Saham

Saham Rekomendasi Analis di Tengah Peluang Penguatan IHSG

Saham Rekomendasi Analis di Tengah Peluang Penguatan IHSG
Saham Rekomendasi Analis di Tengah Peluang Penguatan IHSG

JAKARTA - Di tengah tekanan net sell asing yang masih besar, indeks harga saham gabungan (IHSG) tetap menunjukkan ketahanan teknikal di awal pekan. Sejumlah analis membagikan saham pilihan yang layak diperhatikan hari ini, Senin, 28 Juli 2025.

Memasuki perdagangan awal pekan, pelaku pasar menghadapi situasi yang dinamis. Meskipun tekanan jual asing belum mereda, prospek teknikal indeks masih menunjukkan ruang penguatan. Hal ini menjadi dasar bagi sejumlah analis untuk memberikan rekomendasi saham yang berpotensi menguat secara selektif pada hari ini.

IHSG pada akhir pekan lalu ditutup menguat 0,17% ke level 7.543,50. Secara mingguan, indeks sudah mencatatkan kenaikan sebesar 3,17%. Namun, investor asing masih tercatat melakukan aksi jual bersih cukup signifikan, yakni sebesar Rp 233,39 miliar pada Jumat dan total Rp 132,92 miliar sepanjang minggu tersebut.

Tekanan Global Masih Membayangi

Tekanan global yang berasal dari negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta antisipasi menjelang pertemuan FOMC pada 29–30 Juli 2025, membuat pelaku pasar bersikap lebih hati-hati. Risiko dari sentimen eksternal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan dalam mengelola ekspektasi terhadap arah IHSG.

Secara teknikal, analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai terdapat indikasi positif pada grafik pergerakan indeks. Ia melihat adanya sinyal golden cross pada indikator Stochastic RSI yang memasuki area overbought, sementara MACD juga masih memperlihatkan minat beli dari pasar.

Dengan kondisi teknikal tersebut, IHSG diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan menguat di kisaran 7.450 hingga 7.650 pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, analis dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan pandangan berbeda. Ia justru memperingatkan adanya potensi koreksi teknikal menuju area support 7.432, dengan resistance berada di level 7.568. Menurutnya, kehati-hatian tetap diperlukan, terutama menjelang pengumuman penting dari bank sentral AS yang dapat memengaruhi arah pasar global.

Saham Pilihan dari Tiga Sekuritas

Dalam kondisi pasar yang cenderung fluktuatif ini, beberapa saham tetap menjadi sorotan analis karena dinilai memiliki potensi teknikal yang menarik serta valuasi yang relatif masih menarik.

Dari Phintraco Sekuritas, rekomendasi diberikan kepada saham-saham sebagai berikut:

SMRA (Summarecon Agung)

BSDE (Bumi Serpong Damai)

TPIA (Chandra Asri Petrochemical)

BFIN (BFI Finance Indonesia)

INTP (Indocement Tunggal Prakarsa)

TOWR (Sarana Menara Nusantara)

Sementara itu, MNC Sekuritas menyoroti tiga saham yang juga dapat diperhatikan:

ASII (Astra International): support di Rp 5.100, resistance Rp 5.150

BIRD (Blue Bird): support Rp 1.975, resistance Rp 2.000

ESSA (Surya Esa Perkasa): support Rp 665, resistance Rp 700

Untuk investor dengan gaya perdagangan spekulatif, BNI Sekuritas memberikan rekomendasi beli pada saham-saham berikut:

PTRO (Petrosea): beli di Rp 3.580–3.620, target Rp 3.720–3.970

AADI (Adaro Andalan Indonesia): beli di Rp 6.800–6.875, target Rp 7.000–7.150

RAJA (Rukun Raharja): beli di Rp 2.310–2.330, target Rp 2.410–2.470

JPFA (Japfa Comfeed Indonesia): beli di Rp 1.590–1.610, target Rp 1.650–1.700

DEWA (Darma Henwa): beli di Rp 216–218, target Rp 222–226

PANI (Pantai Indah Kapuk Dua): beli di Rp 15.825–16.000, target Rp 16.200–16.550

Strategi Buy on Weakness Disarankan

Melihat kondisi pasar saat ini, strategi buy on weakness dinilai masih relevan untuk diterapkan. Pelaku pasar disarankan fokus pada saham-saham mid-cap hingga small-cap yang secara teknikal menunjukkan potensi pembalikan arah atau breakout. Rekomendasi speculative buy dari beberapa analis juga menunjukkan peluang yang bisa dimanfaatkan secara jangka pendek.

Meski demikian, disiplin terhadap level support dan resistance menjadi hal yang penting untuk meminimalkan risiko. Investor sebaiknya tetap memperhatikan sentimen eksternal dan mengatur portofolio dengan pendekatan yang lebih defensif di tengah ketidakpastian global.

IHSG diproyeksikan akan tetap bergerak terbatas, namun jika mampu bertahan di atas level support kritikal, maka peluang untuk menguji resistance lebih tinggi masih terbuka. Saham-saham di sektor properti, energi, infrastruktur, serta konsumer dinilai memiliki daya tahan relatif terhadap gejolak jangka pendek.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index