cara menulis daftar pustaka dari internet

7 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet serta Contohnya

7 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet serta Contohnya
cara menulis daftar pustaka dari internet

JAKARTA - Cara menulis daftar pustaka dari internet penting dipahami karena bagian ini adalah elemen utama untuk mencantumkan sumber referensi karya tulis.

Dalam setiap jenis tulisan ilmiah, baik itu makalah, proposal, laporan penelitian, atau skripsi, keberadaan daftar pustaka berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah atas kutipan yang disertakan.

Penulisan daftar pustaka tidak hanya terbatas pada buku dan jurnal, melainkan juga dapat berasal dari sumber daring yang kini semakin sering digunakan oleh penulis. 

Referensi dari internet sering kali digunakan karena lebih mudah diakses dan menyajikan informasi terkini. 

Namun, agar informasi tersebut sahih dan dapat dipertanggungjawabkan, pencantuman sumber harus dilakukan dengan format yang benar sesuai kaidah penulisan ilmiah.

Maka dari itu, siapa pun yang sedang mengerjakan karya ilmiah wajib memahami cara penyusunan daftar pustaka dengan baik dan benar, termasuk cara menulis daftar pustaka dari internet agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan referensi.

Pengertian Daftar Pustaka

Referensi dalam karya tulis ilmiah biasanya disusun dalam sebuah bagian khusus yang mencantumkan berbagai sumber informasi yang dipakai oleh penulis. 

Sumber-sumber ini bisa berasal dari beragam media seperti buku cetak, artikel daring, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah, laporan tugas akhir, disertasi, dan bentuk sumber ilmiah lainnya yang umum digunakan dalam penelitian akademik. 

Bagian ini umumnya ditempatkan di bagian akhir tulisan. Pencantuman referensi tentu memiliki alasan yang mendasar dan membawa banyak manfaat. 

Salah satunya adalah untuk menunjukkan bahwa informasi yang tercantum dalam tulisan tersebut bersumber dari data yang valid dan bisa diverifikasi. 

Selain itu, penyertaan sumber juga merupakan bentuk penghargaan terhadap pemilik gagasan yang dijadikan dasar atau acuan, serta bentuk tanggung jawab moral dari penulis kepada peneliti sebelumnya.

Tujuan utama dari adanya referensi dalam tulisan ilmiah adalah untuk memperkuat isi atau hasil kajian yang dikemukakan. 

Mengingat perkembangan pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini, hampir tidak mungkin suatu penelitian tidak mengacu pada teori atau hasil studi sebelumnya. 

Bahkan ketika seseorang membuat suatu penemuan baru, tetap saja ia akan membutuhkan dasar keilmuan dari penelitian lain yang relevan, meskipun belum tentu secara sempurna.

Oleh sebab itu, penting bagi penulis untuk mencatat kutipan yang diambil dari sumber lain dengan menyertakan asalnya secara lengkap. 

Hal ini juga berfungsi untuk menghindari tuduhan penjiplakan ide orang lain, yang bisa muncul jika kita menggunakan gagasan orang tanpa menyebutkan pemiliknya.

Dalam dunia akademik, menjiplak merupakan pelanggaran serius. Maka dari itu, menyertakan daftar referensi adalah bentuk komitmen terhadap kejujuran ilmiah. 

Referensi juga bermanfaat bagi pembaca, karena mereka dapat mengetahui darimana saja ide-ide atau data yang digunakan berasal. 

Tak jarang pula, pembaca tertarik untuk mempelajari lebih lanjut informasi yang terdapat dalam sumber tersebut, baik sebagai bahan bacaan tambahan maupun untuk memperluas penelitian yang sedang mereka kerjakan.

Kemajuan teknologi telah membuat sumber informasi semakin mudah diakses, termasuk dari situs-situs internet yang kini menjadi salah satu tempat utama dalam mencari referensi. 

Jika dahulu buku atau jurnal menjadi rujukan utama, sekarang konten daring juga mulai sering digunakan. Namun, masih banyak yang bingung bagaimana mencatat referensi dari situs web ke dalam bagian referensi.

Keragaman jenis situs dan kebutuhan dalam menuliskannya menimbulkan kebingungan tersendiri dalam proses pencantuman. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengutip sumber dari internet dengan benar agar tidak terjadi kekeliruan dalam menuliskan referensi pada karya tulis ilmiah. 

Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh cara mencatat sumber dari media daring ke dalam daftar referensi.

Jenis Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

Gaya Penulisan Referensi dengan Format ASA (American Sociological Association)

Dalam model ini, struktur penulisan referensi mencakup nama belakang penulis diikuti oleh nama depan, tahun publikasi, judul tulisan yang dicetak miring, nama platform atau media yang menerbitkan, serta tanggal publikasinya. Contoh penerapannya sebagai berikut:

Mahesti, Nurulia. 2020. Imajinasi dan Sastra. Linikampus.com. 1 Agustus 2020.

Format Referensi APA (American Psychological Association)

Penulisan dengan model ini diawali dengan nama situs atau laman daring, diikuti dengan tanggal penerbitan artikel, kemudian judul tulisan, waktu ketika artikel tersebut dibuka, serta alamat lengkap situs tempat tulisan tersebut diakses. Berikut contoh formatnya:

Gramedia.com. 19 Juli 2021. Biografi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) dan Pemikirannya. Diakses pada 1 September 2021, dari https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-gus-dur/

Gaya MLA (Modern Language Association)

Dalam format ini, penulisan dimulai dari judul artikel, diikuti dengan nama laman atau situs, kemudian tanggal artikel dibuat, tanggal saat sumber diakses, dan diakhiri dengan tautan lengkap menuju artikel tersebut. 

Contoh implementasinya seperti ini:

Apa Itu People Power? Ini Sejarah, Fakta, & Dampak People Power. Gramedia.com. 17 Agustus 2021. 1 September 2021. https://www.gramedia.com/best-seller/people-power/

Referensi Menggunakan Gaya MHRA (Modern Humanities Research Association)

Untuk format MHRA, susunan penulisan sumber meliputi nama situs, judul artikel yang dikutip diapit tanda kutip, keterangan isi situs (jika relevan), tanggal artikel diterbitkan, tautan lengkap, dan waktu kapan artikel tersebut diakses. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Gramedia.com, “Arti Self Reward & Pentingnya Self Reward”, Arti self love, 15 Agustus 2021, https://www.gramedia.com/best-seller/self-reward/, [diakses pada 1 September 2021]

Referensi dengan Gaya CSE (Council of Science Editors)

Dalam model ini, format yang digunakan adalah: nama situs, judul artikel disertai label [internet], deskripsi laman, tanggal artikel diterbitkan, waktu akses artikel, dan alamat situs lengkap. Contohnya sebagai berikut:

Gramedia.com. Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha [internet]. Budidaya tanaman sayuran, 21 Agustus 2021, [diakses pada 1 September 2021]. https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/

Referensi Berdasarkan Sumber dari Email

Penulisan referensi dari email dilakukan dengan menyertakan nama media, judul tulisan, alamat email, serta waktu aksesnya. Berikut contohnya:

Gramedia.com. “Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha” customercare@gramedia.com (diakses pada 1 September 2021)

Perlu diketahui bahwa saat mencari referensi dari laman internet, terkadang informasi mengenai nama penulis tidak tersedia. 

Jika menemui hal semacam ini, kamu bisa menggantinya dengan tanda garis bawah atau sejenisnya sebelum melanjutkan format penulisan yang digunakan.

Sebelum menjadikan situs web sebagai referensi dalam tulisan ilmiah, penting untuk mengecek keandalan dan kelayakan situs tersebut. Karena siapa pun bisa menerbitkan informasi di internet, maka kamu harus selektif dalam memilih sumber. 

Agar tidak keliru, berikut beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk memasukkan situs sebagai referensi ilmiah dalam daftar pustaka.

Kriteria Website sebagai Rujukan di Internet

Salah satu langkah paling sederhana untuk membedakan apakah sebuah situs layak dijadikan referensi adalah dengan melihat nama domainnya. 

Umumnya, alamat situs yang resmi dapat dianggap kredibel dan pantas digunakan sebagai sumber dalam penulisan ilmiah. 

