Apa itu Business Model Canvas? Pendekatan ini membantu menyusun strategi bisnis secara terstruktur dan terarah dalam satu kerangka visual.
Dalam menjalankan sebuah usaha, sangat penting untuk memiliki rencana yang matang agar bisnis dapat berkembang dengan baik. Salah satu cara yang banyak digunakan pelaku usaha adalah dengan mengandalkan Business Model Canvas.
Konsep ini menjadi favorit di kalangan pelaku bisnis, terutama mereka yang baru memulai usaha.
Melalui Business Model Canvas, para pengusaha bisa menyusun rencana bisnis secara ringkas namun komprehensif, dengan memperhatikan berbagai aspek penting mulai dari segmentasi pelanggan, proposisi nilai, hingga aliran pendapatan dan struktur biaya.
Pendekatan ini sangat berguna dalam mengembangkan usaha agar lebih efektif dan efisien, terutama dalam menjangkau konsumen yang menjadi target pasar.
Model ini memudahkan pelaku usaha untuk melihat keseluruhan elemen penting dalam bisnis dalam satu tampilan visual yang sederhana namun mendalam.
Dengan begitu, pengusaha bisa lebih cepat mengambil keputusan strategis untuk keberlanjutan dan pertumbuhan usahanya.
Untuk memahami lebih lanjut seperti apa bentuk dan contoh nyata dari Business Model Canvas, simak penjelasan lengkapnya berikut ini agar kamu dapat menerapkannya pada bisnis sendiri dan menuai hasil yang optimal.
Jadi, jika kamu masih bertanya-tanya apa itu Business Model Canvas, kini saatnya menggali lebih dalam dan mulai menerapkannya dalam perencanaan bisnismu.
Apa Itu Business Model Canvas?
Apa itu Business Model Canvas? Konsep ini merupakan strategi manajerial yang dirancang untuk menggambarkan ide dan konsep bisnis ke dalam bentuk visual.
Secara umum, Business Model Canvas adalah sebuah kerangka kerja yang mempermudah pelaku usaha dalam memahami secara cepat gambaran dari ide bisnis sekaligus langkah-langkah realisasinya.
Berbeda dengan business plan yang biasanya terdiri dari puluhan halaman, model bisnis ini jauh lebih ringkas karena seluruh elemennya dapat disajikan dalam satu halaman saja.
Hal inilah yang menjadikan Business Model Canvas sangat populer, terutama di kalangan pelaku startup yang membutuhkan cara praktis untuk merancang bisnis mereka.
Model ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 oleh Alexander Osterwalder, seorang pengusaha asal Swiss, dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation.
Dalam buku tersebut, ia memperkenalkan sebuah framework sederhana yang merepresentasikan berbagai komponen penting dalam sebuah bisnis.
Lalu, apa saja elemen-elemen yang terdapat dalam kerangka ini? Simak penjelasan selengkapnya di bagian berikut.
Elemen dalam Business Model Canvas
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kerangka kerja business model canvas terdiri dari sembilan komponen utama.
Kesembilan unsur ini berfungsi sebagai acuan bagi pelaku usaha untuk merancang sistem operasional bisnis dan sekaligus sebagai alat untuk meninjau apakah aktivitas perusahaan sudah sesuai dengan sistem yang dirancang.
Berikut penjelasan mendetail terkait masing-masing komponen dalam model bisnis tersebut:
1. Segmentasi Pelanggan
Bagian pertama dalam model ini adalah identifikasi kelompok konsumen. Dalam menjalankan usaha, hal utama yang perlu dilakukan adalah menentukan kelompok pelanggan secara spesifik sejak awal.
