JAKARTA - Tanaman herbal thyme (Thymus vulgaris) yang tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia kini semakin dilirik dunia internasional, terutama oleh negara-negara seperti Jepang dan Italia. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor thyme asal Indonesia mengalami lonjakan signifikan sepanjang 2024, menandai peningkatan permintaan global terhadap tanaman herbal asal nusantara tersebut.
Menurut laporan BPS, total nilai ekspor thyme Indonesia pada 2024 mencapai US$123.778, naik pesat dari US$89.415 pada tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Jepang, yang mencatatkan pembelian senilai US$66.726, diikuti oleh Korea Selatan sebesar US$16.608, serta Belanda, Taiwan, dan Australia yang menunjukkan permintaan stabil terhadap produk herbal ini.
Thyme dikenal luas sebagai tanaman yang multifungsi, baik di dunia kuliner maupun pengobatan. Daun, bunga, hingga minyak esensialnya digunakan sebagai bumbu masakan khas Eropa dan Timur Tengah, sekaligus sebagai bahan baku industri obat herbal dan kosmetik.
“Thyme Indonesia memiliki aroma yang lebih kuat karena tumbuh di iklim tropis. Ini yang membedakan dengan produk sejenis dari negara lain,” jelas seorang analis pertanian ekspor di Kementerian Pertanian yang tidak disebutkan namanya secara resmi dalam laporan sektor ekspor rempah.
Thyme atau Thymus vulgaris memiliki cita rasa yang khas: hangat, sedikit pedas, dan menyegarkan, menjadikannya bahan penting dalam berbagai hidangan seperti sup, pasta, roasted chicken, steak, hingga saus marinasi. Namun, bukan hanya kegunaannya di dapur yang membuat thyme diminati.
Tanaman ini memiliki kandungan zat kimia alami yang bersifat antibakteri dan antijamur, serta kaya antioksidan. Dalam praktik pengobatan tradisional, thyme kerap digunakan untuk membantu meredakan batuk, memperkuat sistem imun, dan sebagai antiseptik alami. Bahkan sejak zaman Mesir kuno, thyme digunakan untuk mengawetkan makanan dan merawat luka.
“Minyak esensial thyme sangat digemari di pasar Jepang dan Korea Selatan, terutama untuk produk perawatan kulit dan rambut,” ujar seorang eksportir rempah asal Jawa Barat. Ia menyebutkan bahwa permintaan meningkat terutama dari industri kosmetik yang kini beralih ke bahan-bahan alami dan organik.
Minyak esensial thyme diketahui efektif untuk merawat kulit berminyak, jerawat, dan ketombe, serta menjadi bahan aktif dalam sejumlah merek perawatan kulit terkemuka di Asia. Dengan tren gaya hidup sehat yang terus berkembang, permintaan global terhadap bahan alami seperti thyme diprediksi akan terus meningkat.
Potensi Indonesia dalam pengembangan thyme semakin terbuka lebar. Iklim tropis memungkinkan pertumbuhan thyme dengan rasa dan aroma lebih intens dibandingkan produk dari Eropa atau Timur Tengah. Ditambah lagi dengan semakin majunya teknologi pengolahan dan pengeringan, produk thyme Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional.
Namun, untuk memperkuat posisi di pasar global, para pelaku industri dan pemerintah perlu melakukan berbagai langkah strategis. Mulai dari peningkatan kualitas bibit dan hasil panen, pemberian sertifikasi organik, hingga pengembangan produk turunan seperti teh herbal, minyak atsiri, dan ekstrak thyme dalam bentuk kapsul.
“Peluang thyme Indonesia sangat besar. Tinggal bagaimana kita mengemasnya secara profesional agar bisa bersaing di pasar premium dunia,” lanjut analis Kementerian Pertanian.
Langkah promosi dan edukasi pasar juga menjadi kunci. Mengingat thyme belum sepopuler lada, cengkeh, atau jahe di pasar dalam negeri, namun memiliki nilai jual tinggi di luar negeri, dibutuhkan sosialisasi kepada petani dan pelaku UKM untuk mulai melirik komoditas ini.
Pemerintah pun diharapkan memberikan dukungan, baik melalui pelatihan budidaya dan pascapanen, akses pembiayaan, hingga pendampingan ekspor. Dengan strategi terpadu, thyme bisa menjadi komoditas unggulan baru Indonesia di sektor rempah-rempah.
Dalam jangka panjang, lonjakan permintaan internasional terhadap thyme sejalan dengan tren konsumen global yang semakin sadar akan pentingnya pola hidup sehat dan penggunaan bahan-bahan alami. Indonesia memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan thyme menjadi salah satu produk yang potensial untuk membawa devisa sekaligus memperkuat citra rempah-rempah Indonesia di dunia internasional.
Dengan pertumbuhan ekspor yang konsisten, thyme kini bukan hanya pelengkap dapur, tetapi juga menjadi simbol kekayaan hayati Indonesia yang diakui dan dicari oleh dunia.