Ini karena domain resmi biasanya mencerminkan identitas pemilik situs yang jelas, sehingga informasi yang tersedia lebih mudah diverifikasi dan memiliki keabsahan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa domain yang tergolong resmi dan dapat diandalkan sebagai sumber referensi antara lain:

  • .ac.id untuk lembaga akademik
  • .or.id untuk organisasi
  • .go.id atau .gov untuk instansi pemerintah
  • .mil.id untuk lembaga militer
  • .edu untuk institusi pendidikan

Sebaliknya, ada jenis situs yang sebaiknya tidak digunakan sebagai rujukan, misalnya Wikipedia dan blog dengan domain seperti blogspot.com atau wordpress.com. 

Wikipedia dikenal sebagai platform yang dapat diedit oleh siapa saja, sehingga validitas isinya tidak selalu terjamin. 

Sedangkan blog pribadi di platform tersebut tidak disarankan karena tidak jelas siapa pembuatnya dan tidak ada jaminan bahwa informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya atau ditulis oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya.

Meski begitu, jika suatu situs milik tokoh yang identitasnya valid dan dapat dikenali, maka situs tersebut tetap dapat dijadikan referensi, asalkan isinya juga mendukung keakuratan data.

Untuk menilai apakah sebuah situs layak dijadikan referensi, ada beberapa ciri yang bisa diperhatikan. 

Pertama, adanya keterangan pihak pengelola situs seperti halaman “Tentang Kami”, “Profil”, atau “Kontak” yang mencerminkan transparansi pemilik situs. 

Kedua, isi dari situs tersebut harus berbasis pada fakta atau bersifat netral, bukan sekadar opini atau pernyataan yang tidak berdasar.  Ketiga, perhatikan jumlah iklan yang tampil di situs tersebut. 

Jika terlalu banyak iklan, bisa jadi situs tersebut lebih mengutamakan keuntungan komersial daripada menyajikan informasi yang valid, sehingga isinya kurang layak dipercaya sebagai sumber ilmiah.

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet

Setelah memahami apa itu daftar pustaka, bagaimana bentuk penulisannya, serta kriteria situs yang layak dijadikan referensi dalam tulisan ilmiah, penting juga untuk mengetahui cara menulis daftar pustaka dari internet berdasarkan berbagai jenis sumber daring. 

Di bawah ini terdapat penjabaran lengkap yang dapat dipelajari, mencakup langkah-langkah penulisan beserta contoh-contoh daftar pustaka yang berasal dari beragam media online.

1. Menyusun Referensi Daring untuk Artikel dengan Nama Penulis

  • Format APA

Untuk metode ini, struktur penulisan terdiri dari: nama belakang penulis diikuti inisial nama depan, tanggal penerbitan artikel dalam kurung, judul artikel secara utuh, nama situs tempat artikel diterbitkan, dan tautan lengkap menuju artikel tersebut. Contoh penulisannya adalah:

Talitha, T. (21 Agustus 2021). Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha. Gramedia.com. https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/

  • Format MLA

Urutan penulisannya dimulai dari nama belakang penulis lalu nama depan, kemudian diikuti dengan judul artikel dalam tanda kutip, nama situs, tanggal penerbitan artikel, dan alamat situs secara lengkap. Berikut adalah contohnya:

Talitha, Tasya. “Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha.” Gramedia.com, Sabtu, 21 Agustus 2021, https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/

2. Menyusun Referensi Daring Tanpa Nama Penulis dan Tanggal Terbit

  • Format APA

– Tanpa Nama Penulis: Penulisan dimulai dari judul artikel, tanggal publikasi dalam kurung, nama situs tempat artikel dipublikasikan, lalu tautan lengkap. Contohnya sebagai berikut:

Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha. (21 Agustus 2021). Gramedia.com. https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/

– Tanpa Tanggal Terbit: Penulisan diawali dengan nama belakang penulis dan inisial nama depan, diikuti tanda (n.d) sebagai penanda tidak ada tanggal, kemudian judul artikel, nama situs, dan tanggal akses serta URL lengkap. Contoh:

Ahmad. (n.d). Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia yang Visioner. Gramedia.com. Diakses pada 1 September 2021 dari https://www.gramedia.com/literasi/biografi-bj-habibie/

  • Format MLA

– Tanpa Nama Penulis: Judul artikel diketik dalam tanda kutip, lalu diikuti dengan nama situs, tanggal artikel terbit, dan URL lengkap. Contoh penulisannya:

“Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha.” Gramedia.com, 21 Agustus 2021, https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/

