Transportasi Jakarta Jadi Perhatian Dunia

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:38:36 WIB
Transportasi Jakarta Jadi Perhatian Dunia

JAKARTA - Upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membenahi sistem transportasi publik tidak hanya berdampak secara lokal, tetapi kini mendapat pengakuan dari dunia internasional. Dalam kunjungan kerjanya ke forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa perhatian terhadap Jakarta kini lebih besar dari sebelumnya—terutama dalam hal kemajuan transportasi massal dan kebijakan inklusif di perkotaan.

Pernyataan Pramono yang membandingkan Jakarta dengan kota metropolitan New York menjadi sorotan. Menurutnya, Jakarta telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam mengatasi kemacetan, bahkan berhasil keluar dari daftar kota paling macet di dunia.

“Sekarang ini dibandingkan dengan New York, Jakarta jauh lebih baik. Dulu Jakarta enggak pernah enggak 10 besar kota macet, sekarang ini New York tetap kota macet, Jakarta udah nomor 90,” ujarnya saat ditemui di Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Lompatan Besar dalam Sistem Transportasi dan Perencanaan Kota

Jakarta, yang dahulu kerap berada di peringkat atas sebagai kota termacet, kini berhasil turun ke posisi ke-90 dalam pemeringkatan global tingkat kemacetan. Pramono menyebutkan bahwa perubahan ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan jangka panjang dan penguatan integrasi berbagai moda transportasi.

Sistem transportasi publik seperti MRT, LRT, Transjakarta, Transjabodetabek, dan KRL disebutnya telah memberi pilihan mobilitas yang lebih baik kepada warga ibu kota. Seluruh jaringan transportasi ini terhubung melalui skema integrasi yang kian hari kian membaik, memberikan pengalaman perjalanan yang lebih efisien dan terjangkau.

“Mudah-mudahan ini menjadi penopang utama untuk mengatasi persoalan kemacetan di Jakarta,” kata Pramono.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari penerapan strategi push-and-pull oleh pemerintah daerah yang bertujuan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi sambil menarik minat masyarakat terhadap angkutan umum. Kebijakan ini mencakup perbaikan layanan publik dan restriksi terhadap kendaraan pribadi di titik-titik tertentu.

Jakarta Menuju Kota Berkelanjutan dan Inklusif

Kehadiran Jakarta dalam forum PBB bukan hanya karena prestasi di sektor transportasi. Kota ini juga dinilai berhasil dalam mengembangkan kebijakan yang inklusif, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi masyarakat urban serta perlindungan bagi kelompok rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas.

“Pertumbuhan ekonomi rakyat dan perlindungan kelompok rentan dianggap bisa jadi role model oleh dunia internasional,” ungkap Pramono.

Ia meyakini bahwa kota besar tidak hanya dituntut untuk efisien secara infrastruktur, tetapi juga mampu menciptakan ruang hidup yang adil dan setara bagi semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah terus menggulirkan program-program yang mendukung pemberdayaan komunitas serta penguatan aksesibilitas bagi semua pengguna kota.

Inspirasi dari New York: Jakarta Siapkan Ruang Publik Hijau

Dalam kesempatan yang sama, Pramono juga meninjau kawasan High Line di New York, yakni sebuah ruang hijau hasil transformasi bekas rel kereta api menjadi taman publik modern. Ia menyampaikan bahwa konsep tersebut menginspirasi Jakarta untuk memanfaatkan lahan-lahan non-produktif milik pemerintah menjadi ruang terbuka hijau yang bisa diakses semua warga.

“Kalau itu bisa dikembangkan, pembebasan lahannya pasti hampir tidak ada. Ini bisa jadi ruang publik baru yang berkualitas untuk masyarakat,” ucapnya.

Pramono menegaskan, proyek ini bukan hanya soal keindahan kota, melainkan juga bagian dari visi Jakarta untuk menghadirkan lingkungan yang sehat, inklusif, dan ramah bagi pejalan kaki.

Sejalan dengan itu, pembangunan infrastruktur seperti terowongan MRT terdalam dan skywalk tambahan juga terus dilanjutkan untuk melengkapi jaringan transportasi serta memperkuat konektivitas antarwilayah.

Perluasan Kerja Sama Global

Pemprov DKI Jakarta juga terus memperluas jangkauan kerja sama internasional. Kolaborasi dengan kota-kota dunia seperti Heidelberg (Jerman) dan Buenos Aires (Argentina) menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menempatkan Jakarta dalam daftar 50 kota terbaik dunia.

Langkah ini menunjukkan bahwa transformasi Jakarta bukan hanya slogan. Dengan pendekatan yang terencana, partisipatif, dan inklusif, Jakarta dinilai mampu menjadi contoh bagi kota-kota besar lain di dunia dalam menghadapi tantangan urbanisasi modern.

Terkini

Cara Menghitung Tarif Pajak PPH 21 2025

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:52 WIB

Kesehatan Mental Adalah: Pentingnya Bagi Kesehatan Tubuh!

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB

Cara Menabung Emas di Pegadaian: Syarat dan Manfaat

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB