Melambat, AAUI

AAUI Soroti Perlambatan Premi Asuransi Umum di 2025

AAUI Soroti Perlambatan Premi Asuransi Umum di 2025
AAUI Soroti Perlambatan Premi Asuransi Umum di 2025

JAKARTA - Pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi hingga Mei 2025 melambat, meski masih mencatat kenaikan 3,43% secara tahunan menjadi Rp 66,08 triliun. Ketua AAUI, Budi Herawan, menyoroti bahwa perlambatan ini bukan semata soal industri, tetapi juga cerminan dari melambatnya ekonomi nasional dan mundurnya beberapa proyek infrastruktur strategis.

Proyek Nasional dan Dampaknya pada Industri Asuransi

Menurut data OJK, laju premi asuransi umum turun dari 5,79% (April) ke 3,43% (Mei), sementara rasio RBC turun dari 326,66% (Mei 2024) ke 311,04% (Mei 2025). Budi menjelaskan, “Salah satu penyebab utama perlambatan ini adalah dampak dari kondisi perekonomian domestik yang tengah dalam fase penyesuaian.” Kondisi ini diperburuk oleh tertundanya proyek strategis pemerintah seperti 3 juta rumah, infrastruktur energi, transportasi, bahkan pembangunan IKN karena penyesuaian anggaran dan konsolidasi fiskal.

Akibatnya, permintaan asuransi konstruksi, angkutan barang, properti, hingga liability turun signifikan. Serapan anggaran infrastruktur yang masih di bawah target hingga pertengahan tahun makin melemahkan peran industri asuransi sebagai pelindung proyek-proyek besar negara.

Regulasi Baru & Strategi Pemulihan Industri

Di sisi internal, perusahaan asuransi dituntut menyesuaikan regulasi baru, seperti pemenuhan ekuitas minimum di POJK No. 23/2023 dan penerapan PSAK 117. Budi menjelaskan bahwa perubahan pencatatan cadangan teknis berdampak pada nilai ekuitas, sehingga perusahaan jadi lebih berhati-hati dalam ekspansi dan underwriting untuk menjaga kesehatan keuangan jangka panjang.

AAUI mendorong sinergi lebih erat dengan reasuradur nasional agar kapasitas retensi risiko dapat diperkuat dan ketergantungan pada reasuransi luar negeri yang semakin mahal bisa dikurangi. Budi menekankan pentingnya “pengembangan produk yang relevan” seperti asuransi parametrik untuk bencana, asuransi siber, dan produk untuk segmen mikro dan UMKM.

Selain itu, digitalisasi distribusi, layanan, dan klaim juga dianggap krusial untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Asuransi berbasis teknologi baru ini diharapkan menarik lebih banyak pengguna dan mendongkrak premi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index