JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak kebiasaan, termasuk cara anak-anak belajar. Pembelajaran daring yang mendadak menjadi solusi di masa tersebut, membuat gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian anak-anak, bahkan sejak usia sekolah dasar. Namun, penggunaan gadget yang tidak terkontrol ini membawa tantangan baru bagi orang tua, khususnya dalam mengawasi dampak buruk dari penggunaan gadget dan akses internet pada anak.
Risiko Ketergantungan dan Pengawasan Orang Tua
Sejak pandemi berakhir, anak-anak termasuk balita dan usia sekolah dasar makin sulit lepas dari gadget. Kondisi ini diperparah oleh lemahnya pengawasan terhadap konten internet yang diakses anak, khususnya karena kurangnya upaya pemblokiran situs dewasa oleh pemerintah. Selain itu, aplikasi media sosial yang sudah menjadi bawaan perangkat gadget semakin memudahkan anak-anak mengakses berbagai konten tanpa filter.
Psikolog Anak dari Biro Psikologi Dinda Educare Dompu, Annisa Dinda Annisa, mengingatkan agar orang tua tidak lengah dalam mengawasi penggunaan gadget anak. “Kita bisa tahu anak-anak ini sering membuka situs apa dari story media sosialnya. Jika yang sering muncul pada beranda adalah hal positif, maka akan tampak di beranda media sosialnya,” ujarnya.
Tidak hanya mengawasi konten, pembatasan waktu penggunaan gadget juga sangat penting. Pembatasan ini bukan semata mencegah ketergantungan gadget, tapi juga memberi ruang bagi anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi langsung dengan lingkungan sekitarnya. Sebab, interaksi sosial langsung menjadi bagian penting dalam tumbuh kembang anak.
Peran Orang Tua dalam Menerapkan Kontrol Gadget
Salah satu kendala utama yang sering dihadapi adalah orang tua menganggap persoalan ini mudah diatasi. Banyak yang menggunakan gadget sebagai cara praktis agar anak tidak rewel, sekaligus memberi waktu agar mereka bisa menyelesaikan pekerjaan rumah. Namun, cara ini justru memperkuat ketergantungan gadget pada anak.
Lebih jauh, psikolog Annisa menyoroti perilaku orang tua yang seringkali menggunakan gadget di depan anak tanpa batasan waktu. Hal ini secara tidak langsung mengajarkan anak bahwa bermain gadget adalah hal wajar tanpa kendali. “Hal yang lebih buruk lagi, juga perilaku orang tua yang tanpa mengenal waktu bermain gadget di depan anaknya,” jelasnya.
Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk disiplin membatasi diri dalam penggunaan gadget agar bisa memberi contoh yang baik. Mengatur waktu penggunaan gadget, memberikan pengertian pada anak tentang penggunaan internet secara positif, serta memanfaatkan aplikasi kontrol orang tua yang tersedia di gadget menjadi langkah efektif untuk meminimalisir dampak buruk penggunaan gadget.
Selain itu, orang tua bisa meminta anaknya terbuka terkait kunci layar gadget. Dengan begitu, orang tua dapat lebih mudah memantau aktivitas digital anak dan mencegah penyalahgunaan internet yang dapat berdampak negatif.
Di era digital yang serba mudah diakses, kontrol dari orang tua menjadi kunci utama agar anak dapat memanfaatkan gadget dan internet secara sehat dan positif. Pengawasan yang konsisten dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak akan membantu menghindarkan mereka dari risiko negatif yang ditimbulkan oleh gadget.