BNI Pacu Pertumbuhan Kredit Hijau, Patok Rp199,67 Triliun di 2025

Jumat, 07 Februari 2025 | 13:12:13 WIB
BNI Pacu Pertumbuhan Kredit Hijau, Patok Rp199,67 Triliun di 2025

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan melalui sektor hijau atau green banking. Inisiatif ini merupakan dukungan konkret terhadap prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance atau ESG), sekaligus sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero emission.

Menurut Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, BNI akan mengarahkan sejumlah pembiayaan korporasi kepada berbagai proyek strategis, termasuk industri pupuk dan ketenagalistrikan. "Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami dalam mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” ujar Okki dalam siaran pers yang dirilis pada Jumat, 7 Februari 2025.

Hingga akhir 2024, BNI mencatat peningkatan total pembiayaan berkelanjutan menjadi Rp190,5 triliun dari Rp181,1 triliun pada tahun sebelumnya. Tidak berhenti di situ, BNI menargetkan untuk mendorong pertumbuhan kredit sektor berkelanjutan, dengan prediksi outstanding kredit mencapai Rp199,67 triliun pada akhir 2025.

Pada 2024, sekitar Rp117 triliun telah disalurkan untuk sektor yang berkaitan dengan pemberdayaan sosial dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ini menunjukkan komitmen serius BNI dalam mendukung sektor-sektor yang memberikan manfaat sosial langsung kepada masyarakat luas. Sementara itu, pembiayaan untuk pengelolaan sumber daya alam hayati serta pemanfaatan lahan berkelanjutan mencapai Rp32,4 triliun.

Perhatian BNI juga tertuju pada sektor energi terbarukan dengan portofolio pembiayaan mencapai Rp13 triliun pada 2024. Keberlanjutan air dan manajemen limbah air tidak luput dari perhatian, dengan anggaran pembiayaan senilai Rp25,1 triliun. Sedangkan untuk sektor pengurangan polusi, BNI mengalokasikan Rp2,9 triliun.

Target ambisius ini menegaskan usaha BNI untuk menginternalisasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap lini bisnisnya. Okki Rushartomo menegaskan, “Green economy merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI, dan kami berupaya berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau untuk mewujudkan Indonesia berwawasan lingkungan di masa depan.”

BNI menetapkan sejumlah persyaratan bagi debitur yang ingin memanfaatkan pembiayaannya dalam kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), selaras dengan regulasi yang berlaku. Persyaratan tersebut termasuk jenis proyek yang dibiayai, serta kebutuhan akan sertifikasi atau validasi. Dengan demikian, BNI berharap dapat memastikan bahwa semua proyek yang dibiayai benar-benar selaras dengan prinsip keberlanjutan.

Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, BNI juga fokus pada pembiayaan berbasis KKUB untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) serta UMKM. Implementasi ESG menjadi prioritas utama perusahaan untuk menegaskan diri sebagai pionir dalam keuangan berkelanjutan. “Implementasi ESG menjadi fokus kami dalam menyalurkan pembiayaan sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” pungkas Okki.

BNI tidak hanya memandang pembiayaan hijau dan berkelanjutan sebagai sebuah trend, melainkan sebagai kebutuhan mendesak yang harus diadopsi semua sektor untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan target ambisius Rp199,67 triliun untuk 2025 ini, BNI berharap dapat berkontribusi signifikan dalam pengembangan ekonomi hijau yang berkelanjutan di Indonesia.

Komitmen BNI untuk mendorong pertumbuhan kredit hijau dan berkelanjutan ini juga bertujuan untuk merespon tantangan perubahan iklim yang kian mendesak. Ini sejalan dengan target nasional Net Zero Emission Indonesia di 2060 atau lebih awal. Dengan begitu, BNI tidak hanya berkontribusi pada sektor finansial tetapi juga kepada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial komunitas.

Terkini