10 Kandungan Skincare Berbahaya yang Harus Dihindari

Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:49:51 WIB
10 Kandungan Skincare Berbahaya yang Harus Dihindari

JAKARTA - Dalam dunia perawatan kulit, memilih produk yang tepat bukan hanya soal efektivitas, tetapi juga keamanan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Beberapa komponen yang umum ditemukan dalam produk skincare ternyata berpotensi merusak kesehatan kulit bila digunakan terus-menerus. Untuk itu, penting bagi setiap konsumen untuk mengenali kandungan-kandungan yang sebaiknya dihindari demi menjaga kulit tetap sehat dan terlindungi.

Bahan Berisiko Tinggi dalam Produk Perawatan Kulit

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES) merupakan surfaktan yang sering digunakan untuk menghasilkan busa melimpah di sabun, sampo, dan pembersih wajah. Walau memberikan sensasi bersih, bahan ini bisa mengikis minyak alami kulit, memicu kekeringan, rasa ketat, dan iritasi, terutama pada pemilik kulit sensitif. Penggunaan jangka panjang berisiko menyebabkan eksim dan dermatitis.

Paraben, seperti methylparaben dan propylparaben, sering dipakai sebagai pengawet agar produk tahan lama. Namun, bahan ini dicurigai dapat meniru hormon estrogen sehingga mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Paraben juga dikenal sebagai penyebab alergi dan iritasi kulit yang membuatnya perlu diwaspadai.

Alkohol Denat (Denatured Alcohol) banyak ditemukan dalam toner dan tabir surya karena sifatnya yang cepat menguap dan memberikan efek ringan. Namun, pemakaian berulang dapat mengeringkan kulit dan melemahkan lapisan pelindung kulit (skin barrier), sehingga kulit jadi lebih rentan terhadap infeksi, polusi, dan jerawat.

Fragrance atau parfum sintetis ditambahkan untuk memberi aroma menarik pada produk. Sayangnya, zat ini sering kali menjadi penyebab iritasi dan alergi, terutama bagi mereka yang berkulit sensitif. Beberapa aroma sintetis juga mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa berdampak negatif jika digunakan dalam jangka panjang.

Bahaya Logam Berat dan Bahan Kimia Beracun

Merkuri adalah logam berat yang banyak ditemukan pada produk pemutih kulit ilegal. Paparan merkuri dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit, ginjal, dan sistem saraf. Selain itu, merkuri juga memicu iritasi, alergi, dan gangguan hormonal yang berbahaya bagi tubuh.

Hydroquinone, zat pencerah kulit yang populer, efektif mengatasi hiperpigmentasi jika digunakan dengan dosis tepat. Namun, jika konsentrasinya lebih dari 2%, hydroquinone dapat menimbulkan iritasi, hipopigmentasi, bahkan risiko kanker kulit. Penggunaan jangka panjang harus diawasi ketat agar efek samping bisa diminimalkan.

Retinol atau vitamin A adalah bahan aktif dalam produk anti-aging dan jerawat. Walaupun efektif, konsentrasi tinggi retinol dapat menyebabkan kemerahan, pengelupasan, dan iritasi. Pemakaian berlebihan juga berpotensi merusak lapisan pelindung kulit sehingga penggunaan yang bijak sangat dianjurkan.

Formaldehida dan bahan pelepas formaldehida sering digunakan sebagai pengawet. Zat ini diketahui dapat memicu reaksi alergi dan iritasi pada kulit, serta diduga meningkatkan risiko kanker. Beberapa produk kosmetik melepaskan formaldehida secara perlahan, yang bisa berakumulasi dan menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.

Zat Kimia yang Mengganggu Sistem Hormon

Phthalates digunakan untuk meningkatkan elastisitas dan stabilitas produk. Namun, senyawa ini dapat mengganggu sistem endokrin dan menimbulkan masalah hormonal, bahkan dikaitkan dengan risiko cacat lahir dan gangguan reproduksi.

Lead (Timbal), meski tidak sering diungkapkan, dapat ditemukan dalam beberapa produk kosmetik sebagai pewarna atau pengawet. Paparan timbal bersifat toksik, dapat menyebabkan keracunan, gangguan saraf, dan berbagai masalah kesehatan serius. Timbal yang terakumulasi dalam tubuh lama-kelamaan dapat menimbulkan efek berbahaya yang sulit diatasi.

Menjadi konsumen yang cerdas adalah langkah pertama untuk melindungi kulit Anda dari efek negatif bahan berbahaya. Selalu perhatikan label dan daftar kandungan pada produk skincare yang Anda pilih. Hindari bahan-bahan berisiko dan utamakan produk dengan formulasi aman yang sudah teruji. Dengan langkah ini, Anda tidak hanya merawat kulit secara optimal tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang. Kulit yang sehat dimulai dari pemilihan produk yang tepat.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB