IHSG Terkoreksi 0,86 Persen, Saham Blue Chip Perbankan Tertekan

Senin, 13 Oktober 2025 | 13:15:59 WIB
IHSG Terkoreksi 0,86 Persen, Saham Blue Chip Perbankan Tertekan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025. Data Bursa Efek Indonesia pukul 09.01 WIB mencatat IHSG terkoreksi 0,86% ke level 8.187,17.

Dari ratusan konstituen, sebanyak 101 saham menguat, 428 melemah, dan 427 stagnan. Pelemahan ini mencerminkan tekanan pada saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi motor utama indeks.

Saham perbankan menjadi sektor yang paling terpukul pada pembukaan perdagangan. PT Bank Permata Tbk. (BNLI) memimpin koreksi dengan turun 2,21% ke Rp5.525 per lembar.

Mengikuti di belakang, saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) melemah 2,10% ke Rp4.190. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga terkoreksi 2,02% ke Rp3.890.

Selain itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 1,61%. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melemah 1,35%, sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terkoreksi 0,71%.

Saham Non-Perbankan dan Grup Konglomerat Lesu

Selain perbankan, saham Grup Prajogo Pangestu juga mencatat kinerja yang lesu pada pembukaan. PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) misalnya, terkoreksi 0,86% ke Rp2.300 per lembar.

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turut melemah 0,76% ke Rp9.775. Penurunan ini menegaskan tekanan yang terjadi tidak hanya di sektor perbankan, tetapi juga industri energi dan investasi.

Hanya sedikit saham berkapitalisasi besar yang menguat pada pembukaan perdagangan. PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) naik 1,88%, sementara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) melonjak 2,47%.

Kenaikan minor ini menunjukkan adanya peluang selektif bagi investor yang mencari saham dengan fundamental kuat. Namun secara keseluruhan, tekanan masih dominan pada saham blue chip.

Sentimen Eksternal dan Prediksi IHSG

Sebelumnya, IHSG diprediksi akan melemah sepanjang pekan ini. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, menyatakan prediksi ini dipengaruhi sentimen perang dagang antara AS dan China.

Kebijakan tarif baru AS terhadap China diperkirakan meningkatkan ketegangan perdagangan global. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dan berpotensi menekan pasar saham domestik.

Menurut Hari, faktor eksternal ini dapat memicu aksi profit taking oleh investor. Risiko keluarnya dana asing (foreign outflow) dari pasar saham Indonesia menjadi perhatian utama pelaku pasar.

IHSG diproyeksikan berpotensi menguji support di level 8.150. Resistance terdekat diperkirakan berada di level 8.272, sehingga pergerakan indeks akan cenderung volatile.

Investor disarankan bersikap defensif dalam menghadapi pasar yang penuh ketidakpastian. Strategi buy on weakness secara selektif dapat diterapkan, khususnya pada saham dengan fundamental kuat.

Pelaku pasar juga diminta memperhatikan kondisi likuiditas. Fokus pada saham blue chip yang relatif stabil dapat menjadi pilihan aman di tengah tekanan global.

Sektor perbankan masih menjadi kunci penggerak IHSG. Penurunan saham bank besar berpotensi memberikan efek dominan terhadap indeks, sehingga investor harus berhati-hati.

Selain itu, saham energi dan investasi yang melemah turut menambah tekanan pada IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa risiko eksternal memengaruhi berbagai sektor secara merata.

Meskipun dibuka melemah, IHSG berpeluang rebound sepanjang hari perdagangan. Lonjakan terbatas dapat terjadi jika ada sentimen positif yang masuk ke pasar domestik.

Investor asing menjadi faktor penting bagi pergerakan IHSG. Masuk atau keluarnya dana asing dapat memperkuat atau melemahkan indeks dalam jangka pendek.

Pergerakan indeks hari ini menjadi indikator sentimen investor terhadap prospek ekonomi global. Ketidakpastian perang dagang AS-China tetap menjadi perhatian utama pasar modal Indonesia.

Koreksi yang terjadi juga dapat dimanfaatkan sebagai momentum selektif membeli saham. Pelaku pasar dengan strategi defensif dapat mencari saham undervalued dengan potensi pemulihan kuat.

Dalam jangka menengah, IHSG masih memiliki potensi untuk bergerak positif. Namun, kestabilan indeks sangat bergantung pada sentimen eksternal dan kondisi makroekonomi domestik.

Investor disarankan tetap memperhatikan rilis data ekonomi terbaru. Informasi seperti inflasi, suku bunga, dan laporan kinerja korporasi akan memengaruhi arah pergerakan pasar.

Meskipun pasar terkoreksi, peluang bagi investor jangka panjang tetap ada. Saham dengan fundamental solid berpotensi memberikan imbal hasil yang stabil seiring pemulihan ekonomi global.

Tekanan pada IHSG pada awal perdagangan menunjukkan perlunya strategi adaptif bagi investor. Pergerakan indeks hari ini mengingatkan pentingnya diversifikasi portofolio.

Investor disarankan tidak panik menghadapi koreksi awal. Aksi defensif dan selektif membeli saham yang undervalued dapat menjadi langkah bijak.

Secara keseluruhan, IHSG mencerminkan ketidakpastian pasar global. Pengaruh perang dagang AS-China menjadi faktor utama yang memicu koreksi di berbagai sektor.

Pergerakan indeks dan saham blue chip perlu dipantau secara berkala. Analisis teknikal dan fundamental dapat membantu investor mengambil keputusan tepat di tengah volatilitas.

Dengan strategi yang tepat, investor dapat memanfaatkan koreksi sebagai peluang. Fokus pada saham berkualitas dan diversifikasi portofolio tetap menjadi kunci menghadapi tekanan pasar.

Terkini