CHF adalah kondisi gagal jantung kongestif di mana jantung tidak mampu memompa darah dengan cukup ke seluruh organ dan jaringan tubuh.
Penyakit ini termasuk masalah jantung yang berisiko tinggi bagi penderitanya.
Gagal jantung kongestif tidak hanya menyerang orang tua, tapi juga mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol tinggi, kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta riwayat keluarga dengan gagal jantung.
Karena itu, penting bagi setiap orang untuk memahami kondisi ini lebih dalam agar bisa mewaspadainya, karena CHF adalah kondisi serius yang perlu perhatian khusus.
CHF adalah
CHF adalah singkatan dari Congestive Heart Failure atau gagal jantung kongestif.
Banyak orang keliru mengira gagal jantung berarti jantung berhenti berdetak, padahal sebenarnya kondisi ini terjadi saat jantung tidak mampu memompa darah yang dibutuhkan oleh tubuh, organ, dan jaringan secara efektif.
Jika satu atau lebih bagian jantung gagal memompa darah, darah akan menumpuk di dalam jantung dan menyebabkan penyumbatan pada organ serta jaringan lain di tubuh.
Akibatnya, organ yang seharusnya menerima pasokan darah tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penderita CHF biasanya memiliki keterbatasan dalam aktivitas fisik, sehingga hanya dianjurkan melakukan aktivitas ringan. Melakukan aktivitas berat dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan kesulitan bernapas atau dyspnea.
Kondisi ini bisa terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan, namun lebih sering menyerang orang lanjut usia karena risiko kerusakan otot dan katup jantung meningkat seiring bertambahnya usia.
Seiring waktu, kontraksi jantung pada lansia menjadi kurang efektif. Gagal jantung kongestif juga dikenal sebagai “silent killer” karena bisa muncul tanpa gejala yang jelas dalam waktu lama hingga berujung kematian.
Namun, saat ini banyak penderita gagal jantung ringan hingga sedang bisa hidup lebih lama dan menjalani kehidupan normal dengan bantuan obat dan perawatan. Beberapa fakta penting tentang gagal jantung kongestif adalah:
- Fungsi pompa jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh.
- CHF dapat terjadi bersamaan dengan penyakit lain.
- Gejala berbeda-beda pada tiap pasien.
- Penyakit ini bersifat progresif dan dapat memburuk seiring waktu.
- Banyak pasien merasa kelelahan dan sesak napas.
Klasifikasi pasien CHF berdasarkan kemampuan beraktivitas sehari-hari meliputi:
- Tidak mengalami masalah mobilitas.
- Mengalami masalah mobilitas ringan.
- Memiliki keterbatasan dalam melakukan beberapa kegiatan.
- Tidak mampu menyelesaikan kegiatan tanpa rasa tidak nyaman yang berat.
Jenis-jenis Penyakit CHF
Penyakit gagal jantung perlu diwaspadai oleh siapa saja dan tidak hanya menyerang lansia. Ada beberapa jenis gagal jantung yang perlu diperhatikan.
Jantung memiliki empat ruang dengan tugas masing-masing, yaitu serambi kanan dan kiri di bagian atas serta bilik kanan dan kiri di bagian bawah. Berdasarkan letak ruang tersebut, gagal jantung dibagi menjadi tiga jenis. Berikut penjelasan lengkapnya.
Gagal Jantung Sebelah Kiri
Jenis ini menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru, rongga perut, kaki, dan ginjal. Penumpukan cairan tampak dari pembengkakan di bagian-bagian tersebut karena bilik kiri jantung tidak berfungsi dengan baik.
Bilik kiri bertugas mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta, kemudian ke pembuluh arteri.
Gagal Jantung Sebelah Kanan
Gagal jantung sebelah kanan membuat cairan menumpuk pada perut dan bagian tubuh lainnya akibat bilik kanan jantung kesulitan memompa darah ke paru-paru. Akibatnya, darah yang dipompa kembali ke pembuluh vena.
