Pasar Otomotif Lesu, Laba Astra Tertekan

Jumat, 01 Agustus 2025 | 11:39:00 WIB
Pasar Otomotif Lesu, Laba Astra Tertekan

JAKARTA - Lesunya pasar otomotif nasional memberikan dampak signifikan pada kinerja keuangan PT Astra International Tbk. (ASII) di paruh pertama 2025. Perusahaan mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,51 triliun, turun 2,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15,85 triliun. Penurunan ini terjadi meski pendapatan bersih ASII justru mengalami sedikit kenaikan.

Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, menegaskan bahwa kondisi bisnis yang menantang memengaruhi seluruh portofolio usaha perseroan. “Kinerja Grup pada semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Otomotif dan Alat Berat Tekan Laba

Kontributor terbesar laba Astra, yakni segmen otomotif, mengalami penurunan 8% secara tahunan menjadi Rp5,3 triliun. Penurunan ini mencerminkan melemahnya volume penjualan mobil dan motor di tengah pasar otomotif nasional yang lesu.

Segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi melalui PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga menurun 15% menjadi Rp5 triliun. Djony menjelaskan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh curah hujan tinggi yang mengganggu jasa penambangan, serta harga batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Di sisi lain, beberapa lini bisnis Astra justru mencatat pertumbuhan positif. Divisi agribisnis melalui PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mencatatkan kenaikan laba 40% menjadi Rp559 miliar. Sementara itu, segmen jasa keuangan tumbuh 6% menjadi Rp4,4 triliun, ditopang oleh peningkatan portofolio pembiayaan konsumen.

Secara keseluruhan, Astra membukukan pendapatan bersih Rp162,85 triliun pada semester I/2025, naik 1,8% dibanding Rp159,96 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Namun, beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp128,02 triliun dari Rp124,36 triliun, sehingga laba bruto turun dari Rp35,6 triliun menjadi Rp34,83 triliun.

Strategi Efisiensi dan Pemangkasan Capex

Menghadapi tekanan ekonomi dan daya beli yang melemah, Astra mengambil langkah efisiensi melalui pemangkasan belanja modal (capital expenditure/capex). Tahun 2025, capex diturunkan menjadi sekitar Rp25 triliun dari sebelumnya Rp32 triliun pada 2024.

“Bisnis inti ini menjadi perhatian kita karena itulah yang mengenerate profit yang lebih stabil saat ini, walaupun di tengah situasi yang kurang kondusif. Ini akan menjadi perhatian kita, bagaimana melakukan optimalisasi seluruh bisnis inti Astra,” jelas Djony.

Capex akan tetap difokuskan pada sektor bisnis utama seperti otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, serta properti. Meski demikian, Astra tidak menutup kemungkinan untuk memangkas lagi alokasi belanja modal jika kondisi ekonomi global semakin tidak menentu.

“Kita perlu lebih waspada dalam mengguyur belanja modal. Jadi, bisa saja akan turun bahkan hari ini kita perkirakan setahun (capex) akan menjadi Rp25 triliun, tapi bisa juga turun menjadi di bawah Rp25 triliun,” tambah Djony.

Meski menghadapi penurunan laba, manajemen Astra tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio bisnis yang terdiversifikasi. “Kami juga berkomitmen untuk menjaga disiplin keuangan serta keunggulan operasional, sambil terus secara seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang,” pungkas Djony.

Terkini

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Alasan Shopee PayLater Tidak Bisa Digunakan dan Solusinya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Asuransi Mobil All Risk: Manfaat, Jenis, dan Keutungannya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

12 HP Gaming Murah 2025, Andal tanpa Mahal

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB