Lordosis adalah suatu kondisi kelainan pada struktur tulang belakang yang dapat memengaruhi fungsi utama tubuh dalam bergerak.
Tubuh manusia terdiri dari banyak bagian yang saling terhubung dan memiliki peran penting masing-masing, seperti mata untuk melihat, jantung yang memompa darah, paru-paru untuk bernapas, dan tulang punggung yang berperan dalam menopang serta menjaga postur tubuh.
Secara alami, tulang belakang memiliki bentuk lengkung di bagian leher, punggung atas, dan punggung bawah.
Lengkungan ini bukan tanpa alasan, melainkan bertujuan untuk membantu kepala dan panggul tetap selaras, menopang beban tubuh bagian atas, serta memungkinkan seseorang melakukan gerakan seperti menekuk atau memutar tubuh dengan lebih fleksibel.
Namun, apabila lengkungan ini mengalami perubahan bentuk akibat kondisi tertentu, maka dapat terjadi gangguan fungsi. Perubahan ini bisa menimbulkan berbagai gejala, tergantung dari bagian tulang belakang yang terdampak.
Salah satu kelainan tulang belakang yang umum terjadi adalah ketika lengkungan di bagian bawah punggung menjadi terlalu menjorok ke depan.
Kondisi tersebut dikenal sebagai lordosis adalah gangguan pada kelengkungan tulang belakang bagian bawah yang dapat mengganggu kenyamanan dan pergerakan tubuh secara keseluruhan.
Lordosis adalah
Secara sederhana, lordosis adalah kondisi kelainan pada struktur tulang belakang bagian bawah yang ditandai dengan lengkungan ke dalam yang terlalu ekstrem. Gangguan ini juga dikenal dengan istilah swayback.
Ketika kelengkungan tersebut terjadi secara berlebihan, bagian perut akan tampak menonjol ke depan karena terdorong oleh lengkungan tulang belakang, sementara posisi pinggul cenderung terlihat lebih naik dan condong ke belakang.
Perbedaan Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis
Selain lordosis, terdapat dua jenis kelainan tulang belakang lain yang kerap menjadi perhatian, yakni kifosis dan skoliosis. Perbedaan utama dari ketiganya terletak pada arah lengkungan tulang belakang.
Ketika tulang belakang melengkung ke arah depan, kondisi tersebut dinamakan lordosis. Sebaliknya, apabila lengkungannya mengarah ke belakang, maka kondisi itu dikenal sebagai kifosis.
Sementara itu, jika tulang belakang mengalami pembengkokan ke sisi kiri atau kanan, maka kondisi tersebut disebut dengan skoliosis.
Penyebab Lordosis
Pada umumnya, dokter tidak selalu bisa memastikan penyebab utama seseorang mengalami kelainan lordosis. Namun, dalam beberapa kondisi tertentu, gangguan ini dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut:
Kelebihan Berat Badan
Berat badan yang berlebih dapat berdampak langsung terhadap postur tubuh dan meningkatkan tekanan pada tulang belakang. Hal ini menjadikan individu yang mengalami obesitas lebih rentan terhadap kelainan ini.
Kondisi Tulang Rapuh
Pengeroposan tulang atau osteoporosis bisa membuat struktur tulang belakang bagian bawah menjadi lemah dan mudah mengalami perubahan bentuk saat menahan beban tubuh. Umumnya, kasus seperti ini dialami oleh orang berusia lanjut.
Masa Kehamilan
Perubahan postur selama mengandung juga dapat menyebabkan lengkungan berlebih pada punggung bagian bawah. Namun, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan membaik setelah proses persalinan selesai.
Perpindahan Posisi Tulang Belakang
Salah satu pemicunya adalah spondylolisthesis, yaitu kondisi ketika salah satu ruas tulang belakang bergeser dari tempat asalnya. Pergeseran ini bisa membuat lengkungan punggung bagian bawah semakin menonjol ke dalam.
Kebiasaan Postur Tubuh yang Tidak Tepat
Postur yang buruk, baik saat duduk terlalu lama maupun saat mengangkat beban berat, dapat memberikan tekanan yang tidak seimbang pada tulang belakang dan meningkatkan risiko gangguan ini.
Trauma atau Cedera Fisik
Kelainan ini juga bisa muncul akibat cedera, baik yang disebabkan oleh olahraga, terjatuh dari ketinggian, atau kecelakaan. Umumnya terjadi ketika tulang belakang mengalami patah atau kerusakan struktur.
Masalah pada Sistem Saraf dan Otot
Beberapa gangguan yang memengaruhi koordinasi otot dan saraf, seperti cerebral palsy atau distrofi otot, juga dapat menyebabkan kelainan pada lekuk alami tulang belakang.
Kelainan Pertumbuhan Tulang
Achondroplasia, yaitu gangguan genetik yang menyebabkan tubuh pendek dengan proporsi yang tidak seimbang, juga sering dihubungkan dengan munculnya lengkungan berlebih pada punggung bagian bawah.
Jenis-jenis Lordosis
Lordosis Postural
Jenis ini paling umum terjadi dan biasanya disebabkan oleh kelebihan berat badan, terutama jika bagian perut dan punggung bawah cenderung menonjol ke depan.
Kondisi ini juga dapat timbul akibat otot-otot punggung serta perut yang lemah, sehingga tidak mampu menopang tulang belakang secara optimal.
Lordosis Kongenital atau Akibat Cedera
Kelainan ini muncul sejak bayi masih dalam kandungan, ketika tulang belakang tidak terbentuk sempurna dan akhirnya mengalami kelemahan struktural.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh benturan keras seperti cedera saat berolahraga, kecelakaan, atau jatuh dari ketinggian yang menyebabkan kerusakan pada tulang belakang.
Lordosis Neuromuskuler
Kelainan ini muncul akibat gangguan pada fungsi otot dan saraf tubuh, yang biasanya disebabkan oleh kondisi seperti cerebral palsy atau distrofi otot.
Lemahnya kontrol otot membuat tulang belakang tidak dapat diposisikan dengan normal sehingga terjadi lengkungan berlebih.
Lordosis Sekunder karena Kontraktur Fleksi Panggul
Jenis ini terjadi ketika sendi dan otot di sekitar panggul mengalami pemendekan permanen (kontraktur), yang bisa disebabkan oleh cedera, infeksi, atau gangguan keseimbangan otot.
Pemendekan ini mendorong tulang belakang untuk melengkung secara tidak wajar di bagian bawah.
Hiperlordosis Pascabedah Laminektomi
Kelainan ini dapat timbul setelah menjalani prosedur laminektomi, yaitu operasi pengangkatan sebagian tulang belakang guna mengakses saraf tulang belakang.
Setelah operasi, tulang belakang bisa kehilangan kestabilannya dan mengalami kelengkungan berlebih di bagian bawah (hiperlordotik).
Gejala Lordosis
Salah satu tanda yang paling sering dirasakan oleh penderita kelainan lengkung tulang belakang ini adalah rasa nyeri pada otot, yang muncul akibat posisi tulang belakang bagian bawah yang tidak wajar.
Kondisi ini membuat otot tertarik ke berbagai arah sehingga menjadi lebih tegang dari biasanya. Selain itu, terdapat sejumlah keluhan lain yang juga bisa dirasakan, seperti:
- Gerakan leher atau punggung bawah menjadi tidak leluasa
- Bagian bokong terlihat lebih mencolok
- Timbul sensasi kebas
- Tubuh terasa lemas
- Sulit mengendalikan buang air kecil maupun besar
- Muncul rasa kesemutan
- Bagian atas tubuh dan perut tampak lebih maju ke depan
- Saat diamati dari samping, tampak cekungan dari perut ke pinggang
- Sulit berbaring telentang karena punggung bagian bawah tidak bisa menyentuh permukaan rata akibat tonjolan pada bokong
Perlu dipahami bahwa keluhan ini dapat berbeda antara satu individu dan lainnya.
Namun, apabila mulai terasa adanya gejala fisik yang disertai perubahan bentuk pada tulang belakang, sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis agar dapat ditangani sedini mungkin dan mencegah kondisi yang lebih parah.
Prosedur Diagnosis dan Pengobatan Lordosis
Kadang kala, rasa malas atau takut untuk memeriksakan diri ke dokter muncul karena kita tidak mengetahui dengan jelas tahapan pemeriksaan medis yang akan dijalani.
Supaya kamu bisa lebih siap dan percaya diri, berikut penjelasan mengenai proses pemeriksaan serta penanganan yang biasa dilakukan oleh dokter untuk kondisi tulang belakang yang melengkung secara tidak normal:
Pemeriksaan fisik
Langkah awal yang biasanya dilakukan oleh dokter adalah menanyakan keluhan yang kamu rasakan serta mengevaluasi riwayat kesehatanmu.
Setelah itu, dokter mungkin akan memintamu melakukan beberapa posisi tubuh seperti duduk, berdiri, berbaring telentang, hingga membungkuk guna melihat apakah terdapat kelainan pada struktur tulang punggung bagian bawah.
Pemeriksaan CT Scan dan CAT
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi tulang belakang, dokter akan menggunakan prosedur pencitraan yang mengombinasikan sinar-X dengan teknologi komputer.
Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat struktur tulang secara rinci, termasuk jaringan lemak, otot, serta organ yang berada di sekitar area tulang belakang.
Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Prosedur MRI menggunakan kekuatan magnet yang tinggi, gelombang radio, serta dukungan komputer untuk menghasilkan visualisasi rinci dari bagian dalam tubuh, khususnya tulang belakang.
Pemeriksaan ini memberikan gambaran struktur secara menyeluruh, termasuk jaringan di sekitar tulang.
Pemeriksaan Rontgen (X-ray)
Tes rontgen memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk menangkap gambar tulang dengan detail. Umumnya, metode ini dipakai dokter guna menilai seberapa besar tingkat kelengkungan pada ruas-ruas tulang punggung.
Pemindaian Tulang
Langkah ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa sakit di bagian punggung, mengetahui kemungkinan adanya gangguan lain pada struktur tulang, serta menilai apakah ada perubahan pada sendi yang turut berpengaruh.
Pemeriksaan Darah
Meski bukan bagian dari rangkaian utama diagnosis kelainan tulang belakang melengkung, pemeriksaan darah terkadang dibutuhkan guna mengidentifikasi kemungkinan adanya gangguan metabolik yang berkaitan dengan perubahan bentuk pada tubuh.
Cara Mencegah Lordosis
Pada dasarnya, belum ditemukan metode khusus yang benar-benar efektif untuk mencegah gangguan tulang belakang yang melengkung ke dalam secara berlebihan.
Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan di European Spine Journal pada tahun 2013 menyebutkan bahwa berdiri dalam durasi yang terlalu lama bisa mempengaruhi bentuk lengkungan tulang belakang.
Sementara itu, posisi duduk justru dapat membantu mengurangi perubahan bentuk kurva pada bagian punggung bawah.
Dari hasil riset tersebut, disimpulkan bahwa salah satu cara untuk menghindari terjadinya perubahan kelengkungan abnormal pada punggung bawah adalah dengan sering beristirahat sambil duduk, terutama bila harus berdiri dalam waktu lama.
Meski begitu, penting untuk memperhatikan cara duduk yang tepat. Posisi duduk yang keliru juga dapat menimbulkan tekanan berlebih dan menyebabkan kelainan bentuk tulang belakang.
Maka dari itu, disarankan untuk selalu menjaga postur tubuh saat duduk, misalnya dengan menggunakan kursi yang memiliki sandaran punggung agar posisi tulang tetap selaras.
Cara Mengobati Lordosis
Penanganan terhadap kondisi tulang belakang yang melengkung secara berlebihan sangat bergantung pada sejumlah faktor, seperti usia penderita, tingkat keparahan kelainan, seberapa besar sudut kelengkungan, tahap pertumbuhan individu, serta penyebab utama yang memicu kondisi tersebut.
Apabila kondisi yang dialami tidak berkaitan dengan gangguan pergeseran ruas tulang belakang, kelainan perkembangan tulang, atau gangguan otot seperti distrofi, maka pendekatan yang dilakukan biasanya akan difokuskan untuk meredakan keluhan yang muncul.
Beberapa metode penanganan yang umum diberikan oleh tenaga medis meliputi:
Pemberian obat pereda rasa sakit
Keluhan seperti nyeri, kesemutan, atau mati rasa pada area tertentu umumnya bisa ditangani dengan obat-obatan seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Fisioterapi khusus untuk memperbaiki postur tulang
Program terapi ini melibatkan latihan-latihan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan, mengembalikan fungsi tubuh, dan memperkuat otot-otot punggung agar dapat menyokong struktur tulang belakang dengan lebih optimal.
Jenis olahraga yang sering digunakan mencakup senam terapeutik, yoga, dan peregangan yang dilakukan secara rutin di bawah bimbingan profesional.
Penggunaan penyangga khusus (bracing)
Bracing adalah alat bantu yang dipasang di bagian punggung untuk menjaga posisi tulang agar tetap stabil dan mencegah lengkungan semakin parah.
Umumnya, alat ini akan disarankan jika sudut kelengkungan tulang belakang telah mencapai lebih dari 30 derajat.
Tindakan Operasi pada Tulang Belakang
Apabila metode pengobatan nonbedah tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, maka dokter biasanya akan merekomendasikan prosedur operasi.
Langkah ini hanya ditempuh bila kondisi kelengkungan tulang belakang sudah tergolong berat dan mengganggu aktivitas.
Tujuan utama dari tindakan pembedahan ini adalah memperbaiki lengkungan abnormal yang terjadi di tulang belakang bagian bawah.
