Nama-nama Sayuran yang Sering Dikonsumsi di Indonesia

Nama-nama Sayuran yang Sering Dikonsumsi di Indonesia
nama-nama sayuran

Nama-nama sayuran merujuk pada bahan nabati berair tinggi yang bisa dimakan segar, dimasak, atau diolah dengan beragam cara.

Kumpulan dari berbagai jenis sayur dikenal dengan sebutan sayur-sayuran atau sayur-mayur. Pengolahannya pun bisa dilakukan dalam berbagai cara, tergantung pada selera dan kebutuhan.

Sayuran dikenal sebagai makanan bergizi yang baik untuk kesehatan. Kandungan lemak dan karbohidratnya yang rendah, ditambah tingginya kadar vitamin, mineral, dan serat di dalamnya, menjadikan sayur sebagai bagian penting dalam pola makan sehari-hari. 

Karena itulah para ahli gizi sering menganjurkan agar orang-orang mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayur setiap hari.

Sebelum adanya praktik pertanian seperti sekarang, manusia purba mengandalkan pengumpulan sayuran liar sebagai bagian dari kehidupan berburu dan meramu. 

Namun, sejak sekitar 10.000 hingga 7.000 SM, budidaya sayuran mulai berkembang di sejumlah wilayah dunia. 

Hingga kini, banyak petani di wilayah pedesaan Afrika, Asia, dan Amerika Selatan yang masih menerapkan sistem pertanian tradisional untuk mencukupi kebutuhan pangan sekaligus menukar hasil panen mereka dengan barang lain. 

Gaya hidup mereka juga turut membentuk cara bertani yang lebih maju. Saat ini, Tiongkok menjadi negara penghasil sayuran terbesar di dunia dan memegang peranan penting dalam pasar pertanian global, berkat produksi dan ekspornya yang sangat luas. 

Maka tak heran jika keberagaman dan kekayaan nama-nama sayuran terus berkembang dan dikenal luas di berbagai penjuru dunia.

Terminologi Penamaan Sayuran

Secara istilah, makna dari kata “sayuran” bisa berbeda-beda karena hampir seluruh bagian tumbuhan—seperti akar, batang, daun, umbi, hingga bunga—dapat dikonsumsi. Dalam pemahaman umum, kata ini merujuk pada sesuatu yang berasal dari tanaman. 

Sementara itu, secara lebih sempit, istilah ini mengacu pada bagian tumbuhan yang dapat dimakan. 

Pengertian yang lebih spesifik menjelaskan bahwa sayuran adalah semua bagian tanaman yang bisa disantap sebagai makanan, tidak termasuk buah atau biji, namun mencakup beberapa buah matang yang kerap dijadikan menu utama. 

Selain itu, meskipun tidak berasal dari tumbuhan, jamur yang bisa dikonsumsi serta rumput laut juga sering digolongkan sebagai sayuran.

Dalam praktik kuliner, kelompok buah dianggap terpisah dari sayuran, terlebih buah yang memiliki rasa manis dan kandungan air tinggi. 

Penjelasan ini berbeda dengan pendekatan ilmiah dalam botani, karena beberapa jenis makanan yang secara botani tergolong buah, dalam dunia kuliner justru dipandang sebagai sayuran. Contohnya adalah tomat, paprika, dan terung.

Kelompok biji-bijian dan sebagian jenis kacang juga dikelompokkan tersendiri, bukan dalam kategori sayuran. 

Demikian pula beberapa bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai obat tradisional, bumbu dapur, atau rempah, biasanya tidak termasuk dalam kategori sayuran, meskipun dapat dimakan.

Setiap negara memiliki cara pandang dan tradisi yang berbeda dalam menggolongkan bahan makanan ini. 

Misalnya, avokad di negara-negara Barat kerap diperlakukan sebagai sayuran karena biasanya disajikan bersama selada, sementara di Indonesia buah ini lebih umum diolah sebagai jus dan dianggap sebagai buah.

Nama-nama Sayuran Umum yang Dikonsumsi di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa nama-nama sayuran umum yang dikonsumsi di Indonesia dalam berbagai olahan masakan tradisional maupun modern.

Bayam

Tanaman ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan daunnya sebagai sayuran berwarna hijau. Asalnya dari kawasan tropis Amerika Selatan, namun kini telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia. 

Bayam dikenal sebagai salah satu jenis sayuran yang kaya akan zat besi, sehingga sangat baik untuk menjaga kadar hemoglobin dalam tubuh dan berguna bagi penderita anemia.

Bayam mudah ditemukan dan fleksibel dalam pengolahannya. Di Indonesia, terdapat dua jenis utama yaitu bayam petik dan bayam cabut. 

Bayam petik sering dijadikan campuran lalapan seperti pecel atau urap, sedangkan bayam cabut kerap digunakan dalam sayur bening. 

Bayam petik umumnya berasal dari spesies Amaranthus hybridus, sementara bayam cabut berasal dari Amaranthus tricolor. Jenis lainnya seperti Amaranthus spinosus (bayam duri) dan Amaranthus blitum (bayam kotok) juga dapat dikonsumsi.

Brokoli

Sayuran ini merupakan hasil budidaya dari spesies yang sama dengan kubis dan kembang kol. Brokoli berasal dari wilayah Laut Tengah dan telah dikembangkan sejak zaman Yunani kuno. 

Di Indonesia, brokoli mulai dikenal sejak 1970-an dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.