Biasanya penderita gagal jantung sebelah kanan sudah mengalami gagal jantung sebelah kiri sebelumnya, namun ada juga yang tidak.
Gagal Jantung Kongestif Campuran
Jenis yang ketiga adalah gagal jantung kongestif campuran, yang terjadi pada bilik kanan dan kiri jantung secara bersamaan. Kondisi ini membawa risiko yang lebih berat dan parah.
Sebagian besar penderita gagal jantung campuran biasanya awalnya mengalami gagal jantung sebelah kiri terlebih dahulu, lalu penyakit tersebut menyebar ke sebelah kanan jika tidak segera ditangani dengan baik.
Gejala CHF (Gagal Jantung Kongestif)
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif merupakan penyakit kronis yang dapat tiba-tiba terjadi.
Gejala yang cukup khas dialami oleh penderita adalah mudah kehabisan napas ketika sedang beraktivitas, sesak napas ketika sedang tidur terlentang sehingga pasien membutuhkan beberapa bantal tambahan untuk mengganjal kepalanya agar dapat bernapas dengan lega.
Pasien penderita CHF merupakan orang-orang yang sering terbangun di malam hari, dikarenakan merasa sesak napas dan terkadang disertai pula dengan bengkak yang terjadi pada pergelangan kaki.
Efek yang didapat dari penyakit gagal jantung bisa bermacam-macam seperti, kehilangan nafsu makan, sering kencing di malam hari, mual-mual, berat badan naik akan tetapi diakibatkan oleh penimbunan cairan berbahaya serta organ dalam tubuh yang mengalami pembengkakan.
Ketika jantung kiri gagal, maka aliran darah ke paru-paru pun akan menjadi stagnan. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas terutama ketika malam hari saat sedang berbaring dan batuk.
Sementara itu, ketika jantung sebelah kanan gagal, maka darah pun akan stagnan dalam jaringan.
Oleh sebab itu, akibatnya, hati pun menjadi bengkak serta dapat mengakibatkan sakit perut. Kaki maupun telapak kaki pasien dapat mengalami pembengkakan yang diakibatkan oleh jantung sebelah kanan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Secara garis besar, gejala gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat awal, tingkat sedang dan tingkat buruk. Untuk tingkat awal dari gagal jantung kongestif dapat berupa berikut ini:
- Betis pada bagian kaki dan pergelangan kaki akan mengalami pembengkakan.
- Pasien cenderung mudah lelah, meskipun hanya melakukan beberapa aktivitas ringan saja.
- Pasien mengalami kenaikan berat badan.
- Pasien sering buang air kecil pada malam hari.
Sementara itu, gejala gagal jantung kongestif dalam tingkat sedang akan disertai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Denyut jantung penderita sering tidak beraturan.
- Sering mengalami batuk serta sesak napas, meskipun tidak memiliki asma.
- Napas berbunyi atau napas mengi.
- Mengalami sesak napas, meskipun hanya melakukan aktivitas ringan saja atau bahkan ketika sedang berbaring.
- Tubuh lebih mudah cepat lelah serta merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas fisik.
Kemudian, apabila pasien telah memasuki tingkat yang semakin buruk atau parah, maka gejala yang dirasakan oleh pasien adalah sebagai berikut ini:
- Sering mengalami rasa nyeri di bagian dada yang kemudian menjalar hingga bagian atas tubuh.
- Kulit berubah warna menjadi kebiruan di beberapa bagian tertentu yang diakibatkan oleh kekurangan oksigen.
- Napas menjadi lebih pendek serta cepat.
- Sering pingsan apabila terlalu kelelahan atau melakukan aktivitas ringan.
Apabila kamu merasa mengalami beberapa gejala di atas pada level ringan, sedang atau bahkan buruk, maka segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat lebih lanjut.
Penyebab Terjadinya CHF
Penyebab utama gagal jantung kongestif atau CHF, yakni penyakit jantung koroner.