– Tanpa Nama dan Tanggal: Ditulis mulai dari judul artikel dalam tanda kutip, dilanjutkan dengan nama situs, kemudian URL lengkap, serta waktu akses. Contohnya seperti ini:

“Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha.” Gramedia.com, https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/. Diakses pada 21 Agustus 2021

3. Menyusun Referensi Daring Berdasarkan Keseluruhan Isi Website

Terkadang diperlukan untuk mencantumkan sumber dari keseluruhan halaman utama suatu situs, terutama ketika informasi yang dikutip mencakup konten umum atau elemen seperti slogan perusahaan yang muncul di banyak bagian laman. 

Dalam situasi seperti ini, rujukan bisa diarahkan ke halaman depan situs tersebut.

Untuk jenis penulisan ini, format yang digunakan mengacu pada gaya MLA, dengan urutan: nama situs, tanggal ketika situs diakses, dan alamat URL-nya. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut:

Gramedia.com, 1 September 2021, gramedia.com.

4. Menyusun Referensi Daring dari Artikel Majalah atau Koran Versi Digital

Referensi dari media daring yang merupakan hasil adaptasi versi cetak, seperti majalah atau surat kabar digital, juga dapat dituliskan sebagai sumber. 

Format yang digunakan dalam kasus ini adalah APA, dengan urutan: nama belakang penulis, inisial nama depan penulis, tanggal publikasi artikel dalam tanda kurung, judul artikel lengkap, nama perusahaan penerbit, dan tautan URL. Berikut contoh penulisannya:

Greenhouse, S. (30 Juli 2020). The coronavirus pandemic has intensified the system of economic racism against black Americans. The New Yorker. https://www.newyorker.com/news/news-desk/the-pandemic-has-intensified-systemic-economic-racism-against-black-americans

5. Menyusun Referensi Daring dari Tulisan Blog

Untuk blog pribadi atau profesional yang dijadikan rujukan, struktur penulisannya mengacu pada gaya APA.

Penulisan dimulai dari nama belakang penulis diikuti oleh inisial nama depan, tanggal artikel diterbitkan dalam kurung, judul artikel, nama blog, dan link URL. Contoh penulisan seperti berikut ini:

Nilawanti, L. (19 Februari 2021). Urban Farmer Muda: Pahlawan Pangan Masa Depan. Blog Lala Nilawanti. http://lalanilawanti.blogspot.com/2021/02/urban-farmer-muda-pahlawan-pangan-masa.html

6. Cara Merujuk Sumber dari Platform Media Sosial dalam Daftar Pustaka

Apabila kamu ingin mengutip informasi yang berasal dari platform media sosial dalam dokumen ilmiah, kamu dapat menggunakan struktur penulisan bergaya APA. 

Format ini meliputi: nama belakang diikuti inisial nama depan penulis, tanggal unggahan dalam kurung, dua puluh kata pertama dari isi unggahan, keterangan mengenai konten multimedia (jika ada), jenis unggahan yang ditampilkan, nama platform media sosial, dan tautan lengkap ke unggahan tersebut. Contoh penulisan rujukannya seperti berikut:

Obama, B. [@BarackObama]. This Labor Day, let’s thank all those who’ve kept our country going this year, teachers, delivery drivers, [Tautan dengan thumbnail terlampir] [Tweet]. Twitter. https://twitter.com/BarackObama/status/1303015313320050688

7. Cara Menuliskan Referensi dari Video YouTube

Untuk mencantumkan video dari YouTube sebagai sumber dalam daftar pustaka, kamu dapat mengikuti format berikut: nama belakang pembuat video, diikuti nama depannya, judul lengkap video dalam tanda kutip, nama platform sebagai media publikasi, nama akun atau kanal pengunggah video, tanggal unggah, serta tautan URL video tersebut. 

Contoh penerapannya adalah:

Suryajaya, Martin. “Batas Ilmu Pengetahuan.” YouTube, diunggah oleh Martin Suryajaya, 20 Agustus 2021, https://www.youtube.com/watch?v=Vr0GmAYWJnk

Sebagai penutup, memahami cara menulis daftar pustaka dari internet penting agar tulisanmu tetap kredibel, terhindar dari plagiarisme, dan mudah ditelusuri pembaca.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index