Pupuk urea adalah pupuk penting dengan nitrogen tinggi yang bantu tanaman tumbuh optimal dan hasil panen sesuai harapan.
Tanaman memerlukan berbagai unsur esensial agar dapat berkembang secara maksimal, dan salah satu unsur paling vital di antaranya adalah nitrogen.
Kebutuhan nitrogen ini bisa dipenuhi melalui pemupukan, salah satunya dengan menggunakan pupuk urea.
Kandungan nitrogen dalam pupuk urea tergolong tinggi, menjadikannya sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan tanaman, terutama pada fase pertumbuhan aktif.
Unsur nitrogen yang terkandung di dalam pupuk urea berperan penting dalam proses metabolisme tanaman serta memberikan berbagai manfaat pendukung lainnya bagi perkembangan tanaman.
Dengan mengenali karakteristik dan fungsi dari pupuk ini, kamu bisa lebih tepat dalam memberikan asupan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman agar tumbuh secara sehat dan maksimal.
Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa pupuk urea adalah pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan nitrogen pada tanaman, terutama saat masa pertumbuhannya.
Pupuk Urea adalah
Pupuk urea adalah senyawa yang tergolong organik, terdiri atas unsur karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen, serta memiliki rumus kimia CON2H4 atau (NH2)2CO.
Di berbagai wilayah Eropa, senyawa ini lebih dikenal dengan istilah carbamide. Selain itu, urea juga memiliki sebutan lain seperti isurea, carbonyl diamide, carbamide resin, dan carbonyl amine.
Urea merupakan senyawa organik buatan pertama yang berhasil disintesis dari bahan anorganik, yang secara historis berhasil membantah teori vitalisme. Proses pembentukan urea di dalam tubuh terjadi melalui proses oksidasi di organ hati.
Ketika sel darah merah (eritrosit) yang telah berumur 120 hari mengalami kerusakan, mereka dipecah menjadi dua komponen utama, yaitu haemo dan globin.
Haemo kemudian berubah menjadi pigmen empedu yang disebut bilirubin dan urobilin, di mana keduanya mengandung urea serta amonia yang akan dikeluarkan tubuh bersama dengan urin maupun feses.
Pemanfaatan utama urea adalah sebagai bahan baku pupuk, di mana lebih dari 90% hasil produksi urea industri digunakan sebagai pupuk kimia.
Bentuk pupuk ini berupa butiran prill dan banyak dipakai dalam pertanian sebagai sumber nitrogen bagi tanaman.
Setelah diaplikasikan ke tanah, urea akan mengalami proses hidrolisis yang menyebabkan pelepasan ion ammonium.
Kandungan nitrogen dalam urea mencapai 46%, namun tanaman umumnya hanya dapat menyerap sekitar setengah dari total kandungan tersebut.
Karena peran penting nitrogen dalam sektor pertanian, maka tidak jarang pupuk urea mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, pupuk urea tersedia dalam dua jenis.
Jenis pertama adalah pupuk bersubsidi yang ditandai dengan warna merah muda dan digunakan dalam program bantuan pembangunan. Sedangkan jenis kedua adalah pupuk non-subsidi berwarna putih yang dipasarkan secara komersial.
Proses produksi pupuk urea berasal dari limbah pengolahan gas alam maupun pembakaran batu bara, khususnya karbon dioksida yang kemudian dikombinasikan dengan amonia melalui metode Bosch Meiser.
Dalam tahap berikutnya, amonia cair dicampur dengan es kering atau karbon dioksida dalam suhu rendah sehingga membentuk amonium karbamat. Campuran ini lalu diberi air dan energi tambahan untuk menghasilkan urea dan air sebagai produk akhirnya.
Pupuk urea umumnya hadir dalam bentuk butiran kasar dan mudah larut dalam air, sehingga memudahkan penggunaannya bersama dengan proses penyiraman tanaman oleh para petani.
Namun, karena sifatnya yang higroskopis atau mudah menyerap air dari udara, penyimpanan pupuk urea harus dilakukan di tempat yang tertutup rapat, kering, dan tidak lembap agar kualitasnya tetap terjaga.
Jenis-jenis Pupuk Urea
Berdasarkan wujud fisiknya, pupuk ini dikategorikan menjadi dua varian utama, yakni dalam bentuk prill dan non prill. Masing-masing memiliki karakteristik dan pemanfaatan berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan pertanian maupun industri.
Untuk jenis prill, bentuk fisiknya berupa butiran halus berwarna putih yang dikenal luas dan kerap digunakan oleh petani. Keunggulan dari tipe ini adalah kemampuannya yang tinggi untuk larut dalam air dan cepat diserap oleh tanaman.
Saat diaplikasikan ke tanah, senyawa ini akan berubah menjadi gas amonia serta karbon dioksida.
Meski demikian, paparan langsung terhadap sinar matahari dapat memicu penguapan, sehingga penggunaannya melalui daun harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada tanaman yang memiliki daun sensitif.