Selain itu, penyebab lain yang dapat memicu CHF meliputi ketegangan otot jantung, serangan jantung, hipertensi, kardiomiopati, infeksi, gangguan katup jantung, aritmia atau irama jantung yang tidak normal, masalah tiroid, anemia, penyakit paru-paru, serta kelebihan cairan dalam tubuh.
Agar lebih mudah dipahami, berikut penjelasan mengenai beberapa penyebab gagal jantung kongestif:
Penyakit arteri koroner
Terjadi penyumbatan aliran darah yang kaya oksigen akibat penumpukan plak di pembuluh darah arteri, pengerasan arteri, atau robeknya lapisan dalam arteri.
Serangan jantung
Terjadi ketika arteri koroner tiba-tiba tersumbat sehingga aliran darah ke jantung terhenti.
Akibatnya, otot jantung mengalami kerusakan permanen dan beberapa sel otot jantung mati, sementara sel otot yang tersisa harus bekerja lebih keras dari biasanya.
Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kondisi yang ditandai oleh kerusakan dan pembengkakan pada otot jantung yang tidak disebabkan oleh gangguan aliran darah atau penyakit arteri koroner.
Penyakit jantung bawaan
Kelainan jantung yang terjadi sejak masa kehamilan akibat gangguan perkembangan janin juga bisa menjadi faktor penyebab gagal jantung kongestif.
Diabetes
Diabetes, atau tingginya kadar gula dalam darah, merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
Hipertensi
Hipertensi merujuk pada kondisi tekanan darah yang tinggi.
Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas ternyata menjadi salah satu penyebab utama seseorang mengalami gagal jantung kongestif.
Aritmia
Selain kelainan jantung bawaan, kondisi aritmia atau gangguan irama jantung juga bisa memicu terjadinya gagal jantung kongestif.
Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup yang kurang sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk gagal jantung kongestif.
Kebiasaan merokok, penyalahgunaan narkotika, konsumsi makanan tidak sehat seperti makanan instan dan junk food, serta jarang berolahraga menjadi faktor risiko.
Selain kesembilan penyebab tersebut, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terkena gagal jantung kongestif:
- Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung membuat kontraksi jantung melemah sehingga fungsinya berkurang.
- Riwayat diabetes meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit arteri koroner yang berkontribusi pada gagal jantung kongestif.
- Beberapa obat diabetes dapat meningkatkan risiko gagal jantung, tapi sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum menghentikan pengobatan.
- Gangguan tidur seperti sleep apnea menyebabkan penurunan oksigen dalam darah dan meningkatkan risiko irama jantung abnormal.
- Riwayat penyakit katup jantung juga meningkatkan risiko gagal jantung karena mempengaruhi kemampuan jantung memompa darah.
- Infeksi virus tertentu dapat merusak otot jantung dan menjadi pemicu gagal jantung kongestif.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang umum.
- Obesitas berlebihan juga memperbesar kemungkinan mengalami gagal jantung kongestif.
- Gangguan detak jantung yang terlalu cepat bisa melemahkan otot jantung sehingga menyebabkan kondisi ini.
- Konsumsi alkohol berlebihan dan kebiasaan merokok juga memperparah risiko gagal jantung kongestif.
Jika mengalami gejala atau memiliki faktor risiko gagal jantung kongestif, sebaiknya segera periksa ke dokter. Pengobatan tergantung pada penyebabnya, misalnya masalah katup jantung mungkin memerlukan penggantian atau perbaikan katup.
Beberapa pengobatan bertujuan mengurangi cairan berlebih di tubuh untuk membantu jantung bekerja lebih efisien.
Penderita juga disarankan menjalani perawatan di rumah dengan berhenti merokok, rutin mengonsumsi obat, mengurangi makanan tinggi garam dan lemak, serta menerapkan gaya hidup sehat.
Sebagai penutup, CHF adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis dan perubahan gaya hidup untuk menjaga kualitas hidup tetap optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.