Selain itu, penting juga untuk mengidentifikasi target utama yang memiliki potensi besar untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Beberapa aspek yang bisa dianalisis dalam menentukan kelompok konsumen antara lain:
a. Aktivitas Pelanggan: di bagian ini, perlu dianalisis apa yang menjadi tujuan konsumen, hambatan yang dihadapi, kebutuhan utama mereka, serta bagaimana produk atau layanan dapat memberikan solusi.
b. Manfaat bagi Pelanggan: mencakup keuntungan atau nilai yang dicari maupun diharapkan pelanggan dari produk atau layanan yang diberikan.
c. Tantangan Pelanggan: menjelaskan perasaan tidak nyaman, risiko yang dikhawatirkan, dan masalah yang membuat pelanggan merasa tidak puas.
2. Nilai yang Ditawarkan
Setelah menentukan kelompok konsumen, langkah berikutnya adalah merumuskan nilai yang bisa diberikan oleh bisnis kepada pelanggan.
Bagian ini menguraikan tentang manfaat atau kelebihan yang dihadirkan oleh suatu produk atau layanan kepada konsumen yang menjadi target. Untuk lebih memahami komponen ini, beberapa pertanyaan bisa dijadikan panduan:
a. Apa kelebihan utama dari produk atau layanan yang diberikan kepada konsumen?
b. Manfaat apa yang dapat dirasakan oleh pelanggan setelah menggunakan produk tersebut?
c. Apa alasan yang membuat konsumen lebih memilih produk dari bisnis ini dibanding milik pesaing lain?
Dengan memahami nilai yang ditawarkan, pemilik bisnis bisa lebih mudah menonjolkan sisi unik dan keunggulan dari produknya.
Hal ini juga bisa memperjelas perbedaan usaha yang dijalankan dengan bisnis lain yang serupa. Tawarkan nilai-nilai khas yang tidak ditemukan di tempat lain.
Komponen dalam Nilai yang Ditawarkan
Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, terdapat kurang lebih sebelas kategori nilai yang bisa diberikan kepada konsumen, di antaranya:
a. Kebaruan: nilai yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya di pasar.
b. Peningkatan Performa: mengarah pada peningkatan kualitas atau efisiensi produk atau layanan.
c. Penyesuaian Individu: produk yang dapat diubah atau disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap pengguna.
d. Menyelesaikan Tugas: membantu pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaan atau memecahkan masalah yang mereka hadapi.
e. Desain Produk: berfokus pada aspek estetika dan rancangan, seperti yang umum ditemukan dalam industri mode.
f. Citra atau Status: memberikan simbol sosial tertentu bagi pengguna produk.
g. Harga: menyediakan nilai serupa dengan biaya yang lebih rendah, cocok untuk pelanggan yang mempertimbangkan harga dalam keputusan pembelian.
h. Efisiensi Biaya: memberikan solusi untuk mengurangi pengeluaran, contohnya aplikasi pengelola gaji atau sistem kasir.
i. Mengurangi Risiko: memberikan jaminan terhadap produk atau layanan guna menurunkan potensi kerugian bagi pelanggan.
j. Kemudahan Akses: menjangkau pelanggan yang sebelumnya sulit memperoleh produk atau layanan, seperti program menabung emas tanpa membeli fisiknya terlebih dahulu.
k. Kenyamanan: menciptakan pengalaman yang lebih mudah dan menyenangkan bagi pengguna produk atau jasa.
3. Channels (Saluran)
Saluran merujuk pada media yang digunakan bisnis untuk berinteraksi dengan konsumen dalam menyampaikan produk maupun layanan. Pemilihan saluran ini menjadi bagian penting yang turut menentukan keberhasilan sebuah bisnis.
Maka dari itu, perlu dipertimbangkan secara matang jenis channel apa yang paling tepat untuk menjangkau target pasar. Contohnya bisa melalui media sosial, situs web, iklan, dan lainnya.
Salah satu saluran yang sangat efektif untuk memperkenalkan produk kepada konsumen adalah melalui situs web. Memiliki website bisnis dapat membantu menjangkau lebih banyak calon pelanggan secara praktis.
