JAKARTA - Setelah sempat dihentikan akibat kecelakaan kapal dan kondisi cuaca yang kurang bersahabat, penyeberangan dari Pelabuhan Sanur, Denpasar Selatan menuju Nusa Penida akhirnya dibuka kembali mulai Kamis pagi, 7 Agustus 2025. Meski layanan telah beroperasi, pihak berwenang terus memantau kondisi laut dan mengimbau operator serta penumpang untuk selalu mengutamakan keselamatan. Selain itu, masyarakat Bali juga diingatkan akan potensi banjir pesisir akibat fenomena alam yang sedang berlangsung hingga pertengahan Agustus 2025.
Pembukaan Kembali Penyeberangan, Namun Waspada Tetap Diutamakan
Kepala Wilayah Kerja Sanur di KSOP Benoa, Komang Sunarka, mengonfirmasi bahwa sejak pagi hari Kamis, sebanyak 30 kapal boat telah diberangkatkan dari Sanur menuju Nusa Penida. Ia menjelaskan kondisi cuaca saat ini cukup landai dan memungkinkan aktivitas pelayaran untuk dilanjutkan.
“Meskipun sudah kami buka lagi tadi pagi, beberapa operator, seperti Fast Boat Bali Dolphin Cruise 2, memilih tidak beroperasi karena berbagai pertimbangan,” ujar Komang Sunarka.
Sunarka juga menekankan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama. Anak Buah Kapal (ABK) diwajibkan mematuhi semua aturan dan imbauan dari KSOP dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Kami tetap memantau perkembangan cuaca dan bisa menunda kembali penyeberangan jika kondisi memburuk,” tambahnya.
Meski gelombang laut menurut BMKG masih berkisar antara 2-4 meter dan tergolong aman untuk pelayaran, pihak KSOP tetap mengingatkan agar semua pihak waspada. Hal ini penting mengingat kejadian tragis yang baru saja terjadi, yakni kecelakaan Fast Boat Bali Dolphin Cruise II yang terbalik akibat dihantam ombak di Pelabuhan Sanur pada Selasa, 5 Agustus 2025, menewaskan dua wisatawan asing dan satu ABK.
Potensi Banjir Pesisir dan Gelombang Tinggi Jadi Ancaman Selanjutnya
Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, memberikan peringatan kepada masyarakat Bali mengenai potensi banjir pesisir atau rob yang mungkin terjadi pada rentang waktu 9 hingga 16 Agustus 2025. Fenomena ini dipicu oleh purnama yang jatuh pada 8 Agustus dan posisi bulan terdekat ke bumi (perigee) pada 14 Agustus.
Menurut Cahyo, kombinasi kedua fenomena ini dapat menyebabkan peningkatan ketinggian air laut maksimum, yang berpotensi berdampak pada aktivitas di pesisir dan pelabuhan. Wilayah pesisir yang berisiko terdampak meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Klungkung, Karangasem, serta pesisir Badung, Kota Denpasar, dan Gianyar.
“Potensi banjir pesisir ini berbeda waktu dan jam di tiap wilayah. Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar pesisir, pelabuhan, tambak garam, dan perikanan darat harus waspada,” imbaunya.
Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang laut tinggi hingga 4 meter yang akan terjadi di perairan selatan Bali dan sekitarnya antara 8 hingga 11 Agustus. Pola angin juga diprediksi bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan sampai 20 knot, yang dapat memperparah kondisi laut.
Untuk menjaga keselamatan dan memperbarui informasi terkini, masyarakat dianjurkan memantau situs resmi BMKG maupun media sosial resmi seperti Instagram @bmkgbali.
Dengan dibukanya kembali penyeberangan Sanur-Nusa Penida, warga dan wisatawan diharapkan tetap memperhatikan perkembangan cuaca dan menaati aturan keselamatan demi mencegah kecelakaan serupa terulang. Di sisi lain, kewaspadaan terhadap potensi banjir pesisir dan gelombang tinggi juga menjadi bagian penting dalam mengantisipasi risiko di Bali pada pertengahan Agustus ini.