Investasi

Investasi: Emiten Mulai Bergerak Pulihkan Kinerja di Tengah Volatilitas

Investasi: Emiten Mulai Bergerak Pulihkan Kinerja di Tengah Volatilitas
Investasi: Emiten Mulai Bergerak Pulihkan Kinerja di Tengah Volatilitas

JAKARTA - Di tengah kondisi pasar saham domestik yang masih bergejolak pada paruh pertama tahun 2025, sejumlah emiten investasi berupaya memperbaiki kinerja keuangan mereka. Langkah strategis ini diambil untuk menghadapi kerugian yang masih membebani laporan keuangan pada kuartal pertama.

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), salah satu emiten investasi besar, melaporkan kerugian bersih atas portofolio investasi saham dan instrumen keuangan lainnya sebesar Rp 6,85 triliun pada kuartal I-2025. Angka ini meningkat tajam sebesar 197,82% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat rugi Rp 2,3 triliun.

Secara total, Saratoga juga mencatat rugi bersih senilai Rp 6,07 triliun, naik signifikan dari rugi bersih Rp 2,57 triliun di kuartal I-2024. Menyikapi kondisi ini, manajemen Saratoga memilih fokus investasi pada sektor-sektor strategis yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang, seperti layanan kesehatan, infrastruktur digital, konsumer, serta energi terbarukan.

Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, menyampaikan dalam keterangan resmi pada Kamis (26/6), “Kami akan menerapkan strategi investasi yang disiplin, selektif, dan responsif terhadap dinamika pasar untuk memperbaiki kinerja di sisa tahun ini.”

Untuk mendukung strategi tersebut, Saratoga menyiapkan alokasi dana investasi sebesar US$ 100 juta hingga US$ 150 juta pada 2025, jumlah yang sejajar dengan alokasi tahun sebelumnya.

Sementara itu, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) juga mengambil langkah serupa dalam upaya memperkuat portofolio investasi mereka. Perusahaan ini akan mengadopsi pendekatan mark to market untuk penilaian investasi, guna memastikan nilai portofolio mencerminkan kondisi pasar terkini.

Direktur Investasi dan Portofolio PALM, Ellen Kartika, mengungkapkan bahwa pihaknya mengalokasikan dana investasi antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun untuk tahun ini. Dana tersebut diperoleh dari penerbitan saham, obligasi, kas internal, dan pinjaman perbankan.

Sebagai bagian dari strategi pendanaan, PALM berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue hingga 4,71 miliar saham serta maksimal 1,57 miliar saham melalui private placement. Namun, detail nilai aksi korporasi dari kedua skema tersebut akan diumumkan menyusul.

Tidak kalah agresif, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terus menambah portofolio investasinya dengan pembelian saham anak usaha PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). EMTK membeli sebanyak 668,2 juta saham, atau sekitar 0,9% dari total saham SCMA, dalam transaksi bertahap yang dilakukan pada 12 hingga 25 Juni 2025.

“Transaksi ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai bagian dari strategi penguatan kepemilikan,” ujar Sekretaris Perusahaan EMTK, Titi Maria Rusli.

Para analis pasar saham menilai langkah strategis ketiga emiten investasi ini penting untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar yang masih tinggi. Menurut mereka, strategi investasi yang disiplin dan selektif menjadi kunci untuk membalikkan kondisi keuangan yang terdampak volatilitas global.

Sebagai informasi, kinerja investasi yang negatif pada kuartal pertama disebabkan oleh tekanan eksternal seperti kenaikan suku bunga global, ketegangan geopolitik, serta fluktuasi nilai tukar yang memengaruhi pasar modal domestik.

Mengingat tantangan tersebut, para pelaku pasar diharapkan terus memantau rekomendasi analis dan kinerja emiten secara berkala guna mengambil keputusan investasi yang tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index