JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur hari ini kembali mengalami fluktuasi dengan sebagian besar komoditas menunjukkan penurunan harga, terutama pada daging ayam kampung yang turun signifikan sebesar Rp 1.807 per kilogram. Kondisi ini tentu berdampak pada pengeluaran masyarakat yang harus cermat memantau perkembangan harga kebutuhan pokok sehari-hari.
Sembako, yang merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok, adalah kebutuhan dasar masyarakat yang terdiri dari beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, daging sapi, daging ayam, telur, susu, bawang merah dan bawang putih, garam, serta gas elpiji dan minyak tanah. Selain itu, harga cabai juga menjadi perhatian utama karena sangat memengaruhi biaya kebutuhan dapur.
Berikut rincian harga sembako rata-rata di Jawa Timur per 1 Juni 2025 pukul 09.18 WIB, berdasarkan data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo):
Beras Premium: Rp 14.546/kg
Beras Medium: Rp 12.528/kg
Gula Kristal Putih: Rp 17.003/kg
Minyak Goreng Curah: Rp 18.339/kg
Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 19.729/liter
Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.072/liter
Minyak Goreng Minyakita: Rp 16.465/liter
Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.179/kg
Daging Ayam Ras: Rp 30.724/kg
Daging Ayam Kampung: Rp 66.347/kg (turun Rp 1.807)
Telur Ayam Ras: Rp 25.693/kg
Telur Ayam Kampung: Rp 46.461/kg
Susu Kental Manis Merek Bendera: Rp 12.665/370 gr
Susu Kental Manis Merek Indomilk: Rp 12.532/370 gr
Susu Bubuk Merek Bendera: Rp 41.569/400 gr
Susu Bubuk Merek Indomilk: Rp 39.987/400 gr
Garam Bata: Rp 1.471/buah
Garam Halus: Rp 9.271/kg
Cabai Merah Keriting: Rp 29.492/kg
Cabai Merah Besar: Rp 27.249/kg (turun Rp 749)
Cabai Rawit Merah: Rp 25.375/kg (naik Rp 583)
Bawang Merah: Rp 31.470/kg
Bawang Putih: Rp 32.760/kg
Gas Elpiji: Rp 19.611/tabung
Penurunan harga daging ayam kampung sebesar 2,65 persen ini menjadi kabar positif bagi konsumen yang selama ini merasakan tekanan harga tinggi. Selain itu, harga cabai merah besar juga turun 2,67 persen, sementara cabai rawit merah justru mengalami kenaikan 2,35 persen.
Menurut seorang pengamat pasar bahan pokok di Jawa Timur, perubahan harga sembako sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. “Fluktuasi harga ini biasanya terjadi karena perubahan biaya produksi, cuaca yang mempengaruhi hasil panen, hingga kebijakan pemerintah terkait impor dan distribusi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa cuaca ekstrem atau gangguan distribusi dapat menyebabkan kenaikan harga secara mendadak.
Faktor lain yang turut memengaruhi harga adalah nilai tukar mata uang dan inflasi yang sedang berlangsung. “Jika nilai tukar rupiah melemah, terutama untuk barang impor, harga sembako akan cenderung naik. Namun, saat ini kita masih melihat beberapa komoditas mengalami penurunan harga,” jelasnya.
Selain itu, gangguan rantai distribusi seperti kemacetan dan keterlambatan pengiriman juga kerap menyebabkan pasokan berkurang dan harga naik. Oleh karena itu, pengawasan serta kebijakan yang tepat dari pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan harga di pasar.
Masyarakat disarankan untuk tetap memantau perkembangan harga sembako agar dapat mengatur pengeluaran rumah tangga secara efektif. Informasi harga harian sangat penting terutama menjelang momen-momen besar seperti hari raya atau musim panen.
Secara keseluruhan, kondisi harga sembako di Jawa Timur saat ini menunjukkan dinamika yang wajar dalam pasar tradisional dan modern, dengan kecenderungan penurunan harga di beberapa komoditas utama. Penurunan harga daging ayam kampung yang cukup signifikan menjadi angin segar bagi konsumen yang biasanya harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk bahan protein hewani ini.
Pengamatan terus dilakukan untuk memastikan stabilitas harga sembako tetap terjaga demi memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal dan mencegah gejolak harga yang dapat memberatkan daya beli warga.