Megaproyek

Megaproyek LRT Bali Tetap Berlanjut

Megaproyek LRT Bali Tetap Berlanjut
Megaproyek LRT Bali Tetap Berlanjut

JAKARTA - Kabar mundurnya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, yang dikenal sebagai Ari Askhara, dari proyek Bali Urban Subway atau kereta cepat di Bali sempat menimbulkan tanda tanya besar mengenai kelanjutan megaproyek ini. Namun, Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, memberikan kepastian bahwa proyek transportasi massal berbasis rel ini tetap menjadi prioritas utama Pemerintah Provinsi Bali.

Meski sosok Ari Askhara sudah tak lagi terlibat secara langsung sebagai Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), semangat untuk meneruskan proyek ini masih sangat kuat. Giri Prasta menegaskan bahwa koordinasi dan komunikasi intensif akan dilakukan guna mencari solusi terbaik agar pembangunan transportasi modern di Bali bisa terlaksana.

“Nanti akan kita koordinasikan. Itu salah satu alternatif yang bagus sekali,” ujar Giri. Pernyataan tersebut menandakan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya mengembangkan rencana-rencana strategis meski terjadi perubahan personel kunci dalam proyek ini.

Alternatif dan Integrasi Transportasi untuk Bali

Wakil Gubernur Bali juga menyebut adanya pembicaraan dan janji dari pihak Danantara yang berkaitan dengan kemungkinan pengembangan MRT di Bali. Ia menambahkan bahwa keputusan akhir terkait siapa yang akan mengambil alih proyek ini merupakan urusan bisnis antar perusahaan, namun pemerintah daerah tetap akan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan.

"Entah siapa yang nanti akan mengambil itu kan keputusan daripada bisnis to bisnis," tambah Giri Prasta. Hal ini membuka peluang bahwa proyek transportasi massal di Bali dapat diteruskan dengan berbagai model kemitraan dan pendanaan, termasuk kemungkinan peran swasta yang lebih besar.

Tidak hanya itu, Giri Prasta juga memaparkan gagasan pentingnya integrasi sistem transportasi di Bali yang tidak hanya berfokus pada transportasi darat, tetapi juga memperhatikan aspek transportasi laut. Ia menyebutkan konsep "tol laut" sebagai sebuah inovasi yang tidak melibatkan pembangunan jalan fisik di laut, melainkan layanan kapal modern yang menghubungkan titik-titik strategis di seluruh Bali.

"Termasuk tol laut loh, bukan yang mati saja. Artinya begini, kalau kita berbicara masih tol laut itu, bukan kita membuat jalan di laut, tidak," jelasnya.

Giri Prasta memberi contoh bagaimana tol laut bisa memberikan alternatif mobilitas yang efisien, seperti perjalanan dari Bandara Ngurah Rai langsung menuju kawasan wisata populer seperti Canggu dan Seminyak, tanpa harus melalui kemacetan jalan raya.

Mendukung Pengembangan Wilayah dan Pariwisata

Selain mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh, konsep tol laut ini juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan kawasan wisata baru di Bali, salah satunya adalah Amed di Karangasem. Dengan transportasi laut yang modern dan nyaman, daerah-daerah yang selama ini kurang terakses bisa menjadi destinasi wisata yang lebih mudah dijangkau.

“Misalkan nanti di Amed, nah misalkan kita akan mengembangkan Amed, Karang Asem. Dari bandara dia harus ada tol lautnya ini langsung ke Amed, bukan pakai jalan darat,” tutur Giri Prasta.

Strategi transportasi terintegrasi ini tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga membantu distribusi ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh provinsi Bali. Transportasi yang efektif dan modern diharapkan bisa memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata utama dunia sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.

Komitmen Pemerintah Provinsi Bali

Di balik semua rencana dan gagasan tersebut, Giri Prasta menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi. Dengan dukungan penuh dari Gubernur Wayan Koster, pihaknya optimistis proyek transportasi massal di Bali, termasuk Bali Urban Subway, akan tetap berjalan.

“Kami sebagai pemerintah, apalagi sebagai wakil gubernur, akan menyampaikan kepada Pak Gubernur. Kalau sudah beliau oke, setuju, kita jalan. Saya kira transportasi ini penting,” kata Giri.

Visi besar yang ingin diwujudkan adalah menjadikan Bali tidak hanya sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga sebagai provinsi yang maju secara infrastruktur dan pelayanan publik. Terintegrasinya sistem transportasi darat dan laut menjadi kunci dalam pencapaian visi ini.

“Bali ini harus terintegrasi. Dan kami pastikan kita akan buat Bali ini lebih baik dari sekarang dan kami akan buktikan Koster-Giri ini untuk Provinsi Bali yang kita cintai bersama,” tutup Wakil Gubernur Bali dengan penuh optimisme.

Meski ada perubahan signifikan dalam manajemen proyek, khususnya mundurnya Ari Askhara, pengembangan transportasi massal berbasis rel di Bali tetap mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Pendekatan inovatif dengan konsep tol laut juga menunjukkan bagaimana Bali berupaya memadukan teknologi dan strategi baru untuk mengatasi tantangan mobilitas dan kemacetan.

Melalui koordinasi lintas sektor dan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan Bali bisa segera menikmati sistem transportasi yang modern, efisien, dan ramah lingkungan — yang tak hanya bermanfaat bagi warga lokal tetapi juga mendukung pertumbuhan sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian pulau dewata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index