Teknik penyemprotan yang membentuk butiran tetes menjadi salah satu solusi untuk menghindari kerusakan pada tanaman.
Ada sejumlah manfaat dari penggunaan tipe prill, seperti tingkat kepopulerannya yang tinggi di kalangan petani, ketersediaannya yang melimpah di berbagai tempat penjualan pupuk, harga yang terjangkau, serta fleksibilitas kemasan yang bervariasi sesuai kebutuhan pengguna.
Cara pemakaiannya juga cukup praktis, bisa langsung ditebar atau dilarutkan terlebih dahulu. Kandungan nutrisinya terutama nitrogen juga terbilang tinggi, sekitar 46%.
Selain untuk keperluan pertanian, jenis ini juga dimanfaatkan dalam sektor lain seperti perikanan tambak, pembuatan lem industri kayu, dan pengolahan tekstil.
Meski memiliki banyak keunggulan, jenis prill juga tak lepas dari kekurangan. Sifatnya yang mudah menyerap uap air dari udara membuatnya rentan terhadap kerusakan jika disimpan di ruang terbuka.
Ketika menjadi lembap atau mencair, kandungan nutrisinya akan berkurang drastis. Ukuran butirannya yang kecil menyebabkan luas permukaan kontak menjadi lebih besar, sehingga unsur nitrogen lebih cepat menguap atau tercuci oleh air hujan.
Hal ini menyebabkan tingkat efisiensinya hanya berkisar antara 30% hingga 50%. Sementara itu, kategori non prill mencakup beberapa jenis lain yang dikembangkan untuk kebutuhan spesifik.
Yang pertama adalah bentuk bola kecil yang disebut ball fertilizer. Pupuk ini memiliki respons yang cukup baik dengan pelepasan nitrogen secara perlahan, sehingga lebih efisien diserap akar.
Meskipun memiliki potensi tinggi, penggunaan secara luas masih terkendala oleh persoalan teknis dan biaya. Biasanya, pupuk ini digunakan sebagai pelengkap setelah penggunaan jenis prill.
Jenis berikutnya adalah super granule atau USG, yang bentuknya menyerupai prill tetapi dengan ukuran lebih besar.
Walaupun proses produksinya belum bisa dilakukan secara massal karena kendala biaya, efektivitasnya dalam meningkatkan hasil panen padi sudah terbukti, dengan peningkatan antara 3,4% hingga lebih dari 20%.
Selanjutnya ada jenis briket, hasil dari proses pemadatan lanjutan dari tipe prill dan pengembangan dari USG. Bentuknya pipih seperti cakram, namun cukup rapuh dan mudah pecah. Sifat kimianya sama dengan jenis-jenis sebelumnya.
Terakhir, bentuk tablet dihasilkan melalui proses penekanan bertekanan tinggi terhadap butiran halus. Tidak berbentuk bulat, melainkan datar menyerupai tablet.
Keunggulan dari varian ini mencakup efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan prill, mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 20,87%, menghemat tenaga kerja dan biaya pemupukan, mengurangi pertumbuhan gulma, serta menekan dampak lingkungan akibat limbah pupuk.
Manfaat Penggunaan Pupuk Urea
Kandungan nitrogen yang tinggi menjadikan jenis pupuk ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung produktivitas tanaman. Ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaannya secara tepat dan konsisten. Berikut uraian lengkapnya:
Menjadikan daun tanaman tampak lebih hijau dan segar
Manfaat awal yang bisa dirasakan adalah perubahan warna daun tanaman yang menjadi lebih hijau dan terlihat segar. Efek ini berasal dari unsur klorofil yang terdapat di dalam pupuk tersebut.
Keberadaan klorofil sangat berperan dalam proses fotosintesis yang berlangsung di dalam tanaman.
Tumbuhan yang sehat dapat dilihat dari warna daunnya, dan apabila tampak pucat atau kering, biasanya menandakan bahwa tanaman sedang mengalami gangguan kesehatan atau kekurangan unsur penting.
Mempercepat laju pertumbuhan tanaman
Biasanya, proses pertumbuhan tanaman yang berasal dari benih atau bibit membutuhkan waktu yang tidak sebentar, apalagi jika ditargetkan untuk menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan subur.
Meskipun tiap jenis tanaman memiliki risiko pertumbuhan yang berbeda-beda, namun permasalahan yang kerap muncul adalah pertumbuhan yang lambat.
Salah satu penyebabnya adalah penggunaan pupuk yang kurang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dalam hal ini, pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi dapat membantu mempercepat proses pertumbuhan.
Banyak petani memilih pupuk ini karena terbukti lebih efisien dibandingkan jenis pupuk lain yang juga mengandung nitrogen.
Meningkatkan kadar protein dalam tanaman
Dari unsur yang dikandungnya, pupuk ini mengandung senyawa organik yang memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai jenis tanah.
