pendapatan yang masih menurun namun kerugian sedikit berkurang, Waskita Karya menilai semester II/2025 sebagai momentum untuk memperkuat kinerja. Keberhasilan dalam mengoptimalkan proyek, mengendalikan biaya, dan menjaga likuiditas akan menjadi kunci dalam memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.