Riset Ilmiah Ungkap Bahaya BPA pada Galon Guna Ulang

Rabu, 06 Agustus 2025 | 08:27:04 WIB
Riset Ilmiah Ungkap Bahaya BPA pada Galon Guna Ulang

JAKARTA - Kesadaran masyarakat akan keamanan kemasan air minum kian meningkat. Salah satu perhatian utama adalah galon guna ulang berbahan polikarbonat yang berpotensi meluruhkan senyawa Bisphenol A (BPA) ke dalam air. Meski sering dianggap sepele, paparan BPA memiliki risiko jangka panjang yang bisa memengaruhi kesehatan, terutama bila terakumulasi di tubuh manusia.

BPA adalah bahan kimia yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik keras, termasuk galon air minum dalam kemasan (AMDK). Sejumlah riset ilmiah dari berbagai negara selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa senyawa ini termasuk kategori endocrine disruptor, yang mampu meniru hormon estrogen di tubuh manusia. Jika paparan terjadi terus-menerus, dampaknya bisa meluas, mulai dari gangguan reproduksi, risiko obesitas, hingga memicu kanker dan kelainan neurobehavioral.

Efek Jangka Panjang yang Sering Terabaikan

Sejumlah studi menegaskan bahwa efek BPA bersifat akumulatif dan sering tidak disadari. Penelitian Harvard College pada 2009 misalnya, menemukan bahwa hanya dalam waktu satu minggu menggunakan wadah polikarbonat, kadar BPA dalam urin bisa naik hingga 69%.

Riset lebih mutakhir di Kenya pada 2024 menunjukkan bahwa seluruh sampel galon polikarbonat baik yang baru maupun lama melepaskan BPA dengan kadar melampaui ambang batas aman konsumsi harian (TDI) yang saat itu ditetapkan sebesar 4 mikrogram/kg berat badan. Data ini semakin menguatkan kekhawatiran global akan risiko yang tersembunyi di balik penggunaan galon guna ulang.

European Food Safety Authority (EFSA) pada April 2023 bahkan memperketat aturan dengan menurunkan batas aman TDI BPA menjadi hanya 0,2 nanogram/kg berat badan per hari, atau 20.000 kali lebih rendah dari ketentuan sebelumnya di 2015. Perubahan signifikan ini muncul karena bukti ilmiah menunjukkan bahwa paparan dosis sangat kecil sekalipun bisa berdampak negatif dalam jangka panjang, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Langkah Regulasi di Berbagai Negara

Seiring bertambahnya bukti ilmiah, sejumlah negara mengambil langkah tegas. Komisi Eropa resmi melarang penggunaan BPA pada seluruh bahan yang bersentuhan dengan makanan dan minuman per 19 Desember 2024. Beberapa negara seperti Prancis, Belgia, Swedia, dan Tiongkok juga menerapkan kebijakan serupa untuk menekan risiko kesehatan masyarakat.

Di Indonesia, perhatian terhadap bahaya BPA mulai menguat setelah berbagai temuan lapangan memunculkan kekhawatiran. Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) melakukan investigasi pada akhir 2024 dan menemukan hampir 40% galon guna ulang yang beredar telah melewati usia pakai aman. Bahkan, ada galon yang digunakan selama 2–4 tahun, jauh di atas rekomendasi maksimal satu tahun atau sekitar 40 kali isi ulang menurut pakar polimer Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid.

“Galon itu seharusnya sudah ditarik dari peredaran karena berpotensi menimbulkan risiko kesehatan,” tegas Ketua KKI, David Tobing. Ia menambahkan, semakin lama galon digunakan, semakin besar peluang BPA meluruh ke dalam air minum.

BPOM juga menggelar uji post-market pada Januari 2022 yang hasilnya cukup mengkhawatirkan: 33% sampel dari distribusi dan 24% dari produksi menunjukkan migrasi BPA mendekati batas berbahaya. Kelompok rentan seperti bayi usia 6–11 bulan dan anak-anak 1–3 tahun memiliki risiko paparan lebih tinggi, masing-masing 2,4 kali dan 2,12 kali dibandingkan orang dewasa.

Merespons temuan tersebut, BPOM mengeluarkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 yang mewajibkan label peringatan “Berpotensi Mengandung BPA” pada galon polikarbonat. Peraturan ini disertai masa transisi hingga 2028, meski sebagian pelaku industri sempat menolak. Namun, David Tobing mendesak agar pemberlakuan label dan aturan batas usia pakai galon bisa dipercepat demi melindungi konsumen dari risiko paparan BPA yang tidak terlihat namun nyata.

Dengan maraknya temuan ilmiah internasional dan semakin ketatnya regulasi global, edukasi masyarakat soal keamanan kemasan air minum menjadi semakin penting. Memahami bahaya BPA bukan hanya tentang kesehatan individu, tetapi juga upaya jangka panjang untuk melindungi generasi mendatang dari paparan senyawa kimia yang bekerja diam-diam di tubuh manusia.

Terkini

Cara Menghitung Tarif Pajak PPH 21 2025

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:52 WIB

Kesehatan Mental Adalah: Pentingnya Bagi Kesehatan Tubuh!

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB

Cara Menabung Emas di Pegadaian: Syarat dan Manfaat

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB