Danantara Mulai Tender Proyek Waste-to-Energy untuk 33 Kota Indonesia

Rabu, 05 November 2025 | 08:27:25 WIB
Danantara Mulai Tender Proyek Waste-to-Energy untuk 33 Kota Indonesia

JAKARTA - Holding investasi PT Danantara Investment Management (Persero) akan memulai tender proyek waste-to-energy (WTE) di tujuh kota pada 6 November 2025. Tender ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk membangun fasilitas WTE di 33–34 kota di seluruh Indonesia.

Managing Director Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menjelaskan bahwa tahap awal ini menargetkan kota-kota yang siap dari sisi lahan dan ketersediaan sampah. “Dari tujuh kota ini, kalau semua sudah siap, tanggal 6 November kami akan mulai tender. Kalau tidak ya kami mulai dengan berapa pun yang menurut kami memang lahannya sudah siap dan sampahnya cukup,” ujar Stefanus di Jakarta.

Menurut Stefanus, minat industri global terhadap proyek WTE ini sangat tinggi. Sejak pendaftaran Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) dibuka sebulan lalu, sebanyak 24 perusahaan internasional lolos batch pertama.

Partisipasi Perusahaan Internasional dalam Tender

Beberapa perusahaan global yang lolos batch pertama antara lain Mitsubishi Heavy Industries, ITOCHU Corporation, Veolia Environmental Services Asia, China Everbright Environment Group, dan Chongqing Sanfeng Environment Group. Batch pertama tender mencakup tujuh kota yang telah diatur dalam kebijakan pemerintah, termasuk Bogor, Denpasar, Jakarta, Semarang, dan Makassar.

Seluruh peserta DPT diwajibkan berkolaborasi dengan mitra lokal, baik BUMN, BUMD, maupun swasta. Kolaborasi ini bertujuan mendukung transfer teknologi serta memperkuat kapasitas nasional dalam pengelolaan limbah.

Danantara membuka DPT dalam beberapa batch untuk memberikan ruang partisipasi lebih luas bagi investor dan perusahaan teknologi. Strategi ini diharapkan mempermudah penyesuaian proyek sesuai karakteristik lokal masing-masing kota.

Skema Kepemilikan dan Pendanaan Proyek

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan perusahaan menargetkan kepemilikan minimal 30% di setiap proyek WTE. Komposisi saham dapat disesuaikan berdasarkan negosiasi dengan mitra teknis, bahkan bisa mencapai 51% atau lebih.

“Kita open, misalnya nanti technical partner yang punya saham lebih. Kita bilangnya, kalau bisa kita setidaknya 30%. Tapi kita happy to take 51% atau lebih,” jelas Pandu. Skema pendanaan proyek menggunakan project financing dengan rasio 70% pinjaman dan 30% ekuitas.

Sebagian dana ekuitas akan diperoleh dari penerbitan Patriot Bond, instrumen yang disiapkan mendukung proyek strategis nasional. Proyek WTE diproyeksikan menghasilkan tingkat pengembalian internal rate of return (IRR) pada kisaran high single digit dalam denominasi dolar AS.

Minat bank lokal maupun asing yang tinggi mencerminkan potensi komersial proyek. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan WTE tidak hanya mendukung lingkungan, tetapi juga menarik dari sisi investasi.

Dampak Ekonomi dan Tenaga Kerja

Stefanus menambahkan, proyek WTE diperkirakan menyerap 2.000–3.000 tenaga kerja selama masa konstruksi. Selain itu, ratusan tenaga kerja akan tetap terlibat selama masa operasi fasilitas hingga 30 tahun.

Satu fasilitas WTE memiliki kapasitas pengolahan sampah sekitar 1.000 ton per hari. Nilai investasi untuk tiap fasilitas diperkirakan antara Rp2,5 triliun hingga Rp3,2 triliun, mencerminkan skala proyek yang signifikan.

Proyek ini juga mendorong transfer teknologi dari perusahaan internasional ke mitra lokal. Sinergi antara investor global dan lokal diharapkan memperkuat kemampuan nasional dalam pengelolaan sampah dan energi bersih.

Daftar Peserta Tender dan Kolaborasi Global

Peserta batch pertama mencakup perusahaan seperti Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering, ITOCHU Corporation, dan Veolia Environmental Services Asia Pte. Ltd. Selain itu, China Everbright Environment Group, Chongqing Sanfeng Environment Group Corp., Dynagreen Environmental Protection Group, dan GCL Intelligent Energy (Suzhou) Co., Ltd turut ambil bagian.

Perusahaan lain yang lolos termasuk SUS Indonesia Holding Limited, Hunan Construction Engineering Group, CEVIA Enviro Inc., China Conch Venture Holding Limited, China TianYing Inc., PT Jinjiang Environment Indonesia, dan Wangneng Environment Co., Ltd. Beijing GeoEnviron Engineering & Technology, Inc., Tianjin TEDA Environmental Protection Co., Ltd., Grandblue Environment Co., Ltd., dan Wuhan Tianyuan Group Co., Ltd. juga tergabung.

Kolaborasi peserta internasional dengan mitra lokal diharapkan meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam pengelolaan sampah menjadi energi. Proyek ini menjadi contoh sinergi global untuk solusi energi bersih di Indonesia.

Dengan tender yang dimulai pada 6 November 2025, Danantara menegaskan komitmennya dalam pembangunan WTE nasional. Proyek ini diharapkan menjadi langkah penting dalam transisi energi bersih sekaligus menciptakan nilai ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.

Terkini

14 Aplikasi Gratis Belajar Bahasa Inggris 2025

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:35 WIB

Cara Membatalkan Pesanan di Zalora, Mudah dan Praktis

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:32 WIB

11 Cara Jitu Mengatasi Susah Tidur, Dijamin Ampuh!

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:18 WIB