Bus Listrik Produksi Laksana Segera Layani Rute Transjakarta Koridor 2A

Senin, 13 Oktober 2025 | 10:04:00 WIB
Bus Listrik Produksi Laksana Segera Layani Rute Transjakarta Koridor 2A

JAKARTA - Bus listrik hasil produksi dalam negeri dari karoseri Laksana Bus segera menjalani uji coba di Koridor 2A Transjakarta. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperluas penggunaan kendaraan ramah lingkungan di transportasi umum Ibu Kota.

Vice President Corporate Secretary DAMRI, Chrystian R. M. Pohan, menjelaskan bahwa operasional bus listrik akan dilakukan sesuai kebutuhan layanan Transjakarta. “Nantinya akan dioperasikan menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Transjakarta, di antaranya yang sudah dilakukan tes jalur yaitu di Koridor 2A,” kata Chrystian.

Meskipun belum memastikan tanggal pasti operasionalnya, Chrystian menegaskan bahwa bus listrik tersebut sedang dalam tahap pemeriksaan kelayakan oleh PT Transportasi Jakarta. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh unit memenuhi standar keselamatan dan efisiensi operasional.

“Bus listrik dengan karoseri Laksana dapat beroperasi setelah dilakukan pemeriksaan spesifikasi teknik oleh PT Transportasi Jakarta, setelah dinyatakan laik operasi maka bus-bus tersebut akan segera beroperasi,” ujarnya.

Sepuluh Unit Bus Pertama Tiba di Jakarta

Saat ini, sepuluh unit bus listrik produksi Laksana Bus telah tiba di Jakarta untuk menjalani serangkaian uji teknis. Pengiriman dilakukan menggunakan metode towing agar kondisi kendaraan tetap prima hingga sampai ke lokasi.

Chrystian menjelaskan bahwa semua badan bus dikirim dalam keadaan tertutup plastik pelindung. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari prosedur pengiriman untuk menjaga kualitas tampilan dan cat pada bodi kendaraan.

“Keseluruhan badan bus juga dibungkus rapi dengan plastik,” kata Chrystian.

Prosedur tersebut memastikan bahwa bus tetap dalam kondisi terbaik saat diterima Transjakarta. Pengiriman dilakukan secara bertahap, dan unit lainnya akan segera menyusul dari pabrik karoseri di Jawa Tengah.

Proses Pengiriman dengan Standar Khusus

Manajer Brand & Marketing Communication Laksana Bus, Singgih Eko Yudistiro, menjelaskan alasan di balik metode pengiriman dengan pelindung plastik dan towing. Menurutnya, hal ini dilakukan agar cat serta tampilan visual bus tetap terjaga selama proses pengiriman jarak jauh.

“Jadi, area-area yang ada cat dan gambarnya, itu kami wrapping, kami kasih plastik biar tetap bagus, jadi enggak kesenggol-senggol,” kata Singgih.

Ia menambahkan, prosedur penjagaan kualitas ini menjadi bentuk tanggung jawab pabrikan terhadap mutu produk yang akan digunakan masyarakat Jakarta. Bus listrik tersebut diharapkan tiba dalam kondisi sempurna tanpa cacat akibat perjalanan darat yang panjang.

Selain itu, Singgih juga menanggapi pertanyaan warganet mengenai alasan bus tidak dikendarai langsung dari pabrik menuju Jakarta. Menurutnya, hal itu memang bisa dilakukan, namun secara etika dan praktik bisnis dianggap kurang tepat.

“Memang ada yang bilang, kenapa enggak dikendarai saja. Sebenarnya memungkinkan. Tapi, kan biasa orang beli mobil kalau dinaikin sama yang jual kan kurang enak ya,” ujar Singgih.

Bus Listrik untuk Warga Jakarta

Menurut Singgih, ada makna tersendiri di balik keputusan untuk tidak mengendarai langsung bus ke Jakarta. Ia menyebut bahwa pihak Transjakarta menginginkan agar warga Jakarta menjadi pihak pertama yang menggunakan bus tersebut secara resmi.

“Jadi ada treatment khusus, dari pihak Transjakarta kirim mobil towing ke sini. Nah nanti busnya khusus Transjakarta ini yang naik pertama benar-benar warga Jakarta,” ucapnya.

Langkah ini sekaligus menjadi simbol bahwa bus listrik buatan dalam negeri benar-benar disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Bus tersebut akan melayani rute padat di Koridor 2A yang dikenal memiliki mobilitas tinggi setiap harinya.

Dengan penggunaan bus listrik, diharapkan dapat mengurangi polusi udara di Jakarta sekaligus memperkenalkan moda transportasi berkelanjutan yang nyaman bagi pengguna.

Produksi dan Pengiriman Massal

Total terdapat 80 unit bus listrik yang diproduksi oleh Laksana Bus sebagai bagian dari kerja sama dengan DAMRI dan VKTR, pemegang lisensi resmi BYD Indonesia. Pengiriman dilakukan secara bertahap mulai Jumat, 3 Oktober 2025.

Bus-bus tersebut merupakan hasil kolaborasi antara produsen lokal dengan mitra teknologi internasional untuk menghasilkan kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan. Laksana Bus sendiri dikenal sebagai salah satu karoseri terbesar di Indonesia dengan pengalaman panjang dalam industri otomotif.

Chrystian menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk mempercepat elektrifikasi transportasi publik nasional. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, proyek ini juga membuka peluang besar bagi industri otomotif dalam negeri.

“Dengan adanya proyek bus listrik ini, kita ingin membuktikan bahwa produksi dalam negeri mampu memenuhi standar global,” ujarnya.

Upaya Mendukung Transportasi Ramah Lingkungan

Kehadiran bus listrik buatan lokal menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mengurangi emisi karbon di sektor transportasi. Transjakarta sebagai operator utama transportasi publik di ibu kota terus memperluas penggunaan kendaraan listrik untuk menggantikan armada berbahan bakar konvensional.

Pemerintah menargetkan sebagian besar armada Transjakarta dapat beralih ke kendaraan listrik dalam beberapa tahun mendatang. Inisiatif ini tidak hanya mendukung agenda hijau, tetapi juga menjadi peluang besar bagi industri otomotif nasional untuk berkembang.

Bus listrik produksi Laksana Bus diharapkan menjadi contoh keberhasilan kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Kualitas produksi lokal yang terus meningkat menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadirkan solusi transportasi modern berbasis teknologi bersih.

Dengan uji coba di Koridor 2A, Jakarta akan kembali menjadi kota pelopor dalam pengembangan transportasi listrik di Tanah Air. Pemerintah optimistis langkah ini akan membuka jalan bagi perluasan penggunaan bus listrik di kota-kota besar lainnya.

Terkini