JAKARTA - Real Madrid kembali berada di pusaran isu boikot menjelang ajang Ballon d’Or 2025. Hubungan klub dengan penyelenggara, France Football, masih belum menemukan titik temu, menyisakan ketidakpastian menjelang malam penghargaan yang dijadwalkan pada 22 September 2025. Masalah ini menimbulkan spekulasi luas di kalangan media dan penggemar sepak bola, terutama setelah absennya Los Blancos pada ajang serupa musim lalu.
Ketika itu, keputusan Real Madrid menolak hadir menuai banyak kritik. Absennya Carlo Ancelotti dan sejumlah pemain klub terasa janggal, mengingat prestasi mereka yang menonjol di musim sebelumnya, termasuk penghargaan individu yang mereka raih. Ketidakikutsertaan mereka membuat panggung terlihat kosong, bahkan ketika beberapa bintang baru seperti Kylian Mbappe juga memilih untuk tidak hadir.
Hubungan Retak dengan Penyelenggara
Laporan menyebut France Football telah berupaya memperbaiki hubungan dengan Real Madrid. Delegasi khusus bahkan dikirim langsung ke ibu kota Spanyol untuk melakukan pendekatan, dengan harapan bisa memastikan hubungan kedua pihak membaik sebelum malam penghargaan. Namun, hasil pertemuan tersebut belum memberikan kepastian, sehingga peluang boikot dari Madrid tetap terbuka lebar.
Hingga saat ini, Real Madrid belum mengumumkan sikap resmi mengenai keikutsertaannya di Ballon d’Or 2025. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya mediasi, jarak antara klub dengan penyelenggara masih cukup signifikan. Media Spanyol menekankan bahwa pembicaraan kedua pihak belum menemukan jalan keluar, dan ketegangan lama dari musim sebelumnya seolah kembali muncul ke permukaan.
Keputusan untuk hadir atau tidak tentu berdampak pada citra klub dan pemainnya. Ketegangan ini juga menimbulkan tanda tanya tentang bagaimana hubungan Real Madrid akan berkembang dengan institusi internasional yang menaungi penghargaan individual paling prestisius di dunia sepak bola ini.
Kandidat Real Madrid di Ballon d’Or 2025
Meskipun berpotensi absen, Real Madrid tetap memiliki sejumlah perwakilan dalam daftar kandidat Ballon d’Or tahun ini. Beberapa nama besar kembali masuk nominasi, termasuk Vinicius Junior, Kylian Mbappe, dan Jude Bellingham. Sementara itu, Dean Huijsen bersaing di Kopa Trophy, dan Thibaut Courtois masuk dalam nominasi Yashin Trophy.
Jika Real Madrid benar-benar memutuskan untuk tidak hadir, kehadiran para bintang tersebut di panggung penghargaan akan terhalang. Hal ini tentu akan semakin menyoroti renggangnya hubungan klub dengan France Football, sekaligus memunculkan perdebatan tentang etika dan loyalitas pemain terhadap institusi penghargaan.
Keputusan untuk memboikot atau tetap hadir menjadi dilema strategis bagi klub. Di satu sisi, absen bisa menjadi bentuk sikap tegas terhadap ketidaksepakatan dengan penyelenggara. Di sisi lain, ketidakhadiran bisa memengaruhi eksposur para pemain di kancah internasional, terutama bagi mereka yang sedang bersaing ketat untuk gelar individu.
Dampak Boikot terhadap Persepsi Publik
Boikot yang sempat terjadi musim lalu terbukti menimbulkan kontroversi di media dan di kalangan penggemar. Banyak pihak mempertanyakan profesionalisme klub dan pelatih dalam menghadapi ajang internasional yang bergengsi. Absennya nama-nama besar dari panggung penghargaan memberikan kesan kurang sportif, meski pada sisi lain hal tersebut juga menunjukkan bahwa klub berani mengambil sikap tegas terhadap penyelenggara yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi mereka.
Situasi ini menekankan bahwa hubungan antara klub besar dan institusi penghargaan bukan sekadar urusan prestasi di lapangan, tetapi juga menyangkut politik, negosiasi, dan pengaruh di tingkat internasional. Ballon d’Or, sebagai ajang penghargaan paling prestisius di sepak bola, bukan hanya soal individu pemain, tetapi juga reputasi klub di mata dunia.
Dengan panggung Ballon d’Or 2025 yang tinggal menghitung hari, fokus kini tertuju pada keputusan Real Madrid. Apakah Los Blancos akan kembali memboikot, ataukah mereka memilih hadir untuk mendukung para pemainnya yang masuk nominasi? Pilihan yang diambil klub akan menjadi sorotan utama media internasional dan menjadi salah satu cerita menarik musim ini, jauh di luar lapangan.