Selain mempercepat pertumbuhan, pupuk ini juga dapat meningkatkan kandungan protein dalam tanaman secara cepat. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri, terutama bagi petani yang membudidayakan tanaman buah atau sayuran.
Pupuk ini dapat meningkatkan kandungan protein nabati yang sangat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh optimal.
Dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya beradaptasi terhadap berbagai kondisi tanah. Oleh karena itu, pupuk ini dapat digunakan pada aneka ragam jenis tanaman, mulai dari tanaman hortikultura, pangan, hingga perkebunan.
Fleksibilitas inilah yang menjadikan pupuk tersebut sangat populer dan umum digunakan di sektor pertanian karena cocok untuk berbagai kebutuhan.
Meningkatkan hasil panen baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta mempercepat waktu panen
Penggunaan pupuk ini juga terbukti meningkatkan jumlah hasil panen sekaligus kualitasnya. Tak hanya itu, waktu panen pun menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Kandungan unsur senyawanya memang mendukung peningkatan produktivitas.
Dalam dunia pertanian, menjaga kualitas merupakan hal yang esensial, namun tetap harus diseimbangkan dengan kuantitas. Maka dari itu, banyak petani yang lebih memilih pupuk ini karena memberikan hasil yang lebih maksimal.
Berfungsi sebagai tambahan nutrisi bagi pakan hewan ternak
Selain untuk kebutuhan tanaman, pupuk ini juga bisa dijadikan sebagai bahan tambahan untuk pakan ternak. Hal ini karena kandungan nitrogen di dalamnya mencapai sekitar 45%, sehingga cocok untuk dicampurkan ke dalam ransum hewan.
Setelah masuk ke dalam sistem pencernaan hewan, nitrogen tersebut akan melalui proses fotosintesis dengan bantuan mikroorganisme, sehingga kadar protein dalam pakan akan meningkat dan memberikan manfaat gizi tambahan bagi hewan ternak.
Cara Menggunakan Pupuk Urea
Pemanfaatan pupuk jenis ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan agar unsur nitrogen yang dikandungnya dapat terserap secara optimal oleh tanaman.
Oleh karena itu, terdapat sejumlah langkah penting yang harus diperhatikan saat menggunakannya. Berikut penjelasan lengkap mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan:
Menentukan waktu aplikasi yang tepat
Penggunaan pupuk harus dilakukan pada waktu yang sesuai. Waktu terbaik untuk mengaplikasikannya adalah saat suhu udara berada pada kondisi sejuk, seperti di pagi atau sore hari.
Jika suhu terlalu rendah, tanah bisa mengalami pembekuan sehingga menyulitkan penyerapan zat yang ada di dalam pupuk. Sebaliknya, jika terlalu panas, maka zat tersebut berisiko menguap sebelum sempat diserap oleh tanaman.
Melakukan penyiraman sebelum pemupukan
Langkah selanjutnya adalah menyiram tanaman terlebih dahulu sebelum pupuk diberikan.
Proses penyiraman ini berfungsi untuk membantu pupuk meresap lebih cepat ke dalam tanah, sehingga unsur hara yang terkandung di dalamnya bisa langsung dimanfaatkan oleh akar tanaman.
Membuat lubang khusus untuk pemupukan
Supaya penyerapan berjalan lebih maksimal, penting untuk membuat lubang yang khusus digunakan untuk meletakkan pupuk.
Lubang ini sebaiknya dibuat tidak terlalu jauh dari akar tanaman, dengan tujuan agar zat yang terkandung bisa langsung diserap secara efisien oleh akar.
Melakukan penaburan pupuk dengan dosis yang sesuai
Setelah lubang tersedia, tahap berikutnya adalah menaburkan pupuk ke dalam lubang tersebut. Penaburan harus dilakukan dengan memperhatikan takaran yang tepat sesuai kebutuhan tanaman.
Memberikan jumlah yang berlebihan justru dapat mengganggu keseimbangan pertumbuhan tanaman dan menurunkan produktivitasnya.
Menutup kembali lubang pemupukan
Karena zat yang terkandung di dalam pupuk ini mudah sekali menguap, maka setelah proses penaburan selesai, lubang tempat penempatan pupuk perlu segera ditutup kembali.
Tujuannya adalah agar zat-zat penting, termasuk nitrogen, tidak terbuang ke udara dan tetap tersedia untuk diserap oleh tanaman.
Meskipun terdapat beberapa jenis pupuk lain yang juga mengandung nitrogen, penggunaan pupuk ini tetap menjadi pilihan utama di kalangan petani karena kemampuannya yang lebih efektif dalam meningkatkan kadar nitrogen di dalam tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Sebagai penutup, pupuk urea adalah sumber nitrogen tinggi yang efektif, sehingga pemakaiannya yang tepat dapat membantu meningkatkan hasil dan kualitas pertanian secara menyeluruh.