JAKARTA - Telur adalah sumber protein hewani yang kaya nutrisi dan serbaguna. Namun, tidak semua makanan aman dikombinasikan dengan telur untuk dikonsumsi bersamaan.
Kombinasi makanan yang salah dapat mengurangi penyerapan nutrisi, menimbulkan masalah pencernaan, bahkan berpotensi membahayakan kesehatan. Memahami makanan yang tidak cocok dikonsumsi bersamaan dengan telur penting untuk pola makan seimbang dan tubuh yang optimal.
1. Telur dan Daging: Beban Berat untuk Pencernaan
Mengonsumsi telur bersamaan dengan daging, terutama dalam porsi besar, sebaiknya dihindari. Kedua bahan ini kaya protein dan lemak, membuat kombinasi terasa berat dan sulit dicerna.
Kombinasi ini dapat menyebabkan kelelahan dan lesu setelah makan. Selain itu, metabolisme tubuh sementara akan melambat, memengaruhi energi sepanjang hari.
Untuk pencernaan lebih lancar, padukan telur dengan makanan ringan seperti sayuran, biji-bijian, atau buah. Hindari menggabungkan telur dengan makanan tinggi protein lain seperti daging merah atau olahan.
2. Telur dan Susu Kedelai: Risiko Protein Berlebih
Susu kedelai populer sebagai alternatif nabati dengan protein tinggi. Namun, mengonsumsi telur bersamaan dengan kedelai dapat menurunkan efisiensi penyerapan protein.
Telur menyediakan protein berkualitas tinggi, dan kombinasi dengan kedelai bisa menyebabkan sistem pencernaan kelebihan protein. Solusinya, konsumsi telur dan susu kedelai secara terpisah agar tubuh mendapatkan manfaat nutrisi optimal.
Memisahkan waktu makan antara kedua bahan ini membantu tubuh menyerap protein lebih efektif. Ini berlaku baik untuk sarapan, makan siang, maupun camilan di siang atau sore hari.
3. Telur dan Teh: Polifenol Mengurangi Penyerapan Protein
Telur dan teh sering dikonsumsi bersamaan saat sarapan. Padahal, polifenol dalam teh dapat mengikat protein telur dan menurunkan kemampuan tubuh menyerapnya hingga sekitar 17 persen.
Selain mengurangi penyerapan protein, kombinasi ini bisa menimbulkan gas, kembung, sembelit, atau keasaman. Agar tetap nyaman, beri jarak 30–60 menit antara konsumsi telur dan teh.
Kebiasaan menikmati keduanya bersamaan harus diubah untuk menjaga nutrisi dan pencernaan tetap optimal. Teh bisa diminum setelah sarapan telur atau di waktu lain yang berbeda.
4. Telur dan Gula: Gangguan Metabolisme dan Pencernaan
Gula cepat dimetabolisme dan dapat menimbulkan reaksi kimia yang mengganggu asam amino telur. Kombinasi ini meningkatkan kadar gula darah secara cepat dan bisa memicu resistensi insulin dalam jangka panjang.
Selain itu, telur dan gula bersama-sama dapat menimbulkan ketidaknyamanan pencernaan bagi individu sensitif. Penderita diabetes sebaiknya lebih berhati-hati dan menghindari makanan manis bersamaan dengan telur.
Konsumsi gula secara terpisah dari telur menjaga proses pencernaan seimbang. Ini juga mencegah potensi pembentukan senyawa berbahaya di dalam tubuh.
5. Telur dan Pisang: Kombinasi Padat yang Sulit Dicerna
Telur dan pisang sama-sama bergizi, tapi dikonsumsi bersamaan bisa membebani lambung. Kedua makanan ini padat dan memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna.
Kombinasi tersebut dapat menimbulkan kembung, rasa berat, dan pencernaan yang lambat. Solusinya, nikmati telur di pagi hari dan pisang sebagai camilan terpisah, misalnya setelah sarapan atau di waktu santai.
Minum air putih dan konsumsi makanan kaya serat di antara waktu makan dapat membantu pencernaan. Mengunyah dengan saksama serta makan dengan tenang membuat sistem pencernaan bekerja lebih efektif.
Memperhatikan kombinasi makanan yang tepat dengan telur membantu tubuh menyerap nutrisi optimal. Hindari daging, susu kedelai, teh, gula, dan pisang bersamaan dengan telur agar pola makan lebih sehat dan pencernaan nyaman.
Dengan memahami aturan sederhana ini, sarapan atau hidangan berbahan telur tetap bermanfaat maksimal. Nutrisi dari telur bisa dinikmati sepenuhnya tanpa risiko masalah pencernaan atau metabolisme terganggu.