PGE Dorong Kemandirian Energi Indonesia dengan Proyek Panas Bumi Berkelanjutan

Senin, 20 Oktober 2025 | 08:02:07 WIB
PGE Dorong Kemandirian Energi Indonesia dengan Proyek Panas Bumi Berkelanjutan

JAKARTA - Pertamina Geothermal Energy (PGE) menegaskan perannya sebagai tulang punggung transisi energi nasional. Di usia satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, PGE terus memperkuat fondasi kedaulatan energi Indonesia melalui pemanfaatan panas bumi berkelanjutan.

Arah kebijakan pemerintah yang menekankan kemandirian energi menjadi dorongan kuat bagi PGE. Dengan potensi panas bumi sebesar 24 gigawatt atau 40 persen cadangan dunia, PGE memiliki mandat besar untuk mengubah potensi ini menjadi kekuatan nyata bagi bangsa.

Pencapaian Proyek Panas Bumi

“Melalui pengelolaan bertanggung jawab, kami ingin memastikan energi bersih menjadi fondasi kedaulatan dan masa depan hijau Indonesia,” ujar Julfi Hadi, Direktur Utama PGE. Pernyataan ini menegaskan komitmen PGE terhadap energi bersih dan keberlanjutan nasional.

Selama satu tahun terakhir, PGE mencatat sejumlah pencapaian penting. Salah satunya adalah beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas sekitar 55 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

PLTP Lumut Balai Unit 2 menjadi simbol kemajuan teknologi efisien dan ramah lingkungan di sektor panas bumi nasional. Proyek ini juga memperkuat jaringan kelistrikan lokal dan mendukung stabilitas sistem energi Sumatera.

Selain itu, pembangunan PLTP Gunung Tiga 55 MW Ulubelu, Lampung, dimulai pada Agustus 2025. Proyek ini diharapkan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera dan menjadi tonggak bagi pencapaian target PGE 1 gigawatt kapasitas terpasang mandiri dalam 2–3 tahun ke depan.

Target jangka panjang PGE adalah mencapai kapasitas 1,8 GW pada tahun 2033. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat transisi energi dan mendorong kemandirian energi nasional.

Inovasi dan Energi Hijau

PGE juga mendorong inovasi menuju ekonomi hijau melalui pengembangan Green Hydrogen di Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu. Proyek ini membangun rantai nilai hidrogen hijau dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan energi.

Inisiatif ini menjadi langkah awal menuju industri rendah karbon. Selain itu, proyek mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada 2060, selaras dengan komitmen global dan nasional terhadap perubahan iklim.

Di sisi sosial dan lingkungan, PGE menunjukkan komitmen kuat terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan masuk dalam daftar Top 50 ESG Global versi Sustainalytics dengan skor risiko 7,1 dan tingkat risiko dapat diabaikan (negligible risk).

Hingga kini, PGE telah meraih 18 penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PGE Area Kamojang tercatat memperoleh 14 kali berturut-turut, rekor tertinggi di sektor panas bumi Indonesia.

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemanfaatan Langsung Panas Bumi

Sebagai perusahaan energi hijau berkelas dunia, PGE juga mendorong pemberdayaan masyarakat melalui program Direct Use Geothermal. Program ini memanfaatkan panas bumi untuk kegiatan pertanian, termasuk pengeringan kopi dengan Geothermal Dry House, budidaya melon geothermal, dan produksi pupuk Geo-fert dari sisa uap panas bumi.

Inisiatif ini menumbuhkan ekonomi lokal sekaligus memperkuat peran masyarakat dalam ekosistem transisi energi. Program ini menunjukkan bagaimana energi bersih dapat menghadirkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara bersamaan.

Hingga kini, PGE mengelola total kapasitas panas bumi sebesar 1.932 MW. Dari jumlah tersebut, 727 MW dioperasikan langsung oleh PGE, sementara 1.205 MW melalui skema Joint Operation Contract (JOC) bersama mitra strategis.

Energi bersih yang dihasilkan PGE mampu menyuplai listrik untuk lebih dari dua juta rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan panas bumi berkontribusi menurunkan emisi karbon sekitar 10 juta ton CO₂ per tahun.

Langkah ini memperkuat posisi Indonesia dalam mencapai kedaulatan energi berkelanjutan. PGE membuktikan bahwa energi bersih dan transisi hijau dapat dijalankan secara efisien dan berkelanjutan.

Pengembangan proyek-proyek panas bumi di berbagai daerah mendukung stabilitas sistem energi nasional. Hal ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dan PGE dalam menjadikan energi hijau sebagai tulang punggung pembangunan nasional.

Komitmen PGE terhadap keberlanjutan tercermin dari penghargaan dan pengelolaan yang ramah lingkungan. Integrasi prinsip ESG dalam operasional memastikan perusahaan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Selain mendukung kedaulatan energi, proyek-proyek PGE menjadi model inovasi teknologi energi bersih. Kapasitas yang terus diperluas dan inovasi baru, seperti Green Hydrogen, menegaskan peran PGE dalam ekonomi rendah karbon.

PGE juga terus meningkatkan efisiensi operasional dan pengelolaan sumber daya panas bumi. Strategi ini memastikan setiap proyek memberikan nilai maksimal baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan proyek hijau memperkuat fondasi energi nasional. PGE menjadi contoh perusahaan energi yang memadukan inovasi, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat secara harmonis.

Dengan total kapasitas yang terus meningkat, PGE memastikan listrik bersih dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Ini sejalan dengan tujuan kedaulatan energi nasional sekaligus memperkuat ekonomi hijau Indonesia.

PGE menunjukkan bahwa transisi energi bukan sekadar perubahan teknologi. Namun, juga mencakup integrasi sosial, lingkungan, dan ekonomi untuk masa depan yang berkelanjutan.

Terkini