BSI

Bisnis Emas BSI Melonjak Tajam per Mei 2025

Bisnis Emas BSI Melonjak Tajam per Mei 2025
Bisnis Emas BSI Melonjak Tajam per Mei 2025

JAKARTA - Tren kepemilikan emas kini bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan menjadi strategi investasi yang semakin dipilih masyarakat. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pun mencatatkan pertumbuhan bisnis emas yang luar biasa hingga Mei 2025.

Emas tak hanya dipandang sebagai simbol kekayaan, tapi juga instrumen aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini terbukti dari capaian BSI dalam lini bisnis cicil emas dan gadai emas yang menunjukkan lonjakan signifikan. Bank syariah terbesar di Indonesia ini mengukuhkan posisinya lewat pencapaian bisnis emas yang tumbuh hingga 92,52% secara tahunan (YoY) dan menyentuh nilai Rp16,43 triliun per Mei 2025.

Cicil Emas Naik Drastis, Gadai Emas Tetap Stabil

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa dua pilar utama dalam bisnis emas BSI yakni cicil emas dan gadai emas, sama-sama menunjukkan tren pertumbuhan positif. Bahkan, angka pertumbuhan pada cicil emas tergolong spektakuler.

“Komponen cicil emas BSI naik 175,13% YoY menjadi Rp8,89 triliun, sementara gadai emas juga meningkat 42,18% YoY ke angka Rp7,54 triliun,” ujar Anton.

Selain dua produk utama tersebut, BSI Emas melalui Byond by BSI juga menunjukkan performa positif. Nilainya mencapai Rp1,11 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 21,55%. Hal ini menegaskan bahwa layanan digital juga turut mendorong minat masyarakat terhadap produk emas.

Menurut Anton, pertumbuhan ini tidak lepas dari pergeseran perilaku masyarakat yang kini mulai melirik emas sebagai bagian dari investasi jangka panjang. Terlebih, harga logam mulia mengalami kenaikan hingga 24,8% sepanjang tahun berjalan, tercermin dari harga emas Antam yang mencapai Rp1.902.000 per gram pada saat ini.

Literasi dan Inisiatif Digital Dorong Pertumbuhan

BSI tidak hanya fokus pada penjualan, namun juga berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai kegiatan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menyelenggarakan BSI International Expo 2025 pada 26–29 Juni 2025.

Ajang ini menjadi bukti nyata antusiasme masyarakat terhadap investasi emas, di mana transaksi cicil emas yang tercatat mencapai Rp11,2 miliar, sedangkan produk BSI Emas meraup Rp6,2 miliar.

Anton menyebutkan bahwa BSI akan terus memperluas segmentasi pasar emasnya. “Untuk itu, perseroan akan terus menyasar segmen potensial produk emas, salah satunya adalah nasabah pegawai berpenghasilan tetap, khususnya yang menerima pembayaran gaji melalui rekening BSI,” jelasnya.

Langkah ini dinilai strategis karena menyasar kelompok nasabah yang cenderung memiliki pola keuangan lebih teratur dan stabil. Dengan demikian, potensi keberlanjutan dari program cicil emas juga menjadi lebih tinggi.

Bisnis Emas Dorong Laba dan Fee Based Income

Bukan hanya dari sisi nilai transaksi, bisnis emas juga memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan BSI. Dalam laporan keuangan kuartal I/2025, BSI mencatat pertumbuhan pada pendapatan komisi atau fee based income (FBI).

Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyastika Ananta, menyebut bahwa pendapatan komisi meningkat sebesar 39,3% YoY menjadi Rp1,7 triliun. Sementara itu, rasio fee based income terhadap total pendapatan naik dari 16,91% menjadi 20,35% per Maret 2025.

“Ini turut menopang laba bersih perseroan tumbuh 10% YoY menjadi Rp1,88 triliun pada kuartal I/2025,” ujarnya.

Kenaikan tersebut menandakan bahwa produk berbasis komisi, termasuk emas, menjadi pendorong utama pertumbuhan laba bersih perusahaan di tengah upaya memperluas ekosistem keuangan syariah nasional.

Pertumbuhan signifikan bisnis cicil dan gadai emas BSI menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap investasi emas terus meningkat. Didukung oleh strategi digital, literasi finansial, serta segmentasi pasar yang tepat, BSI berhasil memanfaatkan momentum ini untuk mendorong performa keuangan perusahaan.

Dengan tren harga emas yang terus naik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi aset, BSI tampaknya akan terus menjadi pemain utama dalam layanan investasi syariah berbasis emas di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index