Bisnis

Bisnis Minimarket Kini Bisa Dimulai dengan Modal Rp10 Juta

Bisnis Minimarket Kini Bisa Dimulai dengan Modal Rp10 Juta
Bisnis Minimarket Kini Bisa Dimulai dengan Modal Rp10 Juta

JAKARTA - Peluang membuka usaha ritel kini semakin terbuka lebar. Tak perlu dana ratusan juta rupiah, kini hanya dengan modal awal Rp10 juta saja, masyarakat sudah bisa memulai bisnis minimarket melalui program kerja sama antara PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam memperluas jaringan ritel modern sekaligus memberdayakan kader muda NU untuk menjadi pelaku usaha. Program ini turut melibatkan Kementerian Perdagangan dan Bank Mandiri sebagai bagian dari sinergi pemerintah dan swasta dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin, menyampaikan bahwa kerja sama ini terdiri dari beberapa model bisnis yang bisa disesuaikan dengan kapasitas masing-masing individu atau komunitas.

“Ada tiga model usaha yang bisa kembali menjadi pilihan bagi teman-teman. Yang pertama, adalah usaha skala yang paling tinggi, yaitu Indomaret Group, dengan investasi sekitar Rp500 jutaan di luar bangunan,” ujar Addin dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama GP Ansor dengan Indomaret di Jakarta.

Pilihan Skema Bisnis dari Warung Biasa hingga Minimarket Modern

Tak hanya model besar, Addin menegaskan ada dua pilihan skema usaha lain yang lebih ringan dan bisa dijalankan oleh masyarakat secara bertahap.

“Yang kedua adalah skema Buma Minimart, dengan investasi senilai Rp160 juta, nilai barang di luar bangunan,” jelasnya.

Namun yang paling menarik adalah model bisnis ketiga, yakni Warung Buma, yang diperuntukkan bagi pengusaha mikro dan pemula. Total investasi yang dibutuhkan berkisar Rp45 juta hingga Rp60 juta, dan melalui sinergi program ini, kader hanya perlu menyediakan modal awal sebesar Rp10 juta saja.

“Sisanya, Rp10 jutanya dibantu oleh Bank Mandiri dalam bentuk rak-rak sebagai CSR-nya, dan Rp25 juta dalam bentuk KUR (kredit usaha rakyat) sebagai nilai barangnya,” jelas Addin. Dengan skema ini, calon pelaku usaha hanya perlu menyediakan dana awal yang sangat terjangkau, sementara sisanya didukung oleh kemitraan dan pembiayaan.

Langkah ini diharapkan bisa mempercepat pemerataan akses bisnis dan memperluas keterlibatan masyarakat dalam ekosistem ekonomi formal.

Transformasi Warung Tradisional Jadi Lebih Modern

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Isy Karim, menambahkan bahwa industri ritel saat ini bergerak sangat dinamis dan fleksibel. Pemerintah, menurutnya, terus mendorong berbagai bentuk modernisasi, termasuk melalui program Bedah Warung.

“Bedah Warung itu adalah modernisasi warung tradisional, supaya nanti pengelolaannya lebih modern,” jelas Isy.

Program ini diarahkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ritel modern dengan eksistensi warung-warung tradisional. Pemerintah ingin memastikan bahwa warung kecil tidak terpinggirkan dan tetap bisa bersaing di era pasar terbuka.

“Jadi semua itu supaya nanti seimbang. Retail modern jalan, warung-warung tradisional itu merasa tidak terpinggirkan, sehingga diberikan bantuan modernisasi pengelolaan, dan tata cara penataan display dan sebagainya,” tambah Isy.

Direktur PT Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf, menilai kerja sama dengan GP Ansor sebagai langkah strategis untuk memperluas penetrasi pasar sekaligus memahami kebutuhan konsumen di tingkat paling bawah.

“Jadi, saya pikir dengan kerja sama ini, tentunya warung-warung GP Ansor ini sebagai frontliner kita. Nah, apa yang terjadi di market ini kan kita ingin tahu juga, supaya apa yang terjadi di market itu juga nanti kita feedback, kita melakukan perubahan. Sehingga apa yang market mau kita bisa jalankan,” ujar Wiwiek.

Ia juga menekankan pentingnya menciptakan timbal balik antara kebutuhan konsumen dengan penawaran produk dan sistem yang ada di jaringan ritel Indomaret.

Melalui kerja sama ini, Indomaret tak hanya memperluas jaringan mitranya, tetapi juga memberi ruang yang lebih luas kepada komunitas dan organisasi kepemudaan seperti GP Ansor untuk terlibat aktif dalam ekosistem bisnis ritel.

Dengan akses modal awal yang ringan, dukungan CSR, serta skema pembiayaan KUR, peluang berbisnis kini bukan hanya milik korporasi besar, tapi juga masyarakat kecil yang punya semangat usaha.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index