Tak hanya itu, situs tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk menampilkan katalog produk dengan cara yang menarik serta menyediakan platform untuk melakukan transaksi secara langsung.
4. Customer Relationship (Hubungan dengan Konsumen)
Setelah mengenali segmentasi pasar dan menentukan saluran yang akan digunakan, langkah berikutnya adalah menyusun strategi agar bisnis dapat terhubung secara efektif dengan pelanggan.
Penting untuk memahami bagaimana membangun hubungan yang kuat agar pelanggan tetap setia dan tidak beralih ke pesaing.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain memberikan diskon, menyelenggarakan giveaway, atau menciptakan program keanggotaan.
Setiap pelanggan memiliki karakter yang berbeda-beda. Karena itu, Anda perlu memahami pendekatan yang tepat untuk menjalin kedekatan dan mempertahankan pelanggan yang telah ada.
Tidak hanya fokus pada proses penjualan, tapi juga saat memberikan layanan seperti merespons keluhan, menjawab pertanyaan, dan menangani masalah lainnya secara bijak.
5. Revenue Streams (Aliran Pendapatan)
Bagian dari kerangka business model canvas ini menjelaskan tentang sumber-sumber pemasukan yang dimiliki bisnis.
Aspek ini sangat krusial dan harus dikelola secara optimal. Cobalah untuk mengevaluasi berbagai cara dalam meningkatkan pendapatan bisnis.
Sebagai contoh, selain mengandalkan penjualan produk sebagai sumber utama, Anda juga bisa merancang program keanggotaan atau menyediakan opsi peningkatan layanan dengan harga yang lebih tinggi.
Pemahaman terhadap strategi yang tepat dalam memperoleh profit akan sangat membantu. Pastikan seluruh produk dan layanan dimanfaatkan secara maksimal agar potensi keuntungan tidak terbuang sia-sia.
6. Key Resource (Sumber daya)
Untuk mempertahankan daya saing dalam dunia usaha yang kamu jalankan, diperlukan sumber daya yang sesuai agar kegiatan operasional dapat berjalan lancar.
Key resource merujuk pada berbagai aset yang perlu kamu miliki demi merealisasikan value proposition yang telah ditentukan. Sumber daya utama ini bisa dibagi ke dalam empat kategori, yaitu:
- Physical resource: meliputi lokasi usaha, bangunan, kendaraan, mesin produksi, bahan baku, maupun produk.
- Intellectual resource: mencakup hal-hal tidak berwujud seperti merek dagang, hak kekayaan intelektual, lisensi, paten, dan kemitraan.
- Human resource: merupakan tenaga kerja yang menjalankan operasional bisnis, atau sumber daya manusia secara keseluruhan.
- Financial resource: termasuk modal, kas, pinjaman, atau akses terhadap pembiayaan.
7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)
Key activities adalah bagian dalam business model canvas yang menjelaskan seluruh kegiatan penting yang dilakukan untuk mengembangkan bisnis.
Seluruh aktivitas yang termasuk dalam elemen ini harus mampu mendukung value proposition dan mendatangkan manfaat nyata bagi pelanggan.
8. Key Partnership (Kerja sama)
Key partnership merupakan komponen dalam business model canvas yang mencakup daftar kerja sama strategis yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas utama dan menyampaikan nilai kepada pelanggan.
Pihak ketiga yang terlibat dalam kerja sama ini dapat berupa pemasok, mitra bisnis, atau perusahaan lain yang berkontribusi pada operasional bisnis kamu.
9. Cost Structure (Struktur biaya)
Struktur biaya adalah elemen terakhir dalam business model canvas yang memuat rincian pengeluaran untuk menjalankan usaha berdasarkan value proposition yang diusung.
Elemen ini juga mencakup bagaimana pengelolaan keuangan dilakukan agar biaya operasional tetap efisien, risiko kerugian bisa ditekan, dan kondisi finansial perusahaan tetap stabil.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menyusun pembukuan dan laporan keuangan yang tertata dengan baik.
