Bursa

Bursa Saham RI Perkasa, IHSG Tembus Level Tertinggi Sepanjang Juli 2025

Bursa Saham RI Perkasa, IHSG Tembus Level Tertinggi Sepanjang Juli 2025
Bursa Saham RI Perkasa, IHSG Tembus Level Tertinggi Sepanjang Juli 2025

JAKARTA - Kinerja pasar saham domestik mencatat hasil positif di tengah dinamika bursa Asia yang bergerak tidak searah. Hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa gemilang, didorong sentimen eksternal dan sektor unggulan di dalam negeri.

Pada Senin, 28 Juli 2025 siang, IHSG berhasil ditutup menguat 1,36% atau naik 102,89 poin ke level 7.646,39. Angka ini menjadi penutupan sesi pertama tertinggi, menunjukkan minat beli investor yang cukup kuat dalam merespons kondisi pasar terkini.

Indeks LQ45 yang terdiri dari saham-saham unggulan juga mengalami penguatan sebesar 0,91% ke level 801,64, menandakan bahwa sentimen positif menyentuh mayoritas saham kapitalisasi besar.

Perdagangan berlangsung aktif dengan frekuensi transaksi mencapai 952 ribu kali, melibatkan 19,81 miliar lembar saham dan menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp10,85 triliun. IHSG sempat bergerak di antara level 7.625,42 hingga 7.658,95 sepanjang sesi pertama.

Saham Keuangan dan Infrastruktur Pimpin Penguatan

Sektor saham keuangan mencatat kenaikan tertinggi pada perdagangan hari ini, melesat hingga 2,9%. Disusul sektor infrastruktur dan barang baku yang masing-masing naik 2,4% dan 1,59%. Sektor properti dan transportasi turut mencatat penguatan, masing-masing sebesar 0,85% dan 0,82%.

Sejumlah saham mencetak lonjakan signifikan, menjadi top gainers sesi pertama. Di antaranya adalah saham PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) yang melesat 24,86%, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang naik 24,71%, dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang menguat 24,59%.

Sementara itu, beberapa saham lain justru mengalami koreksi tajam. Saham PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) menjadi yang paling merosot dengan penurunan 13,74%, diikuti PT Fuji Finance Indonesia Tbk (FUJI) yang melemah 10,48% dan PT Pam Mineral Tbk (NICL) yang turun 10,36%.

Bursa Asia Bergerak Variatif

Di kawasan Asia, kinerja pasar saham cenderung bervariasi. Beberapa indeks mencatat penguatan, sementara lainnya tertekan oleh sentimen global.

IHSG bersama dengan indeks Ho Chi Minh Vietnam menjadi dua bursa dengan performa terbaik di Asia, mencatat kenaikan masing-masing 1,36% dan 1,24%.

Indeks lainnya yang turut menguat adalah Hang Seng (Hong Kong) 0,47%, TW Weighted Index (Taiwan) 0,29%, KLCI (Malaysia) 0,29%, KOSPI (Korea Selatan) 0,26%, Shenzhen Composite (China) 0,25%, Shanghai Composite (China) 0,08%, dan CSI 300 (China) 0,02%.

Namun, sebagian bursa regional mencatat kinerja negatif. Indeks Nikkei 225 (Jepang) turun 1,01%, TOPIX (Jepang) melemah 0,72%, PSEI (Filipina) terkoreksi 0,65%, Straits Times (Singapura) menyusut 0,22%, dan SENSEX (India) tergelincir 0,19%.

Sentimen Global: Perpanjangan Gencatan Tarif AS-China

Salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pergerakan bursa Asia adalah kemungkinan perpanjangan gencatan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Gencatan tarif saat ini akan berakhir pada 12 Agustus mendatang. Namun, berdasarkan laporan terbaru yang dikutip dari South China Morning Post, dua negara ekonomi besar tersebut tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang masa jeda tarif selama tiga bulan ke depan. Informasi ini diperoleh dari sumber anonim yang dekat dengan proses negosiasi.

Langkah ini sejalan dengan dimulainya pertemuan dagang antara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, yang berlangsung hari ini di Stockholm, Swedia. Harapan atas hasil positif dari pembicaraan tersebut ikut menopang optimisme pasar.

Bessent sebelumnya mengungkapkan, “Saya memprediksi akan ada perpanjangan gencatan dagang dari negosiasi berikutnya pekan ini,” ujarnya, sembari menyebut bahwa agenda perundingan juga akan mencakup topik yang lebih luas seperti pembelian minyak China dari Rusia dan Iran.

AS dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Baru

Sementara itu, Amerika Serikat juga telah menjalin kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Kesepakatan tersebut diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Turnberry, Skotlandia, pada Minggu lalu.

Dalam kesepakatan itu, AS akan menerapkan tarif 15% atas sebagian besar produk ekspor dari Uni Eropa, menghindari konflik dagang yang berlarut-larut. Langkah ini dinilai memberikan stabilitas lebih bagi pelaku pasar menjelang pekan yang dipenuhi rilis data ekonomi penting.

Kyle Rodda, Analis Pasar Senior dari Capital.com, mengungkapkan, “Kesepakatan dagang AS dengan UE menyiapkan pasar untuk pembukaan pekan yang positif, meski pelaku pasar juga menghadapi salah satu pekan tersibuk dalam kalender ekonomi tahun ini.”

Investor kini mengalihkan perhatian mereka pada sejumlah agenda penting yang akan memengaruhi arah pasar ke depan, termasuk pertemuan bank sentral seperti Federal Reserve (The Fed) dan Bank of Japan (BOJ), serta laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar yang tengah dirilis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index