JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025 dengan penguatan yang cukup meyakinkan. Pada sesi pembukaan, IHSG berada di level 7.951,865, sebelum kemudian naik 29,134 poin atau setara 0,37 persen menjadi 7.965,310 hingga pukul 09.10 WIB.
Kinerja awal pasar menunjukkan sebanyak 285 saham emiten mengalami penguatan. Sementara itu, 187 saham tercatat melemah, dan 180 lainnya stagnan. Aktivitas transaksi cukup ramai di awal sesi, dengan nilai mencapai Rp2,660 triliun dan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 5,719 miliar lembar.
Pergerakan ini memberi sinyal positif bagi investor yang tengah mencari momentum di tengah dinamika global dan regional.
Proyeksi Pergerakan IHSG
Meski dibuka menguat, analis melihat pergerakan IHSG masih berpotensi cenderung mendatar (sideways) pada kisaran level 7.900–7.970. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai area support IHSG berada di 7.850–7.900, sementara area resist berada pada level 7.970–8.000.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, Selasa, 27 Agustus 2025, IHSG ditutup naik 0,38 persen. Namun, kenaikan tersebut diiringi net sell asing sebesar Rp141 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dilepas asing kala itu di antaranya BBCA, BMRI, TLKM, ADRO, dan AMMN.
Dengan posisi teknikal saat ini, pelaku pasar masih perlu mewaspadai potensi konsolidasi, meski tren jangka pendek menunjukkan peluang positif.
Sentimen Global dan Regional
Kinerja bursa internasional turut menjadi faktor penopang IHSG. Pada Rabu, 27 Agustus 2025 bursa saham Amerika Serikat kompak menguat. Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, didorong ekspektasi investor terhadap laporan keuangan Nvidia yang dinilai berpotensi menentukan arah pasar saham.
Secara rinci, indeks S&P 500 naik 0,24 persen, Nasdaq Composite menguat 0,21 persen, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 0,32 persen.
Sementara di kawasan Asia-Pasifik, pergerakan bursa lebih bervariasi. Nikkei 225 Jepang tercatat naik 0,30 persen, sedangkan Topix turun tipis 0,07 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,25 persen, dan Kosdaq bertambah tipis 0,01 persen. Bursa Australia melalui indeks S&P/ASX 200 naik 0,28 persen, sementara Hang Seng Hong Kong justru melemah cukup dalam sebesar 1,27 persen.
Selain itu, pasar saham India menjadi perhatian global setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif tambahan hingga 50 persen atas ekspor asal India. Kebijakan ini merupakan respons dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap besarnya impor energi Rusia oleh India.
Kondisi regional yang beragam ini menjadi salah satu penentu arah IHSG dalam jangka pendek, terutama terkait arus modal asing.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Sejalan dengan proyeksi pergerakan indeks, sejumlah saham disebutkan berpotensi menjadi pilihan trading pada hari ini. Berikut rekomendasi saham dengan strategi speculative buy (spec buy):
BBRI
Area beli Rp4.100–Rp4.130, cut loss di bawah Rp4.080. Target jual Rp4.170–Rp4.230 (jangka pendek).
DEWA
Area beli Rp222–Rp226, cut loss di bawah Rp218. Target jual Rp230–Rp236 (jangka pendek).
TLKM
Area beli Rp3.130–Rp3.170, cut loss di bawah Rp3.100. Target jual Rp3.200–Rp3.250 (jangka pendek).
PGAS
Area beli Rp1.650–Rp1.665, cut loss di bawah Rp1.650. Target jual Rp1.675–Rp1.700 (jangka pendek).
PNLF
Area beli Rp264–Rp266, cut loss di bawah Rp262. Target jual Rp270–Rp274 (jangka pendek).
FILM
Area beli Rp2.900–Rp2.960, cut loss di bawah Rp2.870. Target jual Rp3.000–Rp3.100 (jangka pendek).
Saham-saham tersebut dipandang memiliki peluang teknikal menarik, terutama bagi pelaku pasar yang mencari momentum jangka pendek di tengah pergerakan indeks yang masih relatif konsolidatif.
Secara keseluruhan, IHSG mengawali perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025 dengan penguatan yang cukup stabil di tengah dinamika pasar global. Dukungan dari bursa Amerika Serikat yang mencetak rekor baru, serta variasi pergerakan di kawasan Asia-Pasifik, menjadi latar belakang pergerakan positif indeks domestik.
Meskipun analis masih melihat peluang IHSG bergerak sideways dalam kisaran terbatas, sejumlah saham unggulan tetap menawarkan peluang menarik untuk strategi trading harian. Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada arah pergerakan modal asing dan faktor eksternal yang masih bisa memengaruhi sentimen dalam beberapa waktu ke depan.