Tips Cara Membuat Business Model Canvas
Setelah mengetahui elemen-elemen utama yang terdapat dalam business model canvas, kini saatnya mempelajari langkah-langkah dalam menyusunnya seperti di bawah ini:
Analisis Pesaing
Melakukan analisis terhadap pesaing bisnis akan sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan Anda.
Dari analisis ini, Anda bisa mempelajari kesuksesan maupun kegagalan yang dialami oleh kompetitor sebagai referensi untuk mengembangkan bisnis ke depan.
Melalui data tersebut, Anda bisa menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan daya saing dan menjangkau pasar lebih luas dari kompetitor.
Menyusun Elemen Secara Terstruktur
Langkah berikutnya yaitu menata sembilan elemen business model canvas secara runtut agar Anda bisa menentukan mana yang harus diutamakan terlebih dahulu.
Selain itu, penyusunan yang rapi juga mempermudah Anda dalam membuat strategi bisnis sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Target dan jangka waktu yang jelas akan membantu Anda dalam mengevaluasi pencapaian secara lebih efektif.
Mengaitkan Setiap Elemen
Setiap elemen dalam model bisnis ini perlu dihubungkan satu sama lain agar bisa menciptakan strategi yang terintegrasi. Semua bagian dalam business model canvas harus saling mendukung demi menciptakan arah bisnis yang konsisten dan terarah.
Menyesuaikan dengan Kondisi Saat Ini
Merancang strategi jangka panjang memang penting, tetapi akan lebih baik jika Anda fokus dulu pada strategi yang sesuai dengan situasi saat ini.
Pasalnya, kondisi bisnis dapat berubah sewaktu-waktu karena berbagai faktor, seperti perilaku konsumen yang bergeser atau munculnya pesaing baru.
Oleh sebab itu, penting untuk membuat rencana berdasarkan keadaan yang sedang berlangsung agar strategi yang dibuat lebih relevan.
Melakukan Evaluasi
Setelah seluruh kerangka selesai dirancang, pastikan bahwa setiap elemen telah terhubung secara menyeluruh. Lalu, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap model yang telah disusun.
Langkah ini akan membantu Anda menemukan kekurangan dan segera memperbaikinya bila ada yang kurang tepat.
Contoh Penerapan Business Model Canvas
Supaya kamu lebih mudah memahami, berikut ini disajikan beberapa ilustrasi model business canvas dari berbagai sektor industri sebagai referensi:
Contoh business model canvas Gojek
Berikut merupakan gambaran business model canvas dari perusahaan layanan transportasi daring:
Salah satu aspek unik yang membedakan Gojek dari penyedia jasa transportasi tradisional terletak pada sumber daya utamanya. Biasanya, perusahaan sejenis perlu memiliki kendaraan sendiri serta lahan parkir yang luas.
Namun, Gojek tidak memerlukan itu semua. Sebab, Gojek menghadirkan pendekatan model bisnis baru yang mengandalkan mitra pengemudi yang memakai kendaraan milik pribadi.
Inovasi tersebut menjadikan operasional Gojek lebih hemat biaya sehingga mampu memberikan layanan dengan harga yang kompetitif.
Contoh business model canvas usaha makanan
Contoh selanjutnya berasal dari bidang kuliner. Jika kamu menjalankan bisnis makanan, contoh ini bisa dijadikan gambaran awal.
Cukup sesuaikan pembagian segmen pasar dengan sasaran konsumen yang dituju oleh bisnismu, lalu hubungkan dengan delapan elemen lainnya agar strategi yang kamu bangun semakin utuh.
Sebagai penutup, melalui pemahaman yang tepat tentang apa itu business model canvas, kamu bisa menyusun strategi bisnis yang lebih terarah dan efisien hanya dalam satu halaman.