JAKARTA - Minat pasar Eropa terhadap furnitur ramah lingkungan membawa angin segar bagi pelaku industri furnitur Indonesia. Tren ini tercermin dari meningkatnya ekspor ke Prancis hingga pertengahan tahun 2025 yang menunjukkan pengakuan terhadap kualitas dan desain produk lokal.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor furnitur Indonesia ke Prancis mencapai US$ 61,14 juta pada Januari–Juli 2025, naik 1,16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 60,44 juta. Kenaikan ini menjadi bukti bahwa produk furnitur Indonesia masih diminati di tengah ketatnya persaingan pasar global.
Atase Perdagangan Republik Indonesia di Paris, Harry Putranto, mengatakan peningkatan ekspor tersebut mencerminkan semakin kuatnya posisi Indonesia di pasar Eropa. Menurutnya, kualitas, desain, dan prinsip keberlanjutan menjadi daya tarik utama yang membedakan furnitur Indonesia dari produk negara lain.
“Tren furnitur berkelanjutan dan ramah lingkungan di Eropa memberikan peluang besar bagi Indonesia,” ujar Harry.
Keunikan Desain dan Material Jadi Daya Tarik
Furnitur Indonesia dikenal dengan desain yang menonjolkan unsur alami, baik dari segi bahan maupun sentuhan seni pengrajin. Produk berbahan kayu jati, rotan, dan bambu menjadi favorit karena tidak hanya kuat dan tahan lama, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan yang kini menjadi perhatian konsumen global.
Harry menjelaskan bahwa karakter produk Indonesia yang menggabungkan elemen budaya dan ramah lingkungan sesuai dengan arah tren pasar Eropa yang lebih sadar terhadap isu iklim. Oleh karena itu, furnitur asal Indonesia tidak hanya dilihat sebagai barang fungsional, tetapi juga sebagai karya seni yang memiliki nilai estetik tinggi.
“Pasar Eropa, termasuk Prancis, kini lebih selektif terhadap produk yang memiliki sertifikasi lingkungan. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi produsen Indonesia untuk terus berinovasi,” katanya.
Dengan karakter yang unik dan bahan yang berasal dari sumber berkelanjutan, produk furnitur Indonesia semakin mampu bersaing di pangsa pasar menengah hingga premium. Selain itu, gaya tropis dan penggunaan material alami dinilai memberikan kesan hangat dan eksotis yang digemari konsumen Eropa.
Partisipasi di Maison & Objet Paris Jadi Langkah Strategis
Salah satu upaya untuk memperluas pasar dilakukan melalui partisipasi Indonesia dalam pameran Maison & Objet (M&O) Paris 2025. Pameran bergengsi tersebut berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar EUR 500 ribu, atau setara dengan sekitar Rp 9,8 miliar.
Ajang internasional ini menjadi momentum penting bagi pelaku industri furnitur nasional untuk memperkuat jaringan bisnis dan memperluas jangkauan pasar di Eropa. Melalui partisipasi aktif, Indonesia dapat menampilkan keunggulan desain dan inovasi produk yang sejalan dengan preferensi konsumen global.
“Keikutsertaan ini juga menegaskan posisi Indonesia sebagai pemasok produk desain dan furnitur berkelanjutan serta ramah lingkungan yang sesuai tren di pasar Eropa,” jelas Harry.
Partisipasi di M&O Paris bukan hanya sekadar ajang promosi, tetapi juga menjadi wadah untuk memahami lebih dalam kebutuhan dan selera pasar Eropa. Dari sinilah, para produsen dapat menyesuaikan desain, warna, hingga strategi pemasaran agar lebih tepat sasaran.
Selain itu, kegiatan pameran tersebut menjadi sarana efektif untuk menjalin kerja sama dengan importir, distributor, serta desainer internasional yang bisa membuka peluang kolaborasi jangka panjang.
Dukungan Pemerintah untuk Perluas Jangkauan Ekspor
Ke depan, Kementerian Perdagangan bersama KBRI Paris berkomitmen untuk terus memperkuat promosi perdagangan dan kerja sama bisnis. Langkah ini dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti program business matching, penjenamaan kolektif, serta kampanye produk berkelanjutan yang menonjolkan citra positif furnitur Indonesia di pasar global.
Harry menyebutkan bahwa strategi promosi yang terarah menjadi kunci dalam memperluas ekspor furnitur. Selain memperkenalkan produk ke pembeli potensial, promosi yang konsisten juga membantu membangun reputasi Indonesia sebagai negara produsen furnitur berkualitas tinggi.
“Promosi yang dilakukan secara berkelanjutan akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam industri furnitur global,” ujarnya.
Dengan kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan ekspor furnitur ke Prancis tidak hanya meningkat dari sisi nilai, tetapi juga dari segi keberlanjutan dan daya saing produk. Langkah ini sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang berkomitmen terhadap perdagangan hijau dan ramah lingkungan.
Tren Berkelanjutan Jadi Kunci Pertumbuhan
Tren furnitur berkelanjutan kini menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan konsumen di Eropa. Produk yang diproduksi dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi cenderung lebih diminati karena dianggap memiliki tanggung jawab ekologis.
Indonesia memiliki peluang besar dalam hal ini karena sebagian besar bahan baku furnitur berasal dari sumber yang dapat diperbarui, seperti kayu bersertifikat legal dan rotan alami. Nilai tambah ini menjadi daya tarik tersendiri yang memperkuat posisi Indonesia di mata pembeli internasional.
Selain itu, para perajin lokal terus berinovasi dalam mengembangkan desain yang tidak hanya fungsional, tetapi juga artistik dan memiliki nilai budaya. Kombinasi antara keterampilan tradisional dan inovasi modern menjadi kekuatan utama yang membedakan produk Indonesia di pasar global.
Harry menegaskan, agar tren positif ini berlanjut, industri furnitur nasional perlu terus beradaptasi terhadap perubahan preferensi pasar internasional. Penggunaan teknologi ramah lingkungan, sertifikasi produk, dan efisiensi proses produksi menjadi hal yang harus diprioritaskan.
Peluang Besar, Tantangan Juga Tidak Kecil
Meski ekspor ke Prancis mengalami peningkatan, tantangan bagi industri furnitur nasional masih cukup besar. Persaingan dari negara lain seperti Vietnam dan Malaysia menuntut Indonesia untuk terus memperkuat keunggulan kompetitif, baik dari sisi desain maupun kualitas produksi.
Selain itu, tantangan logistik dan biaya pengiriman ke Eropa juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan agar harga produk tetap kompetitif. Pemerintah diharapkan dapat membantu melalui kebijakan yang mendukung efisiensi rantai pasok dan pembiayaan ekspor.
Namun demikian, dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan apresiasi terhadap desain yang bernuansa alami, furnitur Indonesia memiliki potensi besar untuk memperluas pangsa pasar di Eropa. Dengan strategi promosi yang kuat, inovasi produk, dan dukungan penuh dari pemerintah, ekspor furnitur ke Prancis diyakini akan terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang.
Dengan kombinasi antara keunikan desain, prinsip keberlanjutan, dan dukungan promosi yang intensif, industri furnitur Indonesia kini semakin siap bersaing di kancah internasional. Tren positif ekspor ke Prancis menjadi bukti nyata bahwa produk lokal mampu menjadi simbol kreativitas dan tanggung jawab lingkungan yang diakui dunia.