Bagian brokoli yang dimanfaatkan adalah bunga berwarna hijau yang padat dan tersusun rapat menyerupai cabang pohon, didukung oleh batang yang tebal serta dikelilingi oleh daun. Sayuran ini mirip dengan kembang kol, tetapi memiliki warna hijau. 

Dalam pengolahan, brokoli bisa direbus, dikukus, atau dikonsumsi mentah. Pengukusan dianggap metode terbaik agar kandungan vitamin dan nutrisinya tetap terjaga. 

Jika direbus, sebaiknya tidak melebihi lima menit agar kandungan asam folat tidak banyak hilang.

Brokoli mengandung vitamin C dan serat dalam jumlah tinggi. Di dalamnya juga terdapat glukorafanin, senyawa alami yang dapat dikonversi menjadi sulforaphane, yaitu zat antikanker.

Kacang Panjang

Tanaman ini cukup populer di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Polong mudanya dijadikan lalapan atau dimasak menjadi berbagai jenis masakan. 

Kacang panjang memiliki sifat merambat atau melilit saat tumbuh. Bagian yang dikonsumsi adalah polong muda yang masih lunak.

Tanaman ini tumbuh subur di iklim panas Asia. Daunnya juga dikenal sebagai lembayung dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan sayur. 

Untuk penanaman, biji kacang panjang cukup dimasukkan ke lubang sedalam 1–2 cm, kemudian ditutup tanah, dan akan berbunga dalam waktu 30 hari serta mulai bisa dipanen pada usia 45 hari.

Selain sebagai bahan makanan, kacang panjang juga digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit seperti kanker, infeksi, gangguan ginjal, dan masalah saluran kemih. 

Kandungan yang terdapat di dalamnya meliputi zat antibakteri, antivirus, dan antioksidan.

Kangkung

Sayuran ini mudah dijumpai di pasar dan sering dijadikan olahan menu harian. Salah satu sajian khasnya adalah plecing kangkung dari Lombok yang disajikan dengan sambal tomat dan terasi.

Kangkung dapat tumbuh sepanjang tahun dan tidak memerlukan pengawasan khusus. Sayuran ini terkenal di beberapa negara Asia seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Hampir semua bagian tanaman bisa dikonsumsi, termasuk batang dan daunnya.

Kandungan nutrisinya membantu memenuhi kebutuhan gizi harian, terutama bagi anak-anak. Kangkung memiliki kadar lemak dan kalori yang rendah serta kaya akan vitamin A dan antioksidan.

Dalam 100 gram kangkung terkandung 2,6 gram protein, 2,1 gram serat, serta mineral penting seperti zat besi, magnesium, fosfor, kalsium, tembaga, selenium, dan zink.

Kelor

Tumbuhan ini termasuk jenis yang cepat tumbuh, berumur panjang, dan berbunga sepanjang tahun. Dapat bertahan di suhu panas ekstrem dan berasal dari kawasan tropis serta subtropis Asia Selatan. 

Di Indonesia, kelor digunakan untuk makanan dan pengobatan. Biji kelor juga bermanfaat sebagai bahan penjernih air. Daun kelor biasa dijadikan bahan jamu, suplemen, maupun campuran makanan. 

Ibu menyusui kerap mengonsumsi daun ini karena dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Selain itu, dipercaya membantu mengatasi diabetes, infeksi, nyeri sendi, hingga kanker.

Dalam dua gram daun kelor, terdapat sekitar 14 kalori, karbohidrat, protein, zat besi, vitamin C dan A, kalsium, kalium, magnesium, asam folat, serta antioksidan seperti polifenol.

Kentang

Dikenal sebagai sumber karbohidrat utama di banyak negara. Di Indonesia, kentang masih sering dianggap sebagai bahan makanan pelengkap. 

Tersedia dua jenis utama di pasaran: kentang kuning yang cocok digoreng dan kentang putih yang cocok untuk sop atau kari.

Kentang mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk kalsium, kalium, fosfor, dan vitamin C. Kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, karotenoid, dan asam fenolik berperan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas.

Kubis

Sayuran ini termasuk tanaman dua tahunan yang daunnya membentuk bulatan. Walaupun sering dianggap mirip dengan selada, keduanya berasal dari spesies berbeda. 

Kubis terdiri dari berbagai jenis seperti berwarna hijau, ungu, dan kemerahan dengan tekstur daun halus atau berkerut.

Kubis bermanfaat untuk menunjang kesehatan, seperti mengurangi risiko penyakit jantung, melindungi dari radiasi, dan mencegah kanker. 

Di dalamnya terdapat vitamin A, zat besi, vitamin B6, serta folat yang penting untuk sistem metabolisme dan saraf. Antioksidan yang terkandung mampu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas.

Sawi

Kelompok tumbuhan ini termasuk dalam genus Brassica dan dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pangan. 

Terdapat beberapa jenis yang populer, seperti sawi hijau (caisim) dan sawi putih (petsai). Keduanya biasa digunakan dalam sup, asinan, atau pelengkap makanan lainnya.

Walaupun masih terbatas penelitian secara spesifik mengenai manfaatnya, kandungan nutrisi di dalam sawi terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Beta karoten dan flavonoid dalam sawi berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung. 

Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi tinggi sayuran hijau mampu mengurangi risiko gangguan jantung hingga 15%.

Sebagai penutup, mengetahui nama-nama sayuran membantu kita lebih mudah memilih bahan pangan sehat untuk menunjang gaya hidup yang lebih seimbang dan bergizi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index