Namun, jika kelainan tersebut disertai dengan gangguan lain seperti pengeroposan tulang, maka penanganannya akan mencakup pengobatan untuk kondisi penyerta tersebut.
Dalam kasus seperti ini, dokter akan memberikan resep obat yang berguna untuk memperlambat laju kerapuhan tulang.
Perawatan Mandiri di Rumah untuk Membantu Proses Pemulihan
Selain perawatan medis dari dokter, pasien juga perlu mendukung proses penyembuhan dengan memperbaiki kebiasaan sehari-hari. Misalnya, penggunaan alat penyangga punggung harus dilakukan secara konsisten sesuai petunjuk dari tenaga medis.
Begitu juga dengan program olahraga yang telah disesuaikan oleh terapis, harus dijalankan secara teratur.
Selama masa pengobatan, penting untuk menghentikan kebiasaan merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol.
Hal ini dikarenakan zat kimia dalam rokok dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh, sedangkan alkohol berisiko mengganggu efektivitas obat yang dikonsumsi.
Aktivitas sehari-hari pun memegang peran penting dalam pemulihan. Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk menjaga postur tubuh yang baik saat berdiri, duduk, atau berjalan.
Hindari pula kegiatan yang memberi tekanan berlebih pada punggung bagian bawah, seperti berdiri dalam waktu lama atau mengangkat beban berat secara sembarangan.
Berdasarkan informasi yang dimuat oleh tempo.co, beberapa jenis latihan fisik berikut ini dapat membantu proses pemulihan pada individu yang mengalami kelainan kelengkungan tulang belakang bagian bawah:
1. Latihan Regangan pada Fleksor Pinggul
Latihan ini dilakukan dengan posisi awal berlutut di atas permukaan yang empuk. Berikut tahapannya:
- Posisikan kaki kanan di depan tubuh hingga lutut membentuk sudut sekitar 90 derajat, dengan lutut sejajar di atas telapak kaki.
- Rilekskan bahu ke arah bawah dan ke belakang, hindari melengkungkan punggung. Pastikan area panggul dan tulang belakang tetap stabil serta berada dalam posisi netral.
- Selanjutnya, condongkan tubuh secara perlahan ke arah depan, tepat ke atas pinggul kanan, sambil memastikan lutut kiri tetap menyentuh permukaan lantai dan panggul tetap menghadap ke depan.
- Tahan posisi ini selama 30 hingga 45 detik, lalu ulangi gerakan sebanyak 2 sampai 5 kali untuk masing-masing sisi. Ketika tubuh sudah mulai terbiasa, kamu dapat memperdalam regangan dengan sedikit lebih mendorong ke arah depan.
2. Gerakan Peregangan Kucing-Sapi
Latihan ini dimulai dengan posisi tangan dan lutut bertumpu pada lantai atau alas yang lembut. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Tempatkan kedua lutut sejajar di bawah pinggul, dengan jarak selebar pinggul, dan tekuk jari-jari kaki.
- Letakkan kedua tangan tepat di bawah bahu, menghadap ke depan dan terbuka selebar bahu.
- Aktifkan otot-otot perut untuk membawa tulang belakang ke posisi tengah atau netral.
- Saat menghembuskan napas, lengkungkan punggung ke arah atas secara perlahan, dan biarkan kepala menunduk ke bawah. Tahan posisi ini selama sekitar 10 hingga 15 detik.
- Kemudian tarik napas dan lepaskan lengkungan tadi, tarik tulang belikat ke belakang, dan pertahankan posisi ini selama 10 hingga 15 detik.
- Setelah itu, kembalikan tulang belakang ke posisi semula yang netral.
3. Gerakan Lengkungan Saat Berbaring Telentang
Latihan ini dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Berbaringlah telentang dengan posisi lutut ditekuk dan telapak kaki menempel rata pada lantai, kira-kira satu inci dari bokong.
- Rentangkan kedua lengan ke samping dengan posisi sejajar bahu.
- Tarik napas dalam-dalam lalu relaksasikan bahu.
- Turunkan bahu ke arah bawah dan ke belakang tanpa membuat punggung melengkung, dan tahan posisi tersebut selama latihan berlangsung.
- Lakukan kontraksi otot dasar panggul secara lembut, seolah-olah kamu berusaha menahan buang air kecil (latihan kegel).
- Tarik pusar ke arah punggung bagian bawah tanpa mengembangkan tulang rusuk atau membuka pinggul.
- Lanjutkan melakukan kontraksi kegel sambil menarik perut ke dalam dan bernapas secara normal, ulangi tahapan ini.
Sebagai penutup, lordosis adalah kondisi kelainan tulang belakang yang perlu diperhatikan agar pengobatan